The Boy Is Mine
Kudengar bel di depan rumah berdering
memperdengarkan suaranya yang khas lagu
klasik fur elise. Kutengokkan sebentar kepalaku tapi kemudian ku kembali ke layar televisi yang memutar dvd supranatural
yang tadi aku pinjam dari Doni. Bik Imah sekilas kulihat kedepan dan membukakan
pintu melihat siapakan tamu yang datang.
Bik imah tergopoh gopoh dan mendekat
kearahku
“Den, aca temannya yang datang”
“Siapa bik” kataku
“Aduh bibik lupa nanya den”
“Tanya dulu siapa dia, jangan disuruh
masuk dulu” kataku
Bik Imah kemudian keluar lagi dan
beberapa saat masuk dan memberikan keterangan siangpa yang dat
“Reno den, dipersilahkan masuk atau
disuruh pergi den?”
“Suruh masuk saja dan langsung kesini
bik gak usahnunggu diruang tamu. Oh ya,
jangan lupa bawain minuman dan snack kesini ya”
“Baik den” kemudian dia pergi dan
beberapa saat kemudian sesosok cowok manis datang dan mendekat.
“Duduk dulu disini, temani aku
nonton” kataku
“Tadi katanya ada yang penting, tadi
aku baru jalan sama Irma”
“Gak usah cerewet, duduk aja dulu”
kataku keras dan dia diam
Posisiku sebenarnya sekarang dia itu
budakku, hmmmm dikatakan budak juga gak terlalu cocok sih. Seminggu yang lalu
dia berlari lari dan menabrakku dengan sukses dan hasilnyaa tab milikku jatuh
dengan sukses dari lantai 3 dan hancur berantakan. Langsung aku minta ganti
dia, dan aku tahu dia gak akan sanggup. Makanya sekarang dia harus menjadi
budakku sampai aku puas dan merasa yang dilakukan sudah cukup mengganti apa
yang dirusaknya.
Dengan alasan ini aku bisa memiliki
seseorang yang menemaniku, terus terang aku kesepian dirumah sebesar ini, papa
dan mama sibuk dan jarang di rumah, pang paling Cuma sebulan dua hari ada di
rumah. Gimana gak kesepiannya diriku, Cuma ada 4 orang pembantu dan 2 tukang
kebun. Mau ngobrol sama mereka, bete ah gak nyambung.
Tentang diriku dibilang manja juga
enggak, tapi yang kumau harus terpenuhi. Dan kayaknya semua orang dirumah ini
takut padaku, apa peduliku juga sih. Nah kalau Reno ni sosoknya ganteng dan manis.
Kulitnya putih tapi rada rada culun gitu , alias bego. Wajah wajah yang sering
dimanfatin orang karena kebegoannya.
Kehadirannya membuat hidupku lebih
menyenangkan. Setidaknya ada yang bisa kusuruh suruh, mau ke kantin atau kmana
gitu buat nyari makan atau apaan.
Setelah beberapa saat dan dvd sudah
selesai kutonton, kulihat minuman yang gak sempat aku perhatikan telah tersaji
dengan rapi dan belum tersentuh.
“Kok gak diminum, gak akan aku racun
deh” kataku
“Enggak kok”
“Udah minum cepetan, kemudian pijitin
aku”
“Iya” dan dia meminum sirup jeruk dan
kemudian mulai memijit pundakku. Enak rasanya dan nyaman. Gak beberapa saat
kemudian aku tertidur.
Waktu ku bangun kudapati aku tertidur
didadanya, dia mengusap usap rambutku. Langsung aku bentak dia
“Ngapain kamu, ambil kesempatan ya?
Dasar homo deh pegang pegang gitu. Katanya punya cewek tapi ternyata homo”
kataku
Dia hanya tertunduk dan kulihat air
mata meleleh dipipinya
“Kamu cowok kan? Gak usah nangis
segala. Cemen deh lo” kataku
“Ya udah, udah sore ni, kamu boleh
pulang deh. Sana pulang, empet mataku lihat wajahmu itu. Pergi pergi” kataku
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kulihat dia sedang duduk duduk dengan
seorang cewek di pelataran taman kampus yang memang disediakan meja meja buat
bersantai. Hmmmm, kayaknya ini pacarnya deh. Ni cewek berani banget ganggu
ganggu dan deket deket sama milikku. Seumur hidup aku gak akan berbagi apapun
yang kumiliki dengan orang lain. Langsung kudekati dan langsung aku ngomong.
