Part 11
“I’m Jeremy, sayang gimana sih masak sama
pacar sendiri gak kenal?”
“Apa? Emang sekarang dimana sayang”
“Udah dirumah di Indo sayang, nanti ketemu ya.
Ini baru sampai rumah dan masih capek”
“Sayang emang tahu aku dimana?”
“Tahu dong, bahkan kampusmu aja aku tahu kok,
kita kan sekota sayang tinggalnya”
“Kok bisa?” kataku terkejut
“Udah deh sayang, aku istirahat dulu ya, met
belajar ya hari ini”
“Iya”
“Love you, be a good boy today”
“Iya ah, bawelllll” kataku
Sambungan telepon terputus dan aku segera
bersiap siap ke kampus. Aku gak tahu gimana nanti menghadapi Sony, tapi biarlah
yang terjadi terjadilah.
Hari ini sibuk berat, kuliah jam 11 dan 1
siang, kemudian jam 4 harus berangkat kerja. Hubungan dengan Sony, aku gak tahu
deh gimana aku gak menyapa dia dan dia juga kayaknya ragu dan menjaga jarak
dariku. Hari hari pertama sih teman teman pada gak tahu tapi setelah dua hari
mereka mulai menanyakan. Aku jawab aja aku lagi sibuk dan gak ada masalah apa
apa dengan dia.
Sebenarnya aku sangat kangen dengan Sony,
perhatian dan kehadiran dia selama ini membuatku menjadi lebih kuat. Aku gak
munafik dia banyak membantuku tapi aku gak menyangkal banyak pengaruh positif
yang diberikan atas kehadiran dia. Timbulnya rasa percaya diri dan belajar
lebih rajin untuk mendapatkan nilai yang terbaik merupakan efek dari kehadiran
dia. Persahabatan dan senda gurau yang indah sangat sangat kurindukan.
Mungkin terkesan rapuh atau tidak macho kalau
aku kangen diperhatikan sama dia, tapi memang itulah yang terjadi pada diriku
saat ini, gak tahu kenapa kalau ada dia rasanya masalah tidak ada dan bisa
melakukan apa saja. Bisa sharing apa saja dan mendapat solusi tanpa hinaan dan
ejekan. Tuhan, aku rindu saat saat itu.
Mungkin egoku yang membuatku menjuhinya, egoku
sebagai manusia yang merasa tersakiti dan mendapat perilaku dan kejadian buruk
karena dia. Aku menyalahkan semuanya pada dia yang membuat kebencianku menutupi
kebaikannya selama ini, bahkan kejadian kejadian buruk yang bukan karena dia
aku salahkan atas kehadiran dia. Aku rindu dia tapi aku benci dia, sangat
kompeks dan kacau balau pikiranku saat itu.
Sudah hampir seminggu aku gak bercakap dan
berbicara sepatah katapun dengan dia. Dan harus kuakui aku menderita. Hari ini
aku libur kerja dan katanya Jeremy mau menjemputku (sampai sekarang aku gak
tahu dia tinggal dimana, lebih tepatnya aku gak berani menanyakan). Aku sedang
keluar dari kelas. Aku jadi ingat tadi pagi dia bilang mau menjemputku, aneh
rasanya dijemput. Selama ini (semingguan) kita Cuma telponan dan belum bisa
ketemu, kesibukanku dan kesibukan dia ternyata menyita waktu kami berdua, jadi
telpon dan SMS aja yang bisa kami lakukan.
Moga moga aja dia nanti gak kabur melihat
sosokku yang biasa biasa saja, sebenarnya lumayan sih gak jelek jelek amat.
Dengan tinggi 176 cm dan badan proporsional (lebih tepatnya kurus). Moga moga
nanti semuanya baik pas ketemu dengan dia (amin) dan dia tidak kecewa dengan
aku (penampilanku tepatnya).
Aku dikejutkan dengan suara klakson mobil, eh
ternyata si perempuan sialan Cyntia yang mengklaksonku. Aku menengok dan ketika
mobilnya tepat disampingku (aku lagi jalan pelan mau keluar dari kampus, hari
ni gak pake motor karena mau ketemuan sama pacar) dia membuka kaca mobilnya.
“Hei sampah, lo sadar juga ya sekarang sudah
gak berhubungan dengan Sony lagi, gitu dong sadar diri kalau lo tu rendahan.
Ternyata orang miskin kayak lo masih punya otak”
Belum aku jawab dia sudah menutup kaca
mobilnya dan mobilnya melaju. Gondok aku mendengar ocehan abnormalnya. Udah
kutonjok kalau berani muncul lagi didepanku, gak peduli mau wanita atau
bencong, bagiku dia iblis nomor satu yang harus dimusnahkan.
Aku sudah sampai di depan gerbang kampus, aku
bingung ni mau nunggu dimana, katanya sih dia mau menungguku disana setelah aku
habis kuliah dan mau jalan jalan sampai puas. Masih kesal dengan omongan Cyntia
gila dan perasaan menjadi bad mood aku pengennya pulang saja, malas jadinya
ketemuan kalau perasaanku lagi kayak gini. Tiba tiba ada mobil yang behenti di
hadapanku, bingung juga siapa ni yang pakai mobil hitam ini, keren sih mobilnya
(kalaua ditanya jenisnya aku gak ngerti, yang pasti beda dengan mobil angkot).
Kaca depannya terbuka dan aku bisa melihat sesosok pria berkulit putih dan
wajahnya yang menawan, matanya tidak sipit sipit amat dan aku mengenalinya. Dia
Jeremy yang di online adalah pacarku. Aku terkejut karena gak menyangka
wajahnya benar benar sangat menawan, flawless tanpa cacat.
Aku termangu dan bengong sambil menatap wajahnya,
pintu depan mobilnya dibuka dan dia memintaku masuk.
“Masuk dulu yuk, aku sudah menunggumu dari
tadi”
Kumasuk kedalam mobilnya, dia kemudian kututup
pintunya. Dia memintaku untuk menutup kaca mobilnya dan aku lakukan (aku juga
gak bego bego amat ya, kan pernah tu sama Sony hehehhe). Rasa dingin AC
menyambar kulitku dan aku menjadi sejuk. Setelah itu langsung mobil melaju dan
menyusuri jalanan.
“Sayang, akhirnya kita ketemu. You are a great
boy actually”
“Biasa biasa saja kok, kamu beneran Jeremy
kan?” tanyaku
“What’s wrong? Ada yang aneh” katanya
“Enggak kok”
“Emang ada apa? Aku beda ya sama yang di cam?”
“Nope, kamu lebih ganteng dan lebih cakep”
“Terimakasih, kamu juga cakep banget kok”
Aku jadi kikuk dan gak tahu mau ngomong apa,
aku hanya menundukkan kepalaku. Dia sangat sangat memukau, mirip mirip potongan
artis korea atau jepang gitu, dari badannya tercium wangi yang enak (gak tahu
pokoknya aku belum pernah mencium bau seperti ini) dan pakaiannya bener bener
sangat luar biasa (bagiku lo), mirip mirip artis sinetron gitu deh yang sering
dilihat emak di TV.
“Udah makan belum?” Tanyanya
“Belum” kataku
“OK, kita makan dulu ya kalau gitu dan kita
bisa ngobrol dan mengenal lebih lanjut”
Mobilnya melaju dan aku mengenalinya ternyata
menuju sebuah hotel. Mau ngaapain ke hotel segala. Aku diam saja, aku gak
ngerti apa apa, aku ikut saja apa yang dimauinya. Setelah memesen kamar dan
makanan (mungkin kali, dia yang melakukan semuanya) aku dan dia masuk ke dalam
kamar. Kamarnya asik, mewah dan bagus. Dingin lagi dan baunyaa harum.
Tidak beberapa lama kemudian ada yang
mengantar makanan, setelah dia ngasih tips kemudian kami makan. Lapar berat ni,
untungnya nasi goreng jadi bisa kenyang. Tapi di hotel gini makanannya ngirit
banget ya, sedikit banget isinya, mana bisa kenyang. Dia makan gak tahu apa
namanya, ayam gitu deh bentuknya.
Setelah selesai makan tiba tiba dia menciumku,
aku sangat terkejut, aku kan ngira guma mau ketemuan dan ngobrol saja, tapi kok
dicium cium gini. Enak sih ciuman dengannya, jadi begini ya rasanya ciuman itu,
kenyal kenyal gimana gitu dan membuat darah dan perasaan berdesir.
Tiba tiba dia membuka bajunya dan aku bisa
melihat tubuh putih mulusnya, tubuh yang indah. Kayaknya dia suka nge gym deh,
bentuknya luar biasa, perutnya datar. Kulitnyaa benar benar gak bercela dan aku
terus terang kagum pada keindahan yang ada didepanku.
Dia kemudian menciumku kembali dan mulai
mebuka kancing bajuku, aku terkejut dan aku ingin menghentikan apa yang dia
lakukan
“Jangan sayang, aku belum siap” kataku
Sony tolongin ROni
BalasHapusdia di deketin ama buaya