“Dasar teman
gak tahu diri lo, kamu tahu kan dia pacarku, kamu kok tega menusuk dari
belakang. Lo ngaku ngaku sahabat baik gue tapi kelakuan lo lebih busuk dari
iblis”
Amarahku
pada Renal sudah tidak bisa dibendung lagi dan sudah dipuncak ubun ubunku, dia
benar benar sudah sangat keterlaluan. Masak dia suka sama pacarku dan ngegodain
dia. Gak pandang bulu dia juga berani mencium pacarku. Dasar teman gak tahu
diri, Aku sebenrnya berteman dengan dia, bahkan sudah dapat dikatakan sahabat
sejak masih SMU sampai sekarang kerja gini kita masih tetap sahabat, bahkan gak
sedikit orang yang mengira kita pasangan maho karena kemana mana kita selalu
berdua.
Tapi semuanya
buyar dalam satu hari, persahabatan yang manis hancur oleh tingkahnya yang gak
patut dan gak bisa diterima oleh akal sehat. Dia berani suka dan bahkan
menggoda dan mencium pacarku. Dasar laki laki gak tahu diri. Dia bilang pada
pacarku bahwa dia suka padanya dan jatuh cinta padanya. Muak aku melihat muka
busuknya.
“Apa
maksudmu Bram? Aku gak ngerti apa yang kamu katakan”
“Jangan
munafik lo, dasar teman makan teman lo”
“Aku gak
ngerti maksud kata katamu”
“OK kalau
kamu gak ngerti apa yang gue maksud, mungkin dengan ini kamu mengerti”
Langsung aku
hajar dia dan pukulan demi pukulan bersarang ditubuhnya. Aku gak peduli dia
sampai mampus atau mau apa, aku belum puas, aku masih gak terima apa yang
diperlakukannya padaku. Sampah.
Setelah
beberapa saat aku puas dan aku tinggalkan tempat itu, aku gak peduli. Sial,
punya sahabat ternyata mau menghancurkan jalinan kasih sahabatnya sendiri. Apa
dia gak bisa berpikir dengan kepalanya atau memang otaknya sudah gak ada karena
nafsu. Sayangnya nafsu bejat telah menghilangkan akal sehat dan aturan sehingga
apa yang gak seharusnya dilakukan tapi dilakukan olehnya
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Flashback
ketika SMU
“Bram, kita
janji akan berteman selamanya kan?”
“Iya Nal,
kita akan berteman selamanya. Apapun tidak akan bisa memisahkan”
“Kita janji”
Kataku sambil mengaitkan jari kelingking tangan kanan kita
Persahabat
kita memang indah, seindah lukisan masil mahakarya pelukis pelukis terkenal.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Hallo
sayang gimana kabarnya cinnnnnnnnnn” kata Harold pacarku
Yup, Harold
pacarku yang baru kupacari 2 bulanan. Aku gak tahu gimana aku bisa tergila gila
padanya, walaupun agak sissy tapi aku benar benar sayang padanya. Pertemuanku
dengannya saat aku berada dalam club malam yang aku datangi bersama dengan
teman temanku, sebenarnya aku gak suka ke tempat gituan, tapi hari itu ada
temanku yang ulang tahun dan mengadakan party disana, jadi terpaksa aku ikut.
Aku lihat dia dari pertama sudah tertarik dan ternyata dia temannya yang punya
acara juga jadi lalu kami kenalan dan
akhirnya jadian setelah itu, aku sayang banget sama dia.
“Gue lagi
dirumah ni, kita jalan yuk nanti malam”
“Yei gak
jalan sama sahabat ye itu?”
“Udah deh
gak usah dibahas, orang gak tahu diri kayak dia gak usah dibahas lagi”
“Ember cin,
akhirnya sayang sadar juga, ya udah jemput eke sayang, jangan telat ya”
“Iya, gak
usah khawatir pasti gue gak akan telat”
Segera aku
mandi dan mempersiapkan diri, pakai t shirt simpel warna putih dan jeans belel,
aku memang gak suka yang formal formal, malas makainya. Aku suka yang santai
tapi gak terkesan murahan. Kusemprotkan parfum ke tubuhku dan aku segera
berangkat menjemput pacarku dengan avanza hitamku.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sudah hampir
3 minggu sejak kejadian itu, aku kendarai mobilku dan sedang menuju sebuah mini
market yang berada didekat pasar impres. Aku ingin membeli rokok dan air minum
kemasan sebagai teman perjalanan, aku ingin menemui temanku yang mengajakku
ketemuan di Pizza Hut. Ku parkirkan mobilku dan segera aku masuk kedalam
minimarket dan aku segera ambil apa yang aku butuhkan. Setelah aku bayar segera
aku balik menuju mobilku. Ketika aku mau menerusan perjalanan aku sekilas
melihat seseorang, kayaknya ia jadi buruh panggul atau gimana gitu, sepertinya
itu seperti Ghana adiknya si Renal, tapi gak mungkin juga kayaknya Renal
membiarkan adik kesayangannya sampai bekerja jadi buruh gendong gitu. Tapi kalau
benar sukurin juga deh, mampus lo menderita siapa suruh punya kakak jahat kayak
gitu.
Ku gak
peduli sama dia, ngapain juga dipikirin, buang buang energy dan hanya membikin
sakit hati saja. Segera kulajukan mobilku dan setelah berjuang menempuh hampir
setengah jam akhirnya aku sampai di tempat yang dituju. Ternyata Andy sudah ada
disana
“Hai bro
gimana kabarnya”
“Baik, lo
sendiri gimana”
“baik juga
semua baik baik saja”
“Ya udah
kita pesan aja, lo udah pesan belum”
“Belum sih,
gue juga baru aja nyampai kok”
Kamu segera
memesan pizza ukuran besar plus dua buah jus alpukat.
“Eh Bram, lo
udah dengar kabar Renal gak?”
“Kabar
apaan, basi ah ngapain ngurusin kunyuk itu”
“Wait, kok
musuhan gitu lo, bukannya lo tu sohib gak terpisahkan, lebih lengket daripada
suami istri”
“Eh, jangan
ngasal ya, orang gak tahu diri kayak dia bukan temanku apa lagi sahabat gue,
najis gue mengenalnya”
“Hahahahhahahaa”
“Emang
sebenarnya ada kabar apaan sih?”
“Eh,
ternyata lo perhatian, tapi apa bener lo kagak tahu?”
“Kagak tahu”
“Tiga minggu
lalu dia meninggal”
“Meninggal?
Mampus ketabrak omprengan ya, atau bunuh diri” kataku
“Mulut lo tu
dijaga kalau ngomong, dia sakit katanya, lo gak ngelayat?”
“Apa peduli
gue, dia mau mampus juga apa peduli gue”
“Ow,
ternyata musuhan sekarang. Ya udah gak usah diomongin lagi, eh gimana kabar lo
dengan pacar lo itu?”
“Baik dong,
Gue sayang banget sama dia, gue benar benar jatuh cint dan tergoda akan
ketampanan dia”
“Yang sedang
jatuh cinta, serasa dunia milik berdua”
“Iya nih, sudah
mau menginjak tiga bulan malam ini, malam ini gue mau kasih kejutan sama dia”
“Apaan tu”
“Ni lihat
apa yang gue beli buat dia” kataku sambil memperlihatkan cincin berlian pada
Andy
“Gila lo ya,
masak barang semahal itu lo kasih ke dia, buat gue aja sini”
“Sialan lo,
enak aja”
“Hahahah, ya
udah semugo hubungan kalian langgeng ya”
“Kalau lo
Ndi, gimana hubunganmu dengan siapa tu Stepan”
“Udah basi,
udah gue putus dia”
“La kan
belum ada dua minggu”
“Emang
kenapa, tu anak posesif banget, apa apa harus dihubungi, aku harus lapor apa
yang kulakukan. Emang siapa dia, bapak gue apa? bosen gue dengan tingkahnya dan kuputus aja
dia”
“Semoga lo
dapat penggantinya ya seperti Heroldku tersayang”
“Ogah gue
dapat pacar kayak pacar lo itu, ngondek gitu mending pacaran sama bencong”
“Dasar sarap
deh lo
Kami
kemudian melanjutkan pembicaraan yang gak berarti dan menghabiskan pesanan
kami. Aku dari sini langsung mau ke tempat pacarku, sudah gak sabar aku dan aku
mau kasih kejutan ke pacar tersayangku. Heroldku, tunggu aku ya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku
memarkirkan mobil diluar gerbang rumahnya, aku gak dia tahu aku datang. Ini kan
kejutan yang aku ingin tunjukan padanya. Aku kenal satpam rumahnya jadi aku
dibiarkan masuk, aku bilang padanya jangan bilang Herold karena ini kejutan
untuknya dan dia membantuku. Kulangkahkan kaki menuju rumahnya dan aku masuk
kedalam rumahnya (aku punya kunci rumahnya soalnya) dan aku segera mau mencari
dia. Aku langsung segera menuju kamarnya yang ada dilantai 2, tapi ternyata aku
dengar suara kekasihku sedang menelpon seseorang di ruang tengah lantai satu. HP nya di louspeaker sehingga aku bisa
mendengar dengan jelas siapa yang sedang ditelponnya.
“Cin,
makasih lo ya sudah nolongin eke”
“Santai aja,
kita kan sebagai sohib harus saling bantu”
“Makasih
pokoknya, tas Gucci pesenan lo udah ada ni, ye ambil ya nanti”
“Bener cin?,
makasih ya. berarti hubunganmu dengan Bram sekarang lancar dong”
“Ember, si
kutu busuk Renal sekarang sudah gak mengganggu lagi”
“Hahahhahahahahha,
sandiwara ye hebat juga ya cin, pacar ye percaya aja dengan omongan ye”
“Itu kan
berkat bantuan ye juga cin, hahahahhaha mana ada si kutu tu mau gangguin eke
lagi hahahah”
“pacar ye
tolol juga ya cin”
“Ember, tapi
diem lo ye, mulut ye udah eke bungkam pake tas Gucci”
“Oke, santai
aja cinnnnnnnnnnnnnnnnnn!”
Aku yang
terkejut mendengar pembicaraan itu langsung naik darah. Langsung kudamprat muka
anjingnya.
“Eh, jadi
yang lo katakan semua itu bohong ya sampai gue bertengkar sama Renal?”
“Eh……..
yayang eke datang, darimana cin. Ini cuma joke aja sayang gak kok”
“Aku sudah
dengar semua, dasar lo muka anjing ya. Kita putus sekarang” kataku
“Jangan
sayang, eke cinta mati, jangan tinggalin eke sayang, pleaseeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee”
Gue gak
peduli dan kutinggalkan dia. Yang kupikirkan sekarang adalah Renal dan aku
harus segera menemuinya, aku akan minta maaf pada sahabatku karena sudah
menuduhnya yang enggak enggak. Segera aku ke rumahnya dan terlihat sepi disana
aku tanya tetangganya dan ternyata memang kabar buruk yang aku dapatkan. Renal
sahabatku sudah meninggal. Aku segera ke rumah pak RT dan mencari informasi.
Setiba
disana aku disambut dengan ramah, aku segera menanyakan perihal kematian Renal
padanya dan kenapa dia bisa meninggal.
“Aku mau
tanya pak kenapa Renal bisa meninggal”
“Kagak ada
yang tahu pastinya ya dik, tiga minggu yang lalu dia muntah darah dan luka
luka, gak ada yang tahu enapa dia bisa seperti itu,k emudian dia pingsan dan
setelah itu dia dibawa ke rumah sakit tapi nyawanya sudah tidak bisa
diselamatkan, kasihak dik padahal seharusnya hari ini dia menikah. Kasihan
calon istrinya.”
“Kabar
adiknya gimana pak? Setahuku dia punya adik dan rumahnya kok sepi?”
“Ghana
maksudnya, anak itu lebih kasihan lagi dik, padahal dia pintar dan sering juara
lo di skolahnya. Setelah kematian Renal, dia gak ada tempat tinggal lagi. Renal
kan sedang memulai bisnis nya dan meminjam uang pada seseorang dan ketika dia
meninggal itu usaha yang dirintisnya ikut terbengkalai dan rumahnya dijadikan
untuk membeyar hutang tersebut dan Ghana keluar dari rumah itu, saya gak tahu
sekarang dimana. Kalau adik temannya Renal bapak mohon untuk bisa membantu
Ghana, kasihan dia nak”
Setelah
mendapat informasi tersebut aku balik, hatiku kacau tidak karuan. Aku marah
pada diriku sendiri dan akulah yang menyebabkan kematian Renal. Kematiannya
yang mengakibatkan banyak orang terluka, terutama adik dan tunangannya.
Semuanya adalah dosaku, dosaku yang aku tidak akan pernah bisa tebus. Aku
pulang dan aku memikirkan semuanya, hanya karena ucapan seseorang membuat
persahabatan kami hancur, dan yang menghancurkannya adalah aku. Aku merasa
sebagai orang yang gagal sebagai sahabat, orang yang paling buruk, orang yang
lebih percaya pada orang yang baru kukenal dua bulan daripada sahabat sendiri
yang sudah kukenal bertahun tahun yang aku tahu dirinya luar dalam.
Aku hanya terdiam dikamar, aku sampai pagi hanya
diam memikirkan semua yang terjadi. Semuanya bagaikan ilusi, persahabatanku dan
Renal seperti lukisan indah yang sekarang sudah terkoyak, dan yang menancapkan
pisaunya adalah diriku sendiri. Kita gak akan bisa mengembalikan sesuatu yang
sudah terkoyak, semua sudah terlambat. Aku sangat menyesal.
Tiba tiba
kuingat Ghana, adik Renal, aku harus sedikit menebus kesalahanku, aku harus
mencari dia, setidaknya aku harus bisa menyelamatkan seseorang dari kejadian
yang aku lakukan. Renal, ijinkan aku sedikit menebus kesalahanku, ijinkan aku
menjadi pelindungnya. Aku segera membawa mobilku dan menuju ke pasar impres
dimana kemaren aku melihatnya. Aku segera datangi toko yang kemaren dia disana
mengangkat beras dan aku tanyakan dia, ternyata dia tidak tahu dimana dia
tinggal tapi katanya anak anak gelandangan di pojok pasar mungkin tahu.
Gelandangan, membayangkannya saja aku ngeri, akibat ulahku ada seseorang yang
hidupnya seperti itu, aku merasa aku orang paling terkutuk sedunia. Aku segera
kesana dan memang mereka mengenalnya dan katanya dia sedang tidur di tumpukan
kardus kardus. Segera kucari dan aku melihat seseorang merintih, ya dan aku
mengenalinya, dia Ghana adik Renal, tubuhnya memar memar seperti habis
dipukuli, ada noda darah yang mengering disudut bibirnya, kudekati dia.
“Ghana, kamu
gak apa apa?”
“Jangan,
tolong jangan pukuli aku lagi, aku sudah serahkan semua uangku, aku sudah gak
punya apa apa lagi”
Aku hanya
miris dan hatiku merasa lebih bersalah pada Renal, aku tahu baik gimana Renal
menjaga adik kesayangannya ini, dia gak akan biarkan seorangpun melukai
adiknya. Aku langsung menolongnya, dia ketakutan
“Ghan, ini
kak Bram, masih ingat kakak kan?”
“Kak Bram”
Dia berhenti
memberontak, dia memandangku dan tak terasa air matku sudah mengalir dipipiku.
Dia kemudian memelukku dan menangis keras dalam pelukanku, dan yang kurasakan
bukan kelegaan, tapi suara tangisannya bagaikan pisau yang mencabik cabik
tubuhku. Aku hancur, aku lumat dalam tangisnya.
“Kita obati dulu lukamu ya” kataku akhirnya
dan aku bantu papah dia ke mobil dan kubawa ke rumah sakit.
Ternyata dia
hanya luka luar saja, setelah selesai aku bawa pulang ke rumah. Dirumah aku
suruh dia istirahat, aku ingin dia bisa tenang dan tidur dengan nyaman. Selama
dia tertidur aku hanya memandangi wajahnya, dan aku melihat kilasan ketika
pukulanku bersarang di tubuh Renal, melihatnya membuatku menderita, tapi karena
derita itu aku masih punya semangat untuk hidup, setidaknya aku masih punya
kewajiban untuk membantu Ghana.
Tiba tiba
dia terbangun
“Kakak”
“Iya Ghan,
kenapa? Lapar atau haus?”
“Haus kak,
boleh minta air?”
“Iya, kakak
ambilkan ya” dan aku ambil air dan kubantu dia minum
“Makasih ya
kak”
“Ghan, kamu
tinggal dengan kakak ya, biarkak kakak sebagai pengganti Renal”
“Maafkan
Ghana ya kak sudah merepotkan kakak, kakak Ghana takut kak”
Dan dia
mulai menangis, aku segera keranjang disebelahnya, aku letakkan kepelanya
didadaku dan aku usap lembut kepalanya. Dia memelukku erat dan menumpahkan
semua kesedihannya. Kesedihan yang berasal dari dua tanganku ini.
“Apa salah
kak Renal kak?, kenapa ada yang tega berbuat kejam padanya?, apa salah dia kak?
kak renal adalah orang yang sangat baik”
Dan aku
tidak bisa menjawabnya karena semua pertanyaannya serasa pukulan yang menohok
diriku sendiri, aku peluk erat dia dan aku cium kepalanya, aku hanya diam dan
diam.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sudah selama
sebulan ini Ghana tinggal bersamaku, aku sangat suka padanya, anaknya rajin dan
sangat pintar. Ternyata dia sudah selama seminggu tidak sekolah, segera aku ke
sekolahnya dan mengurus semuanya. Sekarang aku yang ambil alih tanggung jawab
atas dirinya, dan aku malah cenderung memanjakan dia. Aku ingin sekolahnya yang
sekarang masih kelas dua SMU lancar dan aku pastikan cita citanya akan
terpenuhi.
Tapi dia
tidak pernah meminta apa apa dariku, bahkan sebisa mungkin dia tidak minta
dariku. Aku gak tahu apa yang ada dipikiran dia. Dia tidak pernah meminta ini
dan itu, apa yang aku kasih diterima olehnya seolah dia hanya pantas untuk
menerima dan bukan meminta. Aku sedih, aku ingin dia bilang apa keinginan dia
tapi aku pendam. Dia mungkin merasa menjadi beban bagiku yang sebenarnya aku
tidak merasa demikian. Aku ingin dia tertawa, aku ingin dia ceria, tapi selama
ini dia hanya diam dan bicara seadanya, aku merasa gagal sebagai seorang
pelindung.
Ren, apa
yang harus aku lakukan, kasih sesuatu sehingga aku bisa membuat Ghana tertawa.
Aku dulu ingat adikmu ini sangat ceria dan wajahnya menyenangkan bagi siapa
saja yang melihatnya termasuk diriku. Ren, maafkan aku, setidaknya biarkan aku
membahagiakan adikmu yang satu ini.
Kami sedang
makan malam, aku melihat wajahnya murung
“Ghan kenapa
murung”
“Gak apa apa
kak”
“Kakak
bersalah ya padamu, kakak memang kakak yang gak baik Ghan”
“Enggak kak,
Ghana aja yang merupakan beban bagi kakak”
“Gak benar
kok itu, kakak ingin Ghana terus terang sama kakak, kalau Ghana ada kesulitan
apa apa tolong bilang ke kakak”
“Ghana cuma
jadi beban buat kakak”
“Ghana sudah
kakak anggap adik sendiri, kakak sedih kalau Ghana berpikir seperti itu, mana
ada adik sebagai beban dari kakaknya”
“kak”
“Please
Ghan, ijinkan kak Bram menjadi kakak Ghana”
“Tapi kak?”
“Kamu
percaya kaka kak, kakak gak akan nyakitin kamu”
Aku
memeluknya, ada air mata keluar dari ujung mataku. Aku gak tahu berapa kali aku
menangis beberapa hari terakhir ini, aku menjadi orang yang cengeng yang bukan
aku sebelumnya. Diriku yang tegar dan keras selalu tenggelam dalam air mata
ketika memandang wajahnya, terutama ketika dia sedih dan sendu seperti ini,
serasa aku gagal menjadi manusia.
Ghana yang
melihatku mengeluarkan air mata menghapus air mata dengan tangannya dan aku
melihat senyuman manis di bisbirnya, aku merasakan terang setelah awan gelap
menyelimutiku beberapa hari ini, aku peluk dia dan kucium pipinya.
“makasih ya
Ghan sudah percaya pada kakak”
“Iya kak,
makasih juga sudah menjadikan Ghana sebagai adik, Ghana berterimkasih”
“Iya,
sekarang katakan ada apa”
“Ghana gak
tahu musti ngomong gimana, senin depan hari terakhir pembayaran uang
dharmawisata di liburan nanti, Ghana gak mau merepotkan kakak, tapi itu wajib
dan semua harus ikut”
“Emang
berapa jumlahnya Ghan?”
“satu koma
dua juta kak, maafin Ghana ya, kalau gak ada gak apa apa kok”
Aku langsung
peluk dirinya, aku benar benar sayang sama anak ini. Aku gak tahu kenapa aku
benar benar sayang dan aku gak tahu hanya melihat ketawanya hatiku sudah
bergejolak. Aku gak tahu ada apa dengan diriku.
“Besok kita
bayar ya, Ghana janji pada kakak buat belajar yang rajin ya dan jangan nakal”
“Makasih ya
kak”
Kemudian dia
memelukku dan mencium pipiku. Hanya sebuah ciuman kecil tapi sudah membuatku
bahagia, bahkan lebih bahagia dari seribu ciuman yang diberikan mantan
mantanku. Aku tidak mengerti apa yang terjadi dengan diriku.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku hanya
senang selalu berada disisinya, aku senang bahagia bisa menjadi pelindungnya
dan aku merasa dia juga demikian. Kadang aku cemburu jika dia menghabiskan
waktu bersama teman temannya, ada aa saja alasanku memintanya segera pulang,
aku hanya ingin terus bersama dengan dia.
Ghana juga
kayaknya seprti itu juga, kadang dia marah atau ngambek jika aku menghabiskan
waktu berduaan dengan temanku, pernah aku sengaja undang temen cewekku untuk
datang kerumah, aku ingin tahu gimana reaksi dia dan ternyata dia ngambek,
tidur dari sore dan gak mau makan malam. Malamnya aku temui dia dan aku peluk
dia, dia hanya memelukku balik dan aku dengan isakan dari mulutnya, setelah
hari itu aku gak berani membawa orang ke rumah, aku takut dia merasa diduakan.
Aku sangat mencintainya, iya perasaan itu muncul dengan sendirinya tanpa aku
sadari.
Aku benar
benar sayang dan mencintai dia tapi aku tidak akan dan tidak akan pernah berani
dan berharap cinta darinya. Aku tidak tahu dia gay atau tidak dan walaupun dia
gay sekalipun aku tidak akan pernah penya angan dan asa untuk mengharapkan
cintanya. Aku sudah menghilangkan nyawa kakaknya, itu fakta yang oleh dirikupun
tidak akan bisa diubah dan aku tidak thu sampai kapan rahasia ini bisa terjaga
dan semoga rahasia hitam ini tidak pernah terungkap.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sebuah
bangkai yang disimpan, pasti akan tercium juga baunya, atau memang tuhan yang
mengatur supaya sebuah rahasia bisa terkuak. Inilah yang terjadi padaku.
Setelah hampir satu tahun lebih rahasia tersimpan, akhirnya terkuak dan
menghancurkan diriku dan anganku,
Aku sudah
sangat nyaman dengan keadaanku, aku sangat sayang dia dan Ghana juga sayang dan
menghormatiku. Walau aku tidak mau atau lebih tepatnya tidak berani untuk
berharap agar dia menjadi kekasihku tapi aku sangat bahagia hanya melihat
senyumannya, sangat bahagia hanya dengan memeluk tubuhnya atau ketika ciuman
kecil darinya dipipiku. Dan aku selama ini sangat bangga, prestasinya di sekolah
juga luar biasa dan sebuah kebahagiaan tersendiri yang muncul di dalam hati
ketika dia berterimakasih dan menyebut namaku sebagai orang yang memiliki andil
dalam hidupnya.
Tapi semua
itu hancur gara gara banci satu itu, manusia laknat bernama Herold, dia yang
membuatku sampai tega menghabisi nyawa sahabatku sendiri. Selama setahun ini
dia masih mengejar ngejar aku tapi aku tidak pedulikan. Aku benci dan jijik
melihat mukanya, kalau dengan membunuhnya aku bisa mengembalikan nyawa Renal,
dengan sukarela tanpa pikir panjang pasti aku lakukan. Tapi itu hal yang sia
sia, aku tidak mau mengotori lagi tanganku dengan tubuh dan otak bejatnya.
Aku gak tahu
darimana ketika itu waktu sudah habis magrib, dia datang ketempatku. Memang
pintu lagi tidak dikunci dan gerbang juga tidak dikunci, dia masuk kedalam
rumah. Sampai di dalam rumah dia menghiba hiba padaku. Dan mungkin karena ribut
ribut itulah Ghana muncul dari balik pintu dan ingin melihat kenapa ada
keributan.
“Jadi sekarang diri lo sama berondong ini ya
cin, eke jadi dibuang gara gara dia”
“Lo minggat
aja deh jangan cari keributan disini”
“Hei, yei
berondong laknat, ngapain lo rebut lekong orang, dasar berondong gak tahu diri,
dasar kucing gak tahu diri lo” katanya pada Ghana
Ghana yang
terkejut hanya diam
“Jangan
dengarkan banci satu ini dik, kamu belajar aja ya”
“Jadi lo
sekarang ada dia dan gak mau lagi sama eke, jangan gitu dong Bram, cinta gue
sangat dalam pada lo, sampai gue rela ngelakuin yang dulu, maafin gue ya.
Maafin gue, gue gak punya pikiran misahin diri lo dan sahabat lo”
“Udah diam
dan minggat dari sini, gue gak mau bacot lo yang busuk itu”
“Maafin eke
sayang sehingga kamu sampai ngebunuh Renal sahabatmu itu, beneran gue gak ada
niat gitu sayang, percaya eke ya, eke sayang dan cinta mati sama yei sayang”
Aku lihat
Ghana terperangah, aku sadar ternyata dia mendengar semuanya. Aku segera
tendang bencong jadi jadian didepanku dan amarahku naik. Dia terkejut dan
langsung meninggalkan rumah dengan tergesa gesa.
Kedekati
Ghana dan mukanya berubah, wajah yang biasanya manis dan senyum yang mengembang
tiba tiba berubah menjadi keras dan tatapan tajam penuh kebencin
“Katakan itu
gak benar kak”
“Maafin
kakak Ghan tapi itu benar” kataku
“Kakak
pembunuh”
“Maafin
kakak Ghan”
“Lalu nyawa
kak Renal gimana, bisa diganti dengan apa”
“Ghan, kakak
minta maaf, kakak khilaf waktu itu”
“Kakak gak
tahu gimana Ghana, setelah kak renal meninggal Ghana menderita, kakak jahat,
yang seharusnya mati adalah kakak bukan kak Renal” katanya emosi
Aku terkejut
mendengarnya, dan memang benar dan kalaupun aku mati aku rela sekarang. Untuk
menebus segala kesalahanku aku rela.
“Kakak rela
kalau memang kakak harus mati”
Dan setelah
itu aku mesakan perih diperutku, aku merasakan ada lelehan yang keluar disana
dan aku melihat di tangan Ghana ada pisau yang berwarna merah.
Aku
tersenyum padanya, jika ini bisa menebus dosaku padanya aku rela, terimakasih
sudah menghukumku akan dosaku, Ghana aku berterimkasih padamu. Yang kurasakan
kemudian adalah rasa dingin yang menjalar ditubuhku dan pandanganku mengabur.
“Terimakasih
Ghan” itu ucapan terakhirku padanya
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku melihat
Renal didepan sana aku bisa melihat dengan jelas membelakangiku. Ren, aku akan
segera bersamamu, aku senang akhirnya kita bisa bersama lagi.
Tiba tiba
dia balikkan wajahnya dan tersenyum padaku, senyuman sayang sangat manis,
senyuman yang dulu sering aku dapatkan ketika masih bersamanya. Aku senang
sekarang aku bisa terus bersamanya dan melihat senyuman itu darinya,
Tapi tiba
tiba dia membalikkan tubuhnya dan menjauh dariku, aku panggil panggil tapi dia
tidak menyahut dan makin lama makin sosoknya makin mengecil dan semuanya
menjadi hitam.
Aku
merasakan sakit di perutku, aku mencoba membuka mataku dan aku merasa sangat
silau. Ada seseorang yang menggenggam tanganku. Aku pelahan lahan bisa melihat
kembali dan dia Ghana yang memegang tanganku, ada juga mama dan papa. Ada juga
teman temanku.
Akhirnya aku
sadar, setelah aku sadar Ghana pergi, aku tidak tahu kenapa. Setelah kayaknya
diperiksa dengan dokter dsb aku kemudian bisa ngobrol dengan mama dan teman
teman walau masih agak kesusahan. Tapi saat ini aku ingin noobrol sama Ghana
berdua, aku ingin ketemu dengan dia, aku ingin bicara empat mata dengan dia,
akhirnya aku minta semua keluar dan aku ingin bicara sama Ghana.
Dia hanya
diam, aku menyuruhnya mendekat dan dia duduk disamping ranjang, dia kemudian
menggenggam tanganku.
“Maafan
Ghana ka, Ghana jahat”
“Maafkan
kakak Ghan”
“Maafkan
Ghana kak”
“Iya Ghan,
kakak juga minta maaf, Ghana memaafkan kakak kan?” dan dijawab dengan anggukan
“Ghana takut
kehilangan kakak, Ghana memang marah besar pada kakak tapi Ghana akhirnya sadar
Ghana lebih takut kehilangan kakak ketika semua sedah terlambat”
“Kenapa
Ghana takut kehilangan kakak?, Ghana harusnya senang kalau bisa membalas dendam
kak renal”
“Iya, Ghana
ingin seperti itu, tapi maaf kan kak, Ghanaaaaaaaaaaaaaaaa………………..”
“Kenapa
Ghan”
“Maafkan
Ghana kak, Ghana mencintai kakak. Maafkan perasaan Ghana kak”
Aku terkejut,
antara senang dan bahagia, surprise dan sebagainya, perasaan yang gak berani
aku harapkan ternyata menjadi kenyataan, aku terus terang senang sekali. Dan
kali ini aku gak mau membuatnya mundur atau menyesali apa yang sudah diakuinya.
“kakak juga
sayang dan cinta Ghana selama ini, tapi kakak takut dan gak berani berharaap
karena dosa kakak pada Ghana”
“Kakak”
“Ghan…”
Dan tak ku
sangka sebuah ciuman lembut mendarat dibibirku dan ini rasanya jauh lebih
membahagiakan dari apapun yang pernah aku rasakan aku hanya tersenyum bahagia
dan hatiku aku senang melihat mukanya yang memerah.
“I love you
Ghana”
“Makasih
kak”
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku sedang
berada di mekam Renal, aku baru sekali ini berani kesana dan aku datang bersama
Ghana kekasihku. Ya, sekarang dia telah resmi menjadi kekaasihku, kekasih
sekaligus adik, orang yang kulindungi dan orang yang paling penting dalam
hidupku.
Aku menebar
bunga ke tanah yang menjadi pusaraannya.
“Ren, aku
minta maaf dan aku mohon ijinmu untuk bersama Ghana adikmu, aku mencintainya
dan aku akan menjadi pelindungnya sebagai penggantimu dan aku juga akan mencintainya
seumur hidupku. Aku berjanji akan membahagiakannya. Aku mau berterimakasih
padamu sudah mengirimkan malaikat seperti adikmu. Terimakasih ya Ren, akan
kujaga dia seumur hidupku”
Kemudian
kami pergi dari sana dan aku pegang tangan Ghana menuju mobil. Di mobil kutatap
matanya, aku dapat merasakan cinta yang besar dimatanya.
“I Love You
Ghana”
Fin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar