Part 23
Aku jadi bingung, malu sama takut. Ngeri
pokoknya, pikiranku gak karuan. Daripada ribet aku langsung kabur saja, Aku
lepaskan kakiku dari pegangannya (secara kasar sih sebenarnya, tapi terpaksa,
bingung dan gak tahu mau gimana soalnya). Aku langsung berlari ke depan dan untungnya
ada angkot yang sedang lewat, aku gak peduli itu jurusannya apa aku langsung
naik. Mending kabur daripada ketemu perempuan itu, aku ngeri dengan tingkahnya
dan aku gak habis pikir kenapa semua ini masih bisa terjadi padaku.
Aku masih gak tahu mau gimana, otakku nge
blank dan sampai akhirnya aku tiba di terminal akhir angkot. Nah aku jadi
bingung ni, harus nyari angkot lagi buat balik dan itu muter muter, bisa dua
jam am baru sampai rumah (rumahnya Jeremy maksudnya. Lapar ni perut pengen
segera diisi, tadi belum malak Sony soalnya, jadi aku cari tukang soto yang ada
disitu, Aku menemukannya dan segera memesan semangkok soto dan es teh manis.
Oh ya, aku cek HP ah, kali aja ada pesan dari
pacar, ternyata benar ada beberapa miss call dan SMS (HP aku silence selama
tadi ada mata kuliah). Intinya nanyain dimana aku dan kok gak ada kabar. Ku SMS
dan aku bilang lagi di terminal dan makan soto. Gak ada satu menit berselang HP
ku berbunyi. Segera aku angkat panggilannya.
“lagi dimana Honey”
“Di terminal sayang, makan soto, laper
soalnya”
“Ngapain disitu, kayak kurang kerjaan saja”
“Terpaksa ni, nanti aku ceritain deh” kataku
“Ya udah, aku jemput ya”
“Gak usah sayang, aku pake angkot saja”
“Aku tadi ke kampusmu, dan tanya Sony tapi dia
gak tahu dimana dirimu. Oh ya, kalau ga mau dijemput mending kita ketemu di
pameran komputer saja yuk, ada pameran komputer dan buku di xxx mall” katanya
“OK sayang, kalau kesana ada kok jalur angkot yang
langsung, dua puluh menit lagi sampai deh ya, tpi kalau lancar dan gak nge tem
ya” kataku
“Honey, Sotonya gak usah dimakkan ya, bisa
bisa gak higienis tu makanan. Nanti aku traktir deh”
“Udah habis sayang sotonya, habisnya laper sih”
“What? Kamu tu gak mau dengar kalau
dibilangin, kalau sakit gimana, kalau kenapa napa gimana?”
Mulai deh nyerocos gak jelas kalau masalah
seperti ini, mendingan tadi aku gak bilang kalau jajan soto diluar (maksudnya
dipinggir jalan/terminal). Mulutnya jadi ember (walau sebenarnya itu bentuk
perhatian dia padaku dan kepeduliannya padaku). Panas ni kuping mendengar
ocehannya
“Enggak sayang, gak apa apa”
“Awas ya kalau sakit, aku biarin saja”
“Tega ya”
“Ya iyalah, pokonya cepetan kemari, aku
tunggu” katanya
“Iya iya, luph you” kataku dan setelah itu
sambungan teleponnya dia tutup.
“Wah lagi dapat telepon dari pacarnya ya dik”
kata bapak bapak disebelahku, dia juga lagi makan, kayaknya supir angkot ni
“Iya pak” kataku malu malu
“Masih kuliah dik”
“Iya pak, bapak supir angkot jurusan berapa
pak”
“Jurusan **, nunggu penumpang dulu ni sambil
makan”
“Aku juga mau naik pak mau lihat pameran
komputer setelah ini”
“Mau beli komputer juga dik”
“Enggaklah pak, aku gak ada duit buat beli
komputer baru, sekarang kan mahal mahal”
“Iya sih dik, anakku saja yang SMU sudah minta
dibeliin laptop, pusing mikirnya. Laptop ada yang harganya dibawah sejuta gak
ya dik?”
“Aku gak tahu pak, kayaknya gak ada deh”
“Waduh, mahal benar berarti ya dik”
“Iya sih pak, aku saja gak punya laptop pak.
Oh ya punya anak berapa pak?”
“Ada empat dik, yang paling gede smu kelas dua,
adiknya SMP, lalu ada yang SD kelas 2 dan yang bontot masih TK”
“Banyak anak ya pak, banyak rejeki dong”
kataku berseloroh
“Banyak anak banyak penyakit dik, pusing tujuh
keliling isinya”
“Kok bisa gitu pak”
“Ya itu tadi, biaya sekolah sekarang kan besar
banget, lalu yang SMP tu mau naik SMU, sudah minta dibeliin motor baru, gak mau
kalau bekas. Katanya malu dan gengsi sama teman temannya. Yang SMU minta laptop
katanya buat ngerjain tugan dan praktek apa gitu deh. Pusing dik mikirin anak jaman sekarang”
“Sabar pak sabar”
“Adik pasti anak orang kaya ni, bisa kuliah.
Besar ya dik biaya untuk kuliah itu? Anak bapak sudah berencana mau kuliah ni,
gak mau kalau langsung kerja. Pusing bapak mikirnya. Darimana duitnya entar
buat semua itu”
“Ya enggak kok pak, bapak saya sudah
meninggal. Dan kami gak kaya juga, aku sambil kerja kok pak kalau malam buat
kuliah” kataku
“Wah adik patut diteladani karena gak nyusahin
orang tua, senangnya sebagai orang tuamu”
“Biasa aja kok pak, memang besar sih biaya
buat kuliah, tapi kalau mau dan ada kemauan pasti bisa kok pak”
“Moga benar. Eh ayo dik berangkat, sudah mau
jalan ni”
Akhirnya aku bayar makananku dan segera aku
masuk kedalam angkot. Setelah berputar putar akhirnya sampai juga di mall
tempat pameran komputer. Aku segera kesana. Aku SMS Jeremy untuk memberitahukan
aku sudah ada disana
<Sayang, aku sudah sampai, kamu dimana>
Gak ada jawaban, aku pegang HP dan tetap gak
ada jawaban. Daripada bengong diam gak ngapa ngapin buat nunggu kedatangan dia,
mending jalan jalan lihat stan stan, kali aja ada yang murah dan bisa dibeli. Ternyata
ada satu kompi nganggur dan ada gamenya, maen game dulu ah, balap motor. Asik
ni aku lupa sama segalanya heheheheh. Tiba tiba ada yang memelukku dari
belakang, aku kaget dong dan ternyata yang memelukku itu gak lain gak bukan Jeremy,
pacar tersayangku.
“Asik ni”
“Iya, habisnya SMS ku gak ada balasan, lagi
godain cewek cewek mana tu” katau cemberut
“Surprise aja kok, Udahan ah main gamenya,
kasihan tu anak anak yang lain, kasih kesempatan dan waktu dong buat mereka,
mereka kan pengen nyobain juga”
“Iya iya” dan memang sudah banyak anak anak
yang dibelakangku (atau sebenarnya mereka menonton dan kagum akan ketangkasanku
ya? hehehehhe)
Kami pun jalan dari satu stan ke stan yang
lain, Jeremy tertarik pada laptop yang ada disana, disalah satu stan yang
memajang aneka laptop dan notebook.
“Mau beli kak” kataku
“Iya, buatmu”
“Ngapain beli kak, ogah ah. Masih ada komputer
kok”
“Udah butut tu komputermu, lagian kan bisa
dibawa ke kampus, jadi bisa efisien buat kamu”
“Biarin aja gak efisien, komputerku masih bisa
dipakai kok, yang penting masih jalan dan ngapain ke kampus bawa bawa gituan,
kurang kerjaaan amat” kataku
“Udah gak usah ngeyel”
“Sekali ogah tetap ogah” kataku menolak lebih
tegas
Wajahnya sudah manyun, pasti dia akan ngamuk
ngamuk ni sepanjang hari dan melampiaskan pada siapapun didekatnya (kecuali aku
sih, aku cuma kebagian cemberutannya). Biasa kalau kemauannya gak dituruti akan
begitu.
“kak, beliin printer aja deh, kan aku masih
belum ada di rumah, jadi sekalian nanti kalau kakak mau nge print kan bisa
disitu” kataku
Aku tahu aku harus mencairkan suasana ini,
kalau gak bisa berabe nanti. Aku sedang gak mau ngambek ngambekan sama dia, aku
sedang ingin dilindungi sama dia, aku masih ngeri dan takut sama perempuan itu.
Merinding jadinya kenapa dia kayak gitu.
“Kan aku belum punya kak, aku mau beli sih
tapi masih kurang ni duitnya” kataku
Akhirnya senyumnya terkembang juga diwajahnya,
dan dia membelikanku Printer canon, aku minta yang biasa saja, tapi yang bisa
sekaligus scan, biar kalau mau scan atau apapun gak ribet. (ngelunjak ni
ceritanya, printer biasa aja cui kalau bukan matre). Jeremy juga membeli
bebearapa buah buku. Setelah itu kita balik kerumah.
“Kak, aku takut kak” kataku
Kita sedang duduk di dalam mobilnya, kita mau
balik kerumah.
“Takut kenapa”
“Nanti deh sampai ruman saja aku ceritain”
kataku
“Iya honey”
Aku cium pipinya dan aku pegang lengannya, aku
merasa tenang dan nyaman jika ada disinya. Aku merasa terlindungi dan bisa
terbebas dari apapun jika dia ada disisiku.
Sampai rumah aku mandi dan kemudian aku
ceritakan semuanya padanya, dia hanya manggut manggut mendengarkan ceritaku
sambil tersenyum. Ih, kenapa sih senyum senyum dari tadi. Ada yang gak beres
kayaknya, jangan jangan dia minta jatah siang siang bolong gini (hehehehhehe,
omas mode).
“Kenapa senyum senyum sayang”kataku
“I love you”
“I know” kataku
Aku sedang tiduran dipangkuannya yang sedang duduk
di sofa ruang tengah, aku baru memperhatikan ternyata ada yang berubah, ada
yang berbeda dengan TV yang ada di ruangan ini. Aku gak tahu apa bedanya tapi
aku tahu itu berbeda (soalnya gak suka memperhatikan detil gitu). Aku teringat
mimpiku yang kemaren.
“Sayang…..”
“Apa?”
“Aku bilang tapi kamu harus jawab dengan
jujur”
“Hmmmm, iya. I will” katanya
“Kemaren itu sebenarnya bukan mimpi kan?
Lukaku bukan karena kejedot pintu kan?”
“Mengapa kamu berpikiran begitu sayang”
“TV nya berubah, kemaren kan memang pecah” kataku
Dia menghela nafas, dan kemudian berkata
“Sebenarnya aku menyembunyikan ini darimu
sayang dan berharap kamu tidak usah tahu. Aku gak ingin kamu terlibat masalah
ini, ini bukan masalahmu dan gak perlu kamu pikirkan”
“Jadi benar kan?”
“Iya”
“Emang kenapa sih kamu benci sama tante Tasya
sayang?”
“Ini karena ada sebuah rahasia yang bahkan
Sony sendiri tidak mengetahuinya dan aku harap dia tidak mengetahuinya”
“Kenapa sayang?”
“Aku gak mau Sony menjadi syok dan dia bisa
berbuat yang tidak aku harapkan yang nantinya akan disesalinya. Kemungkinan besar
dia akan berbuat nekat”
“Emang hubungannya apa sayang, ada hubungannya
juga dengan tante marah marah kemaren?”
“Sebenarnya itu secara tidak langsung ada
hubungannya dengan masalah itu, dia histeris tapi biarkan sajalah, biar dia
mendapat pelajaran yang setimpal”
“Ada apa sih sayang, saya juga bingung”
“Baik aku ceritakan tapi kamu harus bisa
menyimpan rahasia ini dari siapapun terutama Sony”
“Iya sayang”
“Sebenarnya ini dimulai sangat lama ketika dulu
mama kandungku masih hidup. Kamu tahu kan wanita itu bukan mamaku?”
“Iya, Sony sudah cerita”
Sebelum dilanjutkan tiba tiba ada bunyi bel.
Dan ternyata yang datang Sony dan Cyntia dan mereka duduk langsung diruang tamu
depan. Aduh, males deh aku menemui mereka dan waktu sudah jam 3 sore. Mendingan
aku kerja aja deh walau masih kepagian (terlalu cepat datangnya maksudnya).
“mau apa Son dan ngapain bawa wanita itu” kata
Jeremy ketus
“Koko jangan galak galak gitu dong, aku cuma
bawa dia kok, dia mau minta maaf. Dan aku juga mohon pada koko jangan bawa bawa
keluarga dia”
“Eh kak, aku kerja dulu deh ya, aku pakai
motor saja. Aku keluar dulu ya Son” kataku menginterupsi pembicaraan mereka
“Iya Ron hati hati ya” kata Sony
Jeremy mengikutiku dan didepan dia bilang
sebelum aku berangkat
“nanti malam dilanjutkan honey, i will tell
you everything” kanyanya
“Luph you sayang” kataku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar