Part. 10
Kak jimmy
langsung mengelus punggangku dan memelukku balik. Dia biarkan aku menangis
didadanya. Mungkin dia tahu aku butuh pelampiasan kesedihan jadi dia biarkan
diriku menangis didadanya. Rasanya ada sedikit beban yang terlepas, ketika ada
seseorang yang peduli ketika kita sedang sedih dan down maka ada sedikit semangat
yang kembali dan membikin hidup menjadi lebih kuat.
Setelah
beberapa saat aku terisak dan aku merasa lelah dan akupun tertidur.
Tengah malam
aku terbangun, aku pengen pipis. Hehehehe, kak Jimmy masih memelukku tapi dia
tertidur juga. Udah ah buru buru pegen ke kamar mandi, daripada ngompol. Aku
senang punya kakak yang begitu baik yang bisa aku bagi kesedihanku, walaupun
dia tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi tapi dia tetap peduli padaku. Jo
sayang kamu kak Jimmy.
Setelah dari
kamar mandi aku tidak ke kamar kak Jimmy lagi, tapi kembali ke kamarku. Aku
hanya duduk di tempat tidur, merenung apa yang terjadi padaku. Aku ingin
melupakan semuanya, walaupun ini gak mungkin tapi aku ingin melupakan semuanya.
Please seseorang, tolong pukul dan getok kepalaku pake kayu atau palu kayak di
sinetron sinetron Indonesia sehingga aku bisa amnesia. Tuhan, please …… kirim
aorang itu tuhan. Kirim segera tuhan jangan lama. Hmmmm doa yang gak mungkin
terkabul. Hufft
Hampir sejam
aku seperti itu, kupendarkan dan kutemukan sosok boneka beruang dari Hyung dan
aku merasakan hatiku teriris. Aku ambil boneka beruang itu dan langkahkan kaki
ke dapur mencari korek api dan kutemukan. Langsung aku menuju halaman belakang
rumah, unuk beberapa saat aku bimbang, lakukan atau tidak. Tapi bayang bayang
Hyung harus aku lupakan jika aku ingin bisa hidup lagi. Teddy, maafin aku ya
dan aku bakar boneka pemberian Hyung.
Air mataku
meleleh bersamaan dengan nyala api dan bau sangit yang tersebar. Tiba tiba ada
tangan yang merangkulku dari samping, aku menoleh dan kak Jimmy sudah duduk
disampingku sambil merangkulku. Dia tanya ada apa dan aku ceritakan semuanya
padanya. Aku letakkan kepalaku di pundaknya.
Tiba tiba
kan jimmy mengambil HP nya, ada sms masuk katanya. Kemudian setelah membacanya
dia melanjutkan omongannya
“Memang kamu
harus gini Jo? Kan memang cinta sejenis kayak gitu gak ada masa depannya, kamu kan
masih bisa bersamanya walau jadi yang kedua kan?”
“Maksudnya
kak?”
“Ya terima
aja, yang penting dia cinta sama kamu dan perhatiannya untukmu gak hilang”
“Mungkin kak
bagi sebagian orang menerima hal itu. Mungkin mereka merasa senang sudah
diperhatikan, sudah disayang. Gak penting apakah pasangannya sudah ada
istri/pacar cewek dan lebih parahnya mungkin punya banyak pacar juga. Tapi Jo
bukan kayak gitu, Jo hanya ingin disayang dan menyayangi satu orang yang
spesial. Jo ingin komitmen dan pembuktian, bagi Jo, itu semua membuktikan dia
tidak bisa bersikap dewasa dan merasa yang dilakukan salah”
“Salah
gimana jo?”
“Salah,
karena kalau tidak ada perasaan itu maka dia tidak akan mencari pembenaran
untuk mencari yang lain. Mencari pembenaran untuk berpacaran dengan cewek.
Alasan apapun itu Jo tidak akan terima”
“Ini kan
menurut Jo, apakah menurut Jo pendapat itu adalah hal yang benar?”
“Iya, orang
harus punya prinsip dan itu kebenaran yang Jo pegang. Tanpa itu kita akan rela
diselingkuhi dan bilang wajar. Bagi jo itu gak wajar, tapi kalau mau melakukan
itu Jo gak akan ikut campur karena dia bukan Jo, dan jo gak akan marah. Jo
sangat kecewa ketika yang melakukan itu Hyung yang benar benar Jo sayang, tapi
Jo gak marah karena itu keputusan dan prinsip yang dia ambil, Jo kecewa saja
dan jo gak akan toleransi hal itu”
“Jo udah
dewasa ya, kakak sayang Jo. Pasti nanti ada kok penggantinya”
“Iya kak, Jo
sangat sayang dan cinta pada Hyung, tapi jo hargai keputusan dia untuk hal itu
dan aku harap Hyung juga hargai keputusanku”
“Emang gak
ada alasan untuk memaafkan dia?”
“Gak ada
yang perlu dimaafkan kok kak, dalam hal ini gak ada yang salah tapi hanya beda
prinsip. Jo hanya berharap dia bahagia dengan pasangan ceweknya saja kak.
Minggu depan mereka bertunangan kak, aku gak kuat kalau disini. Jo bisa minta
bantuan gak kak?”
“Apa dik”
“Tolong
pesenin tiket ke singapura buat lusa ya kak, Jo mau ke tempat Opa”
“Jo, kan
kamu kuliah? Lalu gimana?”
“Please kak,
please bantu ya. Biar Jo bisa tenang sedikit”
“Iya iya,
apakah ini harus Jo, kamu beneran cinta ya sama dia”
“Iya kak,
Aku sangat sayang sama Hyung, semoga ini bisa sedikit menghilangkan sakit di
hati ini kak”
Kabar aku
putus tidak aku kasih tahu ke monyet. Kak jimmy bilang sudah dapat tiketnya dan
besok dikasih, penerbangannya sore hari. Aku gak ingin mama dan papa yang
disana tahu aku mau kesana karena pasti akan dicegah, tapi kalau aku sudah
disana pasti mereka akan menerimaku. Pasti mereka maklum kalau aku cerita. Ya,
kedua orang tuaku sudah tahu aku gay, mereka sudah menyadarinya kayaknya dan
ketika aku bilang pada mereka untungnya mereka masih menerimaku walau agak
syock dan mama menangis waktu itu, tapi semua hal itu sudah masa lalu dan
mereka menerimaku, itu yang terpenting.
Besok
saatnya aku pergi, aku gak mau persiapan macam macam, cukup bawa pasport dan
dompet saja sebenarnya. Disana ada kok bajuku dan kalau perlengkapan tinggal
minta mama aja nanti nemenin belanja. Aku sedih dan sangat sangat sedih tapi
semoga ini bisa sedikit mengobati rasa sedih ini, semoga dengan jarak ini aku
bisa sedikit mengobati hati ini. Akhirnya aku tertidur di kamarku. Sialnya kak
Jimmy gak mau tidur berdua malam ini, dasar kakak yang aneh, besok kan kita
berpisah masak gak mau tidur bareng sih, sebellllllllllllll. Kan asik kalau
tidur bisa meluk meluk dia hehehhehehhehe.
Aku
terbangun pagi ini menghadapi cuaca yang mendung (emang tahu ya kalau mendung?
Ngarang aja deh), rasanya ada seseorang yang menciumku. Kubuka mataku dan
perlahan lahan aku melihat seseorang, seseorang yang tersenyum manis dan indah.
Rasanya ini mimpi deh, rasanya ini di surga karena Hyung malaikatku ada didepanku.
Kesadaranku
pelahan lahan bangun, Hyung? Beneran Hyungkah?
Baner dia
orangnya. Kok dia, kurang ajar bener dia berani datang dan menciumku
“Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa”
Aku teriak dan dorong Hyung hingga terjatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar