Selasa, 17 April 2012

The Boy Is Mine


The Boy Is Mine



Kudengar bel di depan rumah berdering memperdengarkan suaranya yang khas  lagu klasik fur elise. Kutengokkan sebentar kepalaku tapi kemudian ku kembali ke  layar televisi yang memutar dvd supranatural yang tadi aku pinjam dari Doni. Bik Imah sekilas kulihat kedepan dan membukakan pintu melihat siapakan tamu yang datang.



Bik imah tergopoh gopoh dan mendekat kearahku



“Den, aca temannya yang datang”



“Siapa bik” kataku



“Aduh bibik lupa nanya den”



“Tanya dulu siapa dia, jangan disuruh masuk dulu” kataku



Bik Imah kemudian keluar lagi dan beberapa saat masuk dan memberikan keterangan siangpa yang dat



“Reno den, dipersilahkan masuk atau disuruh pergi den?”



“Suruh masuk saja dan langsung kesini bik gak usahnunggu  diruang tamu. Oh ya, jangan lupa bawain minuman dan snack kesini ya”



“Baik den” kemudian dia pergi dan beberapa saat kemudian sesosok cowok manis datang dan mendekat.



“Duduk dulu disini, temani aku nonton” kataku



“Tadi katanya ada yang penting, tadi aku baru jalan sama Irma”



“Gak usah cerewet, duduk aja dulu” kataku keras dan dia diam



Posisiku sebenarnya sekarang dia itu budakku, hmmmm dikatakan budak juga gak terlalu cocok sih. Seminggu yang lalu dia berlari lari dan menabrakku dengan sukses dan hasilnyaa tab milikku jatuh dengan sukses dari lantai 3 dan hancur berantakan. Langsung aku minta ganti dia, dan aku tahu dia gak akan sanggup. Makanya sekarang dia harus menjadi budakku sampai aku puas dan merasa yang dilakukan sudah cukup mengganti apa yang dirusaknya.



Dengan alasan ini aku bisa memiliki seseorang yang menemaniku, terus terang aku kesepian dirumah sebesar ini, papa dan mama sibuk dan jarang di rumah, pang paling Cuma sebulan dua hari ada di rumah. Gimana gak kesepiannya diriku, Cuma ada 4 orang pembantu dan 2 tukang kebun. Mau ngobrol sama mereka, bete ah gak nyambung.



Tentang diriku dibilang manja juga enggak, tapi yang kumau harus terpenuhi. Dan kayaknya semua orang dirumah ini takut padaku, apa peduliku juga sih. Nah kalau Reno ni sosoknya ganteng dan manis. Kulitnya putih tapi rada rada culun gitu , alias bego. Wajah wajah yang sering dimanfatin orang karena kebegoannya.



Kehadirannya membuat hidupku lebih menyenangkan. Setidaknya ada yang bisa kusuruh suruh, mau ke kantin atau kmana gitu buat nyari makan atau apaan.



Setelah beberapa saat dan dvd sudah selesai kutonton, kulihat minuman yang gak sempat aku perhatikan telah tersaji dengan rapi dan belum tersentuh.



“Kok gak diminum, gak akan aku racun deh” kataku



“Enggak kok”



“Udah minum cepetan, kemudian pijitin aku”



“Iya” dan dia meminum sirup jeruk dan kemudian mulai memijit pundakku. Enak rasanya dan nyaman. Gak beberapa saat kemudian aku tertidur.



Waktu ku bangun kudapati aku tertidur didadanya, dia mengusap usap rambutku. Langsung aku bentak dia



“Ngapain kamu, ambil kesempatan ya? Dasar homo deh pegang pegang gitu. Katanya punya cewek tapi ternyata homo” kataku



Dia hanya tertunduk dan kulihat air mata meleleh dipipinya



“Kamu cowok kan? Gak usah nangis segala. Cemen deh lo” kataku



“Ya udah, udah sore ni, kamu boleh pulang deh. Sana pulang, empet mataku lihat wajahmu itu. Pergi pergi” kataku



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Kulihat dia sedang duduk duduk dengan seorang cewek di pelataran taman kampus yang memang disediakan meja meja buat bersantai. Hmmmm, kayaknya ini pacarnya deh. Ni cewek berani banget ganggu ganggu dan deket deket sama milikku. Seumur hidup aku gak akan berbagi apapun yang kumiliki dengan orang lain. Langsung kudekati dan langsung aku ngomong.



“Ren, ikut aku sekarang” kataku



“Tyn, aku sedang dengan pacarku, please ya”



“Udah berani ngebantah ya” kataku



“Enggak Tyn”



“Eh, kamu mau apain pacarku”  kata cewek itu



“Eh, kamu siapa berani ngomong sama aku” kataku



“Tyn, ini Irma pacarku” kata Reno memelas



“Hello girl, dia milikku. Jangan berani dekat dekat sama dia” kataku pada cewek itu



“Eh, dia pacarku. Jangan macem macem. Dasar sarap kamu” kataku



“Whatever you say girl, emang aku peduli apa. Ren ayo ikut”



Langsung kutarik tangannya dan dia depan terpaksa ikut, aku sekilas memandang cewek itu dan tersenyum sinis dan bibirku berkata “He is mine”



Kita bedua lagi duduk di kafetaria kampus, duduk dipojokan.



“Tyn, kamu keterlaluan deh, Irma itu pacarku Tyn, masak kamu gak ngertiin sedikit” kata Reno



“Emang aku peduli, aku gak mau berbagi apa yang jadi milikku, terutama kamu”



“Please deh”



“Ya udah balikin sekarang juga tab ku yang kamu ancurin. 1 jam dari sekarang paling lambat. Aku gak peduli bagaimana caranya”



“Jangan begitu dong, mana aku sanggup”



“Jawab sekarang, bisa balikin dalam sejam gak?” bentakku



“Maaf” katanya



“Makanya gak usah ngatur ngatur dan turuti mauku gak usah banyak protes. Hukumannya nanti malam kamu nginep di tempatku, suntuk aku kalau malam sendirian”



“Tapi tapi”



“Diem dan gak usah protes. Ngerti?”



“Iya”



“Sekarang makan deh, kamu belum makan kan dari tadi?” kataku



“Iya”



“Senyum dong, kalau makan tu harus senyum. Kalau gak artinya gak mensyukuri pemberian tuhan” kataku



-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



“Ren, katanya kamu tu disini ada sodara. Kok kamu kos, kok gak sama saudaramu?” tanyaku



Kami berdua sedang dikamar, mau tidur. Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, setelah tadi kami puas maen game kuputuskan untuk tidur. Sebenarnya aku masih pengen maen tapi bete kalah mulu, daripada makin bete ya akhiri aja dan ajak dia tidur.



“Gak usah ngomongin itu ya”



“Udah ngomong, ini perintah” kataku



“Tapiiiiiiiiiiiiiiii”



“Udah cepetan” bentakku



“Aku dituduh ngambil duit pamanku. Pamanku kehilangan uang seratus ribu dan aku dituduh yang ngambil. Aku gak merasa ngambil tapi mereka semua bilang aku yang yangmbil. Aku lalu diusir”



“Mereka siapa?”



“Anak paman dan bibi, Doni dan Clara”



“Jadi kamu maling ni”



“Bukan, demi tuhan aku gak gak ngambil”



“Tapi cuman 100 ribu aja ribut, balikin aja knapa sih. Masak gak punya uang sekecil itu”



“Iya, aku gak punya”



“Jadi kamu kemudian kos, jadi beban orangtuamu lebih besar dong”



“gak juga kok, jarak dari paman ke kampus 2 kali naik angkot, jadi kalau dari kos yang sekarang ya jalan kaki aja”



“Lalu siapa cewekmu yang tadi siang, irma atau imam gitu, udah lama kamu pacarannya?”



“Irma namanya. Ya belum juga sih, nyaman gitu sama dia, dia yang nembak aku duluan. Karena kukira orangnya baik ya kuterima aja”



“Emang kamu gak cinta dia”



“Emang cinta tu apaan sih, rasanya gimana?” katanya



“What? Udah ah tidur sekarang “ kataku mengelak pertananyaanya



“Oh ya malam ini kamu jadi pengganti gulingku” kataku dan kupeluk dia, rasanya nyaaman banget dan gak beberapa lama kemudian aku terlelap.



--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



“Bik Imahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh, cepetan ambilin sepatuku” kataku



“Iya den” terdengar suara dari lantai bawah



“Sepatu kan ada disitu Tyn, kan bisa ambil sendiri” kata Reno



“Cerewet deh, kalau gitu kamu ambilin deh”



“Iya iya” katanya sambil mengambilkan sepatuku



Bik imah tiba tiba masuk dan meminta maaf karena lama. Aku bilang gak papa dan minta disiapkan makanan buat sarapan. Yang disini sudah dibantu Reno kataku.



Setelah aku selesai kulihat baju yang dikenakan Reno gak pas sama sekali. Aku jadi ingat pada bajuku yang sudah kekecilan, walaupun sudah agak lama tapi masih bisa layak pakai, palingan baru kupakai 2 atau 3 kali.



Kulangkahkan dan kubuka lemari. Aku cari dan kukeluarkan kemeja berwarna putih dengan ornamen kecil disisi kananya. Kemudian ada jeans warna hitam. Kukeluarkan dan aku segera berkara



“Ren, buka pakaiaanmu semua” kataku



“Apaan Tyn”



“Udah cepetan atau aku paksa” kataku



“Iya iya” kemudian dia membuka pakaiannya dan tersisa boxernya saja. Selain itu di tubuhnya yang setengah telanjang kulihat tubuh yang kurus dan putih. Pasti kurang makan ni anak, wajib diberi makan yang banyak pikirku.



“Pakai ini sekarang, kataku menyerahkan apa yang aku pilih tadi



Setelah semua terpasang ditubuhnya kudapati sesosok yang keren dan sangat menarik. Sedikit kagum aku. Ternyata si culun ini kalau dandan keren juga.



“Ayo kebawah dan makan”



“Iya”



Kami berdua turun dan menikmaati sarapan. Makannya sedikit sekali, makanya aku paksa makan yang banyak



“Kalau makan tu yang banyak, ngapain makan dikit gitu. Lihat tu jadinya kamu kurus gitu”



“Makasih ya Tyn” katanya sambil tersenyum dan berhasil membuatku deg degan



“jangan lupa jusnya dihabisin” kataku



-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Kunikmati semangkok bakso dan teh botol dingin yang berada di depanku. Dino sahabatku memilih nasi goreng, lapar katanya. Kami berdua sedang menikmati makan siang di kantin kampus.



“Bro, kamu kayaknya deket banget sama Reno”



“Jangan ngelindur, dia itu budakku dan suruhanku”



“Yang bener?”



“Iya, sampai dia bisa ngembaliin tab ku yang diancurinnya”



“Kasian kan?”



“Diam aja deh gak usah ikut campur”



“Iya iya bro, santai dong” katanya. Dino merupakan sahabatku yang mengerti sifatku yang keras kepala dan aku betul betul beruntung punya sahabat seperti dia.



Kulihat Reno sedang jalandi depan kantin lalu kupanggil dia



“Ren, makan siang dulu sini” kataku



“Iya Tyn, makasih” Jawabnya. Dia kemudian duduk didepanku dan Dino



“Mau makan apa” kataku



“Gak punya uang ni?” katanya lirih



“Mau makan apa, aku yang bayar, Kasian nanti pingsan” kataku



“Terserah kamu aja”



Aku kemudian memesan nasi goreng dan jus alpukat. Tidak beberapa lama kemudian semua sudah terhisang dan dia mulai memakan yang tersaji di depannya. Kuperhatikan dan aku tersenyum melihatnya makan. Rasanya ada sesuatu yang lain yang menghinggapi hatiku.



“Cukup belum? Kalau masih lapar bilang saja. Atau mau kue atau es krim” kataku



“Ini cukup Tyn makasih banget ya. Oh ya, aku ke perpus dulu ya, ada buku yang mau aku kembaliin”



“OK deh, baliknya tunggu aku di depan ya, kita bareng”



“Iya katanya”



Kemudian dia memandangku dan tersenyum, kubalas senyumannya dan dia kemudian pergi.



“kayaknya ada yang jatuh cinta ni” kata Doni tiba tiba mengejutkanku



“Masak sih, siapa? Kamu ya?”



“Kamulah siapa lagi”



“Ngawur aja kamu ah”



“Pikir aja deh kamu gimana sama Reno. Gak usah jawab”



Dan bener juga, kok aku mulai ada rasa sama Reno, rasa nyaman dan pengen dia selalu ada disisiku. Ahhhh, mungkin ini kaena aku butuh teman aja kali pikirku.



----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Reno menemaniku jalan di mall, aku pengen membeli t shirt dan juga ingin mencari buku.



“Ren, ini bagus gak” tanyaku



“Menurutku semuanya bagus sih” katanya



“Ah gak asik ah kamu”



“Aku kan gak ngerti gituan Tyn, kalau aku sih yang penting ntupin badan” katanya



“Yaudah, ini dicoba sana” kataku menyerahkan t shirt corak batik berwarna abu abu padanya



“Enggak ah”



“Coba sekarang, aku gak mau diperotes” kataku



“Iya Tyn, maaf”



“Cepetan sana”



Ternyata sangat cocok di tubuhnya.



“Ya udah mbak, aku ambil yang ini dan dua buah yang sebelumnya tadi.



“OK dik, total 978ribu”



“Baik, ini mbak” kataku sambil menyerahkan ATM ku



“Tyn, mahal bener bajunya”



“Jangan cerewet ah, ngerusak mood aja. Ini harus kamu pakai ya” kataku



“Makasih ya”



Setelah itu kemudian kami jalan. Tanpa sengaja aku melihat sepupuku Irvan sedang berada di dalam toko baju juga. Kudekati dia



“Hai van, lagi ngapain?” kataku



“Biasa ni Tyn, lagi belanja sama yayang”



“Wah asik dong. Banyak ni belinya. Mau dong ditraktir”



“Gundulmu tu, kayaknya kamu juga dah beli ya?”



“Iya ni sama sobatku” kataku sambil menunju ke Reno



“Ren kesini dong, ngapain berdiri disitu mulu kayak patung” kataku pada reno yang berdiri didepan toko



“Oh ya kenalkan sepupuku ni, lagi ngajak shoping pacarnya ni” kataku padanya



Kemudian mereka berdua berjabat tangan dan berkenalan. Tiba tiba ada suara seorang perempuan



“Babe, ni bagus deh, cocok buat aku, Ini aja ya babe” katanya



“OK sayang” kata Irvan



Aku dan Reno mengalihkan pandangan ke perempuan tersebut dan kami berdua, terutaanma Reno terkejut karena ternyata perempuan itu adalah  Irma pacar Reno. Reno yang terkejut langsung berlari menghambur keluar, Irvan bingung. Aku langsung pamit dan mengejarnya, untung gak beberapa saat kemudian aku temukan dia. Kulihat dia masuk ke toilet. Aku langsung masuk ke toilet dan kulihat sepi gak ada orang. Kutajamkan pendengaranku dan kudenar ada suara terisak. Kuketuk pintu toilet dan aku berkata



“Buka Ren”



“Pergi” katanya



“Buka” bentakku dan gak beberapa lama kemudian pintu terbuka. Aku masuk dan kulihat dia menangis. Refleks aku peluk dia dan dia kemudian terisak didadaku.



--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kami berdua sedang tiduran dikamarku, setelah dari mall tadi kupaksa dia menginap dirumahku, aku gak mau dia melakukan hal hal yang bodoh.



“Ren, kamu beneran sayang pada dia”



“Gak tahu, cuman aku sedih merasa dihianati aja. Tapi aku juga lega”



“Lega kenapa?” tanyaku



“Gak tahu, lega bisa lepas dari dia kayaknya”



“Jangan jangan ada yang kamu suka ni”



“Gak tahu juga sih, kayaknya gak mungkin Tyn”



“Hmmmm, emang gak boleh sih selama kamu masih ada urusan sama aku”



“Iya”



“Emang siapa yang kamu sukai itu”



“Bukan siapa siapa”



“Siapa” bentaku mengejutkannya dan refleks dia menjawab



“kamu”



What? Ternyata dia suka padaku. Langsung kupandang tajam matanya dan aku berkata



“kamu berani mencintaiku”



“Maaf Tyn, maaf” katanya ketakutan



“Kudekati wajahnya dan kutatab matanya dalam dalam. Dia terlihat sangat ketakutan, kemudian aku berkata



“Aku juga suka padamu Ren, aku mencintaimu” kataku kemudian menciumnya. Ciuman yang merubah semua persepsiku yang memang semula aku masih agak ragu tapi sekarang aku menjadi yakin bahwa dia memang untukku dan aku harus memilikinya tanpa diganggu orang lain



“Tyn…………..”



“Be mine Ren, selamanya. Mau kan?”



Dijawabnya dengan anggukan dan senyuman terindah yang pernah aku lihat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent News

About

Categories

About

salam kenal dengan saya sigit, ayo kita saling belajar bersama. have fun to see my blog
Photobucket

Recent News

Photobucket