Minggu, 29 April 2012

Luka, Part 26


Part 26



Seperti biasa aku dibangunkan pagi pagi untuk ikut lari pagi. Tapi hari ini Alan ikut lari pagi. Dan hari ini sangat menyenangkan Sebenarnya aku sudah mulai biasa dengan lari pagi (karena dipaksa Jeremy mulu soalnya).



“Mas, laper” kata Alan

“Nanti ya dik, kita makan di rumah” kataku

“Iya mas, ayo pulang” katanya merengek dan memegang tanganku

“Alan mau bubur ayam gak?”

“Mau kak, mau”

“Yasudah, Honey, makan dulu yuk, kita beli bubur ayam”

“Iya”

“Kak, kok manggil mas Roni hani sih? Emang mas Roni cewek ya namanya diganti menjadi hani” kata Alan tiba tiba



Aku jadi kaget, aku baru sadar aku manggil Jeremy sayang dan dia memanggilku honey. Aku gak bisa berkata apa apa. Jeremy lalu mendekati Alan kemudian memeluknya dan bilang padanya.



“Alan kan jadi adiknya kak Jeremy, iya kan?”

“Iya”

“Kakak manggil dia honey karena kakak sayang sama kak Roni, panggilan spesial gitu”

“oooooo”

“Kak Rony kan baik, iya kan?”

“Iya”

“Makanya kakak panggil begitu”

“Iya”

“Tapi jangan bilang siapa siapa ya, nanti mereka iri lo”

“Iya”

“Janji”

“janji” kata Alan

“Ya sudah, ayo makan”



Kami segera ke tukang bubur dan menikmati sarapan bubur ayam. Setelah perut ada isinya sedikit (masih lapar soalnya) kami balik. Setelah itu mandi dan sarapan. Aku baru dari dapur mengambil minuman ringan dingin dan segera keruang tengah, aku lihat Jeremy sedang bercanda dengan riangnya dengan Alan.



“kayaknya seru ni, ikutan dong”

“Iya mas, sini sini gabung”

“Kayak anak kecil aja iri” kata Jeremy

“Biarin” kataku

“Alan,  mau gak kalau jalan jalan ke kebun binatang, lihat binatang binatang lucu yuk”

“Ayuk ayuk. Eh, boleh gak mas” tatapnya padaku menhiba penuh harap

“Iya adikku sayang, boleh. Eh ajak Sony juga yuk yang, biar lebih rame”

“OK honey, kamu telpon aja sana”

“Iya”



Aku segera menelpon Sony dan dia bilang bisa, aku bilang berangkat jam 10 ya biar pulangnya jangan kesorean soalnya aku malam ini ada kerja.



Jam 10 kurang sedikit Sony datang, dan seperti biasa dengan dandanan yang ganteng banget. Ketika dia melihat Alan dia langsung menyapanya.



“Alan, dengan siapa kesini, apa kabarnya”

“Baik kak Sony, dengan mas Roni dan kak Jeremy”

“Libur ya”

“Iya, kamis baru masuk”

“Asiknya” sambil acak acak rambutnya

“Kamu ganti baju sana honey, lalu Alan juga diganti bajunya. Baju Alan sudah ada di lemari”



Aku langsung ke kamar. Segera ganti baju. Tapi aku cari cari baju Alan yang sengaja aku bawa kemaren kok gak ada.



“Sayang, baju Alan dimana kok gak ada” teriakku



Jeremy kemudian masuk ke dalam kamar dan memelukku.



“Itu ada dilemari, gimana sih”

“Bukannya ada didalam tas. Sekarang kok gak ada baju baju Alan”

“Hehehhehe”

“Jangan jangan kamu buang ya?”

“Udah, itu bajunya ada di dalam lemari, cepetan”



Aku segera ambil baju didalam lemari, semuanya baju baru. Aku hanya bisa menarik napas panjang, antara senang dan gak senang. Segera aku pakaikan kemeja dan celana jeans pada adikku.



“Gantengnya adikku yang satu ini” kata Jeremy

“makasih kak, ini baju siapa ya” kata Alan

“Itu baju Alan dong semua, kamu disini pakai baju yang baru saja ya, nanti kalau sudah pulang dibawa semuanya”

“makasih ya kak” katanya dan memeluk Jeremy dengan senyum yang terkembang. Aku hanya bisa geleng geleng kepala



Kemudian kita berangkat, Sony kali ini yang menyetir didepan, aku duduk didepan dan Jeremy duduk dibelakang, bercanda canda sama Alan. Kayaknya aku memang tepat mengajak Sony, soalnya pasti nanti Alan akan bersama Jeremy. Gak cemburu sih, aku sayang pada adikku itu dan Jeremy dan aku senang dan bahagia kalau mereka berdua akrab.



Dan benar mereka berdua asyik dari satu tempat ke tempat lain dan jeremy punya hobi baru, memfoto Alan. Adikku hari ini sangat tampan, aku saja sampai kagum. Kalau pakai baju yang bagus gitu ternyata dia memang kelihatan sangat tampan, aku jadi sedih memikirkan dia.



“Kenapa Ron” kata Sony. Kami berdua jadi grup kedua sekarang

“Gak apa apa, Cuma melihat Alan gembira gitu aku jadi bahagia”

“Biarkan saja Alan sama Koko, pasti dijagain dengan baik”

“Iya”

“Bagaimana keadaanmu sekarang?”

“Baik. Oh ya Son, kamu baikan lagi ya dengan iblis itu, eh Cyntia”

“Gak lah, kita sudah putus dan gak ada hubungan apa apa lagi”

“tapi kamu masih nganterin dia ke rumah juga. Dan aku lihat kemaren juga dia datang lo”

“Ngapain?”

“Gak tahu juga, sama tante Tasya dan seorang laki laki. Aku langsung disuruh masuk ke kamar sama