“Ren, ikut aku sekarang” kataku
“Tyn, aku sedang dengan pacarku,
please ya”
“Udah berani ngebantah ya” kataku
“Enggak Tyn”
“Eh, kamu mau apain pacarku” kata cewek itu
“Eh, kamu siapa berani ngomong sama
aku” kataku
“Tyn, ini Irma pacarku” kata Reno
memelas
“Hello girl, dia milikku. Jangan
berani dekat dekat sama dia” kataku pada cewek itu
“Eh, dia pacarku. Jangan macem macem.
Dasar sarap kamu” kataku
“Whatever you say girl, emang aku
peduli apa. Ren ayo ikut”
Langsung kutarik tangannya dan dia
depan terpaksa ikut, aku sekilas memandang cewek itu dan tersenyum sinis dan
bibirku berkata “He is mine”
Kita bedua lagi duduk di kafetaria
kampus, duduk dipojokan.
“Tyn, kamu keterlaluan deh, Irma itu
pacarku Tyn, masak kamu gak ngertiin sedikit” kata Reno
“Emang aku peduli, aku gak mau
berbagi apa yang jadi milikku, terutama kamu”
“Please deh”
“Ya udah balikin sekarang juga tab ku
yang kamu ancurin. 1 jam dari sekarang paling lambat. Aku gak peduli bagaimana
caranya”
“Jangan begitu dong, mana aku
sanggup”
“Jawab sekarang, bisa balikin dalam
sejam gak?” bentakku
“Maaf” katanya
“Makanya gak usah ngatur ngatur dan
turuti mauku gak usah banyak protes. Hukumannya nanti malam kamu nginep di
tempatku, suntuk aku kalau malam sendirian”
“Tapi tapi”
“Diem dan gak usah protes. Ngerti?”
“Iya”
“Sekarang makan deh, kamu belum makan
kan dari tadi?” kataku
“Iya”
“Senyum dong, kalau makan tu harus
senyum. Kalau gak artinya gak mensyukuri pemberian tuhan” kataku
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Ren, katanya kamu tu disini ada
sodara. Kok kamu kos, kok gak sama saudaramu?” tanyaku
Kami berdua sedang dikamar, mau
tidur. Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, setelah tadi kami puas maen game
kuputuskan untuk tidur. Sebenarnya aku masih pengen maen tapi bete kalah mulu,
daripada makin bete ya akhiri aja dan ajak dia tidur.
“Gak usah ngomongin itu ya”
“Udah ngomong, ini perintah” kataku
“Tapiiiiiiiiiiiiiiii”
“Udah cepetan” bentakku
“Aku dituduh ngambil duit pamanku.
Pamanku kehilangan uang seratus ribu dan aku dituduh yang ngambil. Aku gak
merasa ngambil tapi mereka semua bilang aku yang yangmbil. Aku lalu diusir”
“Mereka siapa?”
“Anak paman dan bibi, Doni dan Clara”
“Jadi kamu maling ni”
“Bukan, demi tuhan aku gak gak
ngambil”
“Tapi cuman 100 ribu aja ribut,
balikin aja knapa sih. Masak gak punya uang sekecil itu”
“Iya, aku gak punya”
“Jadi kamu kemudian kos, jadi beban
orangtuamu lebih besar dong”
“gak juga kok, jarak dari paman ke
kampus 2 kali naik angkot, jadi kalau dari kos yang sekarang ya jalan kaki aja”
“Lalu siapa cewekmu yang tadi siang, irma
atau imam gitu, udah lama kamu pacarannya?”
“Irma namanya. Ya belum juga sih,
nyaman gitu sama dia, dia yang nembak aku duluan. Karena kukira orangnya baik
ya kuterima aja”
“Emang kamu gak cinta dia”
“Emang cinta tu apaan sih, rasanya
gimana?” katanya
“What? Udah ah tidur sekarang “
kataku mengelak pertananyaanya
“Oh ya malam ini kamu jadi pengganti
gulingku” kataku dan kupeluk dia, rasanya nyaaman banget dan gak beberapa lama
kemudian aku terlelap.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Bik Imahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh,
cepetan ambilin sepatuku” kataku
“Iya den” terdengar suara dari lantai
bawah
“Sepatu kan ada disitu Tyn, kan bisa
ambil sendiri” kata Reno
“Cerewet deh, kalau gitu kamu ambilin
deh”
“Iya iya” katanya sambil mengambilkan
sepatuku
Bik imah tiba tiba masuk dan meminta
maaf karena lama. Aku bilang gak papa dan minta disiapkan makanan buat sarapan.
Yang disini sudah dibantu Reno kataku.
Setelah aku selesai kulihat baju yang
dikenakan Reno gak pas sama sekali. Aku jadi ingat pada bajuku yang sudah
kekecilan, walaupun sudah agak lama tapi masih bisa layak pakai, palingan baru
kupakai 2 atau 3 kali.
Kulangkahkan dan kubuka lemari. Aku
cari dan kukeluarkan kemeja berwarna putih dengan ornamen kecil disisi kananya.
Kemudian ada jeans warna hitam. Kukeluarkan dan aku segera berkara
“Ren, buka pakaiaanmu semua” kataku
“Apaan Tyn”
“Udah cepetan atau aku paksa” kataku
“Iya iya” kemudian dia membuka
pakaiannya dan tersisa boxernya saja. Selain itu di tubuhnya yang setengah
telanjang kulihat tubuh yang kurus dan putih. Pasti kurang makan ni anak, wajib
diberi makan yang banyak pikirku.
“Pakai ini sekarang, kataku
menyerahkan apa yang aku pilih tadi
Setelah semua terpasang ditubuhnya
kudapati sesosok yang keren dan sangat menarik. Sedikit kagum aku. Ternyata si
culun ini kalau dandan keren juga.
“Ayo kebawah dan makan”
“Iya”
Kami berdua turun dan menikmaati
sarapan. Makannya sedikit sekali, makanya aku paksa makan yang banyak
“Kalau makan tu yang banyak, ngapain
makan dikit gitu. Lihat tu jadinya kamu kurus gitu”
“Makasih ya Tyn” katanya sambil
tersenyum dan berhasil membuatku deg degan
“jangan lupa jusnya dihabisin” kataku
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kunikmati semangkok bakso dan teh
botol dingin yang berada di depanku. Dino sahabatku memilih nasi goreng, lapar
katanya. Kami berdua sedang menikmati makan siang di kantin kampus.
“Bro, kamu kayaknya deket banget sama
Reno”
“Jangan ngelindur, dia itu budakku
dan suruhanku”
“Yang bener?”
“Iya, sampai dia bisa ngembaliin tab
ku yang diancurinnya”
“Kasian kan?”
“Diam aja deh gak usah ikut campur”
“Iya iya bro, santai dong” katanya.
Dino merupakan sahabatku yang mengerti sifatku yang keras kepala dan aku betul
betul beruntung punya sahabat seperti dia.
Kulihat Reno sedang jalandi depan
kantin lalu kupanggil dia
“Ren, makan siang dulu sini” kataku
“Iya Tyn, makasih” Jawabnya. Dia
kemudian duduk didepanku dan Dino
“Mau makan apa” kataku
“Gak punya uang ni?” katanya lirih
“Mau makan apa, aku yang bayar,
Kasian nanti pingsan” kataku
“Terserah kamu aja”
Aku kemudian memesan nasi goreng dan
jus alpukat. Tidak beberapa lama kemudian semua sudah terhisang dan dia mulai
memakan yang tersaji di depannya. Kuperhatikan dan aku tersenyum melihatnya
makan. Rasanya ada sesuatu yang lain yang menghinggapi hatiku.
“Cukup belum? Kalau masih lapar
bilang saja. Atau mau kue atau es krim” kataku
“Ini cukup Tyn makasih banget ya. Oh
ya, aku ke perpus dulu ya, ada buku yang mau aku kembaliin”
“OK deh, baliknya tunggu aku di depan
ya, kita bareng”
“Iya katanya”
Kemudian dia memandangku dan
tersenyum, kubalas senyumannya dan dia kemudian pergi.
“kayaknya ada yang jatuh cinta ni”
kata Doni tiba tiba mengejutkanku
“Masak sih, siapa? Kamu ya?”
“Kamulah siapa lagi”
“Ngawur aja kamu ah”
“Pikir aja deh kamu gimana sama Reno.
Gak usah jawab”
Dan bener juga, kok aku mulai ada
rasa sama Reno, rasa nyaman dan pengen dia selalu ada disisiku. Ahhhh, mungkin
ini kaena aku butuh teman aja kali pikirku.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Reno menemaniku jalan di mall, aku
pengen membeli t shirt dan juga ingin mencari buku.
“Ren, ini bagus gak” tanyaku
“Menurutku semuanya bagus sih”
katanya
“Ah gak asik ah kamu”
“Aku kan gak ngerti gituan Tyn, kalau
aku sih yang penting ntupin badan” katanya
“Yaudah, ini dicoba sana” kataku
menyerahkan t shirt corak batik berwarna abu abu padanya
“Enggak ah”
“Coba sekarang, aku gak mau
diperotes” kataku
“Iya Tyn, maaf”
“Cepetan sana”
Ternyata sangat cocok di tubuhnya.
“Ya udah mbak, aku ambil yang ini dan
dua buah yang sebelumnya tadi.
“OK dik, total 978ribu”
“Baik, ini mbak” kataku sambil
menyerahkan ATM ku
“Tyn, mahal bener bajunya”
“Jangan cerewet ah, ngerusak mood
aja. Ini harus kamu pakai ya” kataku
“Makasih ya”
Setelah itu kemudian kami jalan.
Tanpa sengaja aku melihat sepupuku Irvan sedang berada di dalam toko baju juga.
Kudekati dia
“Hai van, lagi ngapain?” kataku
“Biasa ni Tyn, lagi belanja sama
yayang”
“Wah asik dong. Banyak ni belinya.
Mau dong ditraktir”
“Gundulmu tu, kayaknya kamu juga dah
beli ya?”
“Iya ni sama sobatku” kataku sambil
menunju ke Reno
“Ren kesini dong, ngapain berdiri
disitu mulu kayak patung” kataku pada reno yang berdiri didepan toko
“Oh ya kenalkan sepupuku ni, lagi
ngajak shoping pacarnya ni” kataku padanya
Kemudian mereka berdua berjabat
tangan dan berkenalan. Tiba tiba ada suara seorang perempuan
“Babe, ni bagus deh, cocok buat aku,
Ini aja ya babe” katanya
“OK sayang” kata Irvan
Aku dan Reno mengalihkan pandangan ke
perempuan tersebut dan kami berdua, terutaanma Reno terkejut karena ternyata
perempuan itu adalah Irma pacar Reno.
Reno yang terkejut langsung berlari menghambur keluar, Irvan bingung. Aku
langsung pamit dan mengejarnya, untung gak beberapa saat kemudian aku temukan
dia. Kulihat dia masuk ke toilet. Aku langsung masuk ke toilet dan kulihat sepi
gak ada orang. Kutajamkan pendengaranku dan kudenar ada suara terisak. Kuketuk
pintu toilet dan aku berkata
“Buka Ren”
“Pergi” katanya
“Buka” bentakku dan gak beberapa lama
kemudian pintu terbuka. Aku masuk dan kulihat dia menangis. Refleks aku peluk
dia dan dia kemudian terisak didadaku.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kami berdua sedang tiduran dikamarku,
setelah dari mall tadi kupaksa dia menginap dirumahku, aku gak mau dia
melakukan hal hal yang bodoh.
“Ren, kamu beneran sayang pada dia”
“Gak tahu, cuman aku sedih merasa
dihianati aja. Tapi aku juga lega”
“Lega kenapa?” tanyaku
“Gak tahu, lega bisa lepas dari dia kayaknya”
“Jangan jangan ada yang kamu suka ni”
“Gak tahu juga sih, kayaknya gak
mungkin Tyn”
“Hmmmm, emang gak boleh sih selama
kamu masih ada urusan sama aku”
“Iya”
“Emang siapa yang kamu sukai itu”
“Bukan siapa siapa”
“Siapa” bentaku mengejutkannya dan
refleks dia menjawab
“kamu”
What? Ternyata dia suka padaku.
Langsung kupandang tajam matanya dan aku berkata
“kamu berani mencintaiku”
“Maaf Tyn, maaf” katanya ketakutan
“Kudekati wajahnya dan kutatab
matanya dalam dalam. Dia terlihat sangat ketakutan, kemudian aku berkata
“Aku juga suka padamu Ren, aku
mencintaimu” kataku kemudian menciumnya. Ciuman yang merubah semua persepsiku
yang memang semula aku masih agak ragu tapi sekarang aku menjadi yakin bahwa
dia memang untukku dan aku harus memilikinya tanpa diganggu orang lain
“Tyn…………..”
“Be mine Ren, selamanya. Mau kan?”
Dijawabnya dengan anggukan dan
senyuman terindah yang pernah aku lihat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar