Sabtu, 21 April 2012

Luka Part 11


Part 11

“I’m Jeremy, sayang gimana sih masak sama pacar sendiri gak kenal?”

“Apa? Emang sekarang dimana sayang”

“Udah dirumah di Indo sayang, nanti ketemu ya. Ini baru sampai rumah dan masih capek”

“Sayang emang tahu aku dimana?”

“Tahu dong, bahkan kampusmu aja aku tahu kok, kita kan sekota sayang tinggalnya”

“Kok bisa?” kataku terkejut

“Udah deh sayang, aku istirahat dulu ya, met belajar ya hari ini”

“Iya”

“Love you, be a good boy today”

“Iya ah, bawelllll” kataku



Sambungan telepon terputus dan aku segera bersiap siap ke kampus. Aku gak tahu gimana nanti menghadapi Sony, tapi biarlah yang terjadi terjadilah.



Hari ini sibuk berat, kuliah jam 11 dan 1 siang, kemudian jam 4 harus berangkat kerja. Hubungan dengan Sony, aku gak tahu deh gimana aku gak menyapa dia dan dia juga kayaknya ragu dan menjaga jarak dariku. Hari hari pertama sih teman teman pada gak tahu tapi setelah dua hari mereka mulai menanyakan. Aku jawab aja aku lagi sibuk dan gak ada masalah apa apa dengan dia.



Sebenarnya aku sangat kangen dengan Sony, perhatian dan kehadiran dia selama ini membuatku menjadi lebih kuat. Aku gak munafik dia banyak membantuku tapi aku gak menyangkal banyak pengaruh positif yang diberikan atas kehadiran dia. Timbulnya rasa percaya diri dan belajar lebih rajin untuk mendapatkan nilai yang terbaik merupakan efek dari kehadiran dia. Persahabatan dan senda gurau yang indah sangat sangat kurindukan.



Mungkin terkesan rapuh atau tidak macho kalau aku kangen diperhatikan sama dia, tapi memang itulah yang terjadi pada diriku saat ini, gak tahu kenapa kalau ada dia rasanya masalah tidak ada dan bisa melakukan apa saja. Bisa sharing apa saja dan mendapat solusi tanpa hinaan dan ejekan. Tuhan, aku rindu saat saat itu.



Mungkin egoku yang membuatku menjuhinya, egoku sebagai manusia yang merasa tersakiti dan mendapat perilaku dan kejadian buruk karena dia. Aku menyalahkan semuanya pada dia yang membuat kebencianku menutupi kebaikannya selama ini, bahkan kejadian kejadian buruk yang bukan karena dia aku salahkan atas kehadiran dia. Aku rindu dia tapi aku benci dia, sangat kompeks dan kacau balau pikiranku saat itu.



Sudah hampir seminggu aku gak bercakap dan berbicara sepatah katapun dengan dia. Dan harus kuakui aku menderita. Hari ini aku libur kerja dan katanya Jeremy mau menjemputku (sampai sekarang aku gak tahu dia tinggal dimana, lebih tepatnya aku gak berani menanyakan). Aku sedang keluar dari kelas. Aku jadi ingat tadi pagi dia bilang mau menjemputku, aneh rasanya dijemput. Selama ini (semingguan) kita Cuma telponan dan belum bisa ketemu, kesibukanku dan kesibukan dia ternyata menyita waktu kami berdua, jadi telpon dan SMS aja yang bisa kami lakukan.



Moga moga aja dia nanti gak kabur melihat sosokku yang biasa biasa saja, sebenarnya lumayan sih gak jelek jelek amat. Dengan tinggi 176 cm dan badan proporsional (lebih tepatnya kurus). Moga moga nanti semuanya baik pas ketemu dengan dia (amin) dan dia tidak kecewa dengan aku (penampilanku tepatnya).



Aku dikejutkan dengan suara klakson mobil, eh ternyata si perempuan sialan Cyntia yang mengklaksonku. Aku menengok dan ketika mobilnya tepat disampingku (aku lagi jalan pelan mau keluar dari kampus, hari ni gak pake motor karena mau ketemuan sama pacar) dia membuka kaca mobilnya.



“Hei sampah, lo sadar juga ya sekarang sudah gak berhubungan dengan Sony lagi, gitu dong sadar diri kalau lo tu rendahan. Ternyata orang miskin kayak lo masih punya otak”



Belum aku jawab dia sudah menutup kaca mobilnya dan mobilnya melaju. Gondok aku mendengar ocehan abnormalnya. Udah kutonjok kalau berani muncul lagi didepanku, gak peduli mau wanita atau bencong, bagiku dia iblis nomor satu yang harus dimusnahkan.



Aku sudah sampai di depan gerbang kampus, aku bingung ni mau nunggu dimana, katanya sih dia mau menungguku disana setelah aku habis kuliah dan mau jalan jalan sampai puas. Masih kesal dengan omongan Cyntia gila dan perasaan menjadi bad mood aku pengennya pulang saja, malas jadinya ketemuan kalau perasaanku lagi kayak gini. Tiba tiba ada mobil yang behenti di hadapanku, bingung juga siapa ni yang pakai mobil hitam ini, keren sih mobilnya (kalaua ditanya jenisnya aku gak ngerti, yang pasti beda dengan mobil angkot). Kaca depannya terbuka dan aku bisa melihat sesosok pria berkulit putih dan wajahnya yang menawan, matanya tidak sipit sipit amat dan aku mengenalinya. Dia Jeremy yang di online adalah pacarku. Aku terkejut karena gak menyangka wajahnya benar benar sangat menawan, flawless tanpa cacat.



Aku termangu dan bengong sambil menatap wajahnya, pintu depan mobilnya dibuka dan dia memintaku masuk.



“Masuk dulu yuk, aku sudah menunggumu dari tadi”



Kumasuk kedalam mobilnya, dia kemudian kututup pintunya. Dia memintaku untuk menutup kaca mobilnya dan aku lakukan (aku juga gak bego bego amat ya, kan pernah tu sama Sony hehehhe). Rasa dingin AC menyambar kulitku dan aku menjadi sejuk. Setelah itu langsung mobil melaju dan menyusuri jalanan.



“Sayang, akhirnya kita ketemu. You are a great boy actually”

“Biasa biasa saja kok, kamu beneran Jeremy kan?” tanyaku

“What’s wrong? Ada yang aneh” katanya

“Enggak kok”

“Emang ada apa? Aku beda ya sama yang di cam?”

“Nope, kamu lebih ganteng dan lebih cakep”

“Terimakasih, kamu juga cakep banget kok”



Aku jadi kikuk dan gak tahu mau ngomong apa, aku hanya menundukkan kepalaku. Dia sangat sangat memukau, mirip mirip potongan artis korea atau jepang gitu, dari badannya tercium wangi yang enak (gak tahu pokoknya aku belum pernah mencium bau seperti ini) dan pakaiannya bener bener sangat luar biasa (bagiku lo), mirip mirip artis sinetron gitu deh yang sering dilihat emak di TV.



“Udah makan belum?” Tanyanya

“Belum” kataku

“OK, kita makan dulu ya kalau gitu dan kita bisa ngobrol dan mengenal lebih lanjut”



Mobilnya melaju dan aku mengenalinya ternyata menuju sebuah hotel. Mau ngaapain ke hotel segala. Aku diam saja, aku gak ngerti apa apa, aku ikut saja apa yang dimauinya. Setelah memesen kamar dan makanan (mungkin kali, dia yang melakukan semuanya) aku dan dia masuk ke dalam kamar. Kamarnya asik, mewah dan bagus.  Dingin lagi dan baunyaa harum.



Tidak beberapa lama kemudian ada yang mengantar makanan, setelah dia ngasih tips kemudian kami makan. Lapar berat ni, untungnya nasi goreng jadi bisa kenyang. Tapi di hotel gini makanannya ngirit banget ya, sedikit banget isinya, mana bisa kenyang. Dia makan gak tahu apa namanya, ayam gitu deh bentuknya.



Setelah selesai makan tiba tiba dia menciumku, aku sangat terkejut, aku kan ngira guma mau ketemuan dan ngobrol saja, tapi kok dicium cium gini. Enak sih ciuman dengannya, jadi begini ya rasanya ciuman itu, kenyal kenyal gimana gitu dan membuat darah dan perasaan berdesir.



Tiba tiba dia membuka bajunya dan aku bisa melihat tubuh putih mulusnya, tubuh yang indah. Kayaknya dia suka nge gym deh, bentuknya luar biasa, perutnya datar. Kulitnyaa benar benar gak bercela dan aku terus terang kagum pada keindahan yang ada didepanku.



Dia kemudian menciumku kembali dan mulai mebuka kancing bajuku, aku terkejut dan aku ingin menghentikan apa yang dia lakukan



“Jangan sayang, aku belum siap” kataku

1 komentar:

Recent News

About

Categories

About

salam kenal dengan saya sigit, ayo kita saling belajar bersama. have fun to see my blog
Photobucket

Recent News

Photobucket