Minggu, 22 April 2012

Luka, part 14


Part 14



“Ok, sekarang kita selesaikan masalahnya, yang sebenarnya sudaah gak ada masalah yang berarti. Aku sudah melihat bagaimana kamu dan Sony yang sebenarnya, sebenarnya kamu sudah memaafkan dia kan?”



Aku hanya mengangguk sebagai jawabannya



“Aku tahu masih ada yang mengganjal dalam hatimu, sekarang keluarkan semuanya” kata Jeremy

“Aku memang sudah memaafkan Sony, tapi aku gak tahu dengan keluargaku, aku akan memaafkan dia dengan sebenar benarnya jika emak sudah memaafkan dia karena dia yang paling menderita”



Sony kemudian memelukku dan dia bilang



“Aku sudah minta maaf ke emak hampir setahun yang lalu dia aku bersyukur dia memaafkanku, kalau kamu tidak percaya kamu bisa menghubunginya”

“Aku gak ada pulsa buat nelpon” kataku

“Pakai HP ku ini saja” kata Jeremy

“Pakainya gimana sih ni, aku gak ngerti” kataku bego

“Ada ada aja deh kamu, nomernya berapa?” katanya



Aku kemudian menyebutkan no HP adikku, adikku yang membawa HP dan beberapa saat kemudian Jeremy memberikan HP nya padaku. Aku kemudian bicara pada adikku dan emak. Memang benar emak sudah tahu masalah ini lama dan dia memaafkan Sony karena walaupun kejadian itu menyakitkan tapi Sony hanya anak kecil yang gak tahu apa apa dan hanya khilaf saja. Emak tidak mau memberitahuku dan melarang Sony memberitahuku karena dia tahu aku akan bersikap yang berlebihan karena emak tahu aku sangat terluka karena kejadian itu, jadi dia meminta Sony untuk menutupi semuanya dariku. Aku akhirnya lega mendengar semua itu dan aku tersenyum pada kedua orang yang ada di depanku.



Sony memelukku dan aku balas memeluknya, perasaaanku menjadi enteng dan nyaman, beban berat yang kupikul beberapa hari ini hampir hilang dan berkurang banyak.



“terimakasih ya Ron, aku minta maaf sekali lagi”

“Iya”



“Son, kamu sudah makan belum?”

“Belum ko”

“Kamu tadi kemari pake apa?”

“Pakai taxy ko, buru buru tadi dan aku panik, aku gak tahan dengan beban ini. Tapi syukurlah semuanya sudah selesai”

“Honey, kamu nginep di tempatku ya malam ini”

“Eh…..” aku terkejut dia memanggilku seperti itu di depan Sony. Aku hanya melongo

“Udah Ron, aku sudah tahu semuanya kok. Aku tahu hubunganmu dengan koko”

“Ha…………?”

“Santai aja kok Ron. Yasudah ayo kita makan. Traktir ya ko” kata Sony

“OK” kata Jeremy

“Why honey? Everythings all right?”

“Iya, Cuma terkejut aja Sony tahu”

“Aku sudah tahu dari lama kok Ron, udah ah laper ni”



Malam itu kami berdua ditraktir dan nonton. Lalu malamnya nginep di tempat pacar (huhuhuhuhuhu). Tidurnya malam itu bertiga, aku ditengah tengah. Asik deh tidur diantara dua cowok ganteng, bisa peluk kanan kiri. Tapi ya enggak juga sih, aku tidurnya dipeluk dari belakang sama Sony dan aku saling peluk sama pacarku aka Jeremy. Gak ada nafsu malam itu, hanya perasaan tenang dan tenteram serta damai yang ada dihati.



---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Mulai malam itu aku jadi sering nginep di tempat Sony dan Jeremy, aku kalau di tempat umum memanggil Jeremy kak atau kakak tapi kalau ditempat berdua atu pacaran (so sweet istilahnya) aku manggil dia sayang. Dia kalau berdua manggil honey sedang kalau ditempat umum panggil nama saja Ron atau Roni.



Hari ini aku mau dijemput sama Jeremy, mau jalan katanya. Aku ikut saja, sebenarnya senang banget jalan sama dia tapi ternyata dia ada sifat jeleknya juga yang aku kurang suka. Dia suka memaksa, memaksa dalam hal misalnya dia ingin beliin ini dan itu, kalau dituruti aku takutnya ketergantungan tapi kalau gak dituruti dia manyun dan gak akan tersenyum sampai aku menerima apa yang dia berikan untukku. Serba salah jadinya, makanya senang gak senang kalau jalan sama dia.



Untuk antisipasi itu aku kalau jalan harus bilang aku gak mau dibeliin ini itu, tapi dia licik juga (atau otaknya pintar, beda tipis sama Sony), dia biasanya akan tetap membelikan aku sesuatu yang di awal aku tidak sebutin, berdebat dengan dia gak akan menang jadi ya diterima saja (mau gak mau, suka gak suka padahal ngarep sih, soalnya barang yang dia kasih keren keren hahahahah).



Kuliah sudah selesai, tapi aku masih mencatat yang ada di whithe board di depan kelas, Sony yang duduk disebelahku langsung mau ngacir. Seperti biasa dia akan pinjam catatanku nanti, dia paling malas nyatet.



“Son, koko ada di luar kelas tu”

“Kamu duluan Son, ini tinggal dikit lagi”

“Ya udah, nanti aku bilangin ke koko ya”

“Iya iya”



Setelah sepuluh menitan akhirnya aku selesai mencatat dan keluar, didepan ternyata sudah banyak cewek cewek yang ngerubutin Jeremy, pintar banget ternyata dia tebar pesona, bikin bete aja deh.



“Kak, jadi gak kita jalannya” kataku ketika aku ada dikumpulan cewek cewek centil yang ngerubutin Jeremy

“Eh ini yang sudah ditunggu tunggu dari tadi, OK Girls, I’m leaving now, bye nice to see you”

“Eh kok sudah pamitan kak. Ron kamu gimana sih? Ganggu aja deh”

“Ye, aku kan sibuk gak ada waktu nunggu. Ayo kak”

“Iya iya, bye girls” dan kami pergi diikuti celotehan cewek cewek centil. Aku gak peduli hihihi.



Kami berjalan keluar, katanya hari ini dia gak bawa mobil jadi mau naik taxy aja. Aku sih mau ngusulin naik angkot aja, tapi gak berani karena gak mungkin juga dia mau naik angkot. Taruhan deh dia gak akan mau. Ketika kami sedang keluar tiba tiba ada mobil yang berhenti disampingku, dan aku mengenalinya itu mobil Cyntia. Kaca depan mobilnya terbuka



“Hay cowok miskin, lo udah dapat korban baru ya, manjur juga lo punya pelet, dasar miskin mainnya pelet deh”

“Anjing lo” kataku emosi

“Eh, ada sampah ngamuk ngamuk, tapi bagus deh kamu jadi gak jadi benalu pacar gue. Bye sampah selamat memoroti korbanmu yang baru ya”



Mobilnya langsung melaju, aku gondok sekali. Ketika aku tatap kesamping kulihat Jeremy mukanya sudah merah dan aku tahu dia sangat marah.



“Udah sayang, gak usah dipeduliin, perempuan setan itu biarkan saja”

“Emang dia siapa kok menghinamu gitu”

“Dia pacarnya Sony”

“Really?”

“Sudah sayang biarkan saja, ayo kita jalan, katanya mau mentraktirku. Traktir yang banyak ya?” Aku coba mengalihkan perhatian dia agar emosi dia tidak menjadikan hari ini menjadi bencana.



Jeremy yang mendengar kata kataku langsung wajahnya berubah dan senyum cerah mengembang diwajahnya



“Ayo sayang, aku akan traktir sepuasnya, awas jangan nolak. Kamu sudah janji, awas kalau nolak. Aku perkosa nanti” katanya



Aku hanya garuk garuk kepalaku yang gak gatal, Apes deh, pasti banyak barang yang dibeli hari ini. Pusing deh.



--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Kami berdua baru balik dari jalan jalan dan benar apa yang aku pikirkan dan perkirakan, banyak banget barang yang dia belikan untukku, aku gak bisa menolak lagi, pasti argumennya dia bilang aku sudah janji mau menerima apapun hari ini. Akhirnya kami berdua masuk ke dalam rumah Sony (Jeremy juga sih, tapi katanya sebenarnya ini hak nya Jeremy tapi Sony yang menempatinya selama dia tinggal di Singapura). Setelah masuk di dalam rumah, hatiku langsung berdegup dan aku rasanya pengen pergi saja, ada tante Tasya dan perempuan iblis Cyntia. Jeremy langsung pasang wajah masam dan mukanya mengeras.



“Son, ngapain perempuan itu ada disini”

“Jer, dia itu Cyntia pacarnya Sony, ayo kenalin dong sama calon adik ipar” kata tante Tasya



Aku kaget mendengar apa yang menjadi jawaban Jeremy terhadap mamanya (tante Tasya maksudnya).



“Ngapain kamu ngomong sama aku, aku gak ada urusan sama kamu” katanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent News

About

Categories

About

salam kenal dengan saya sigit, ayo kita saling belajar bersama. have fun to see my blog
Photobucket

Recent News

Photobucket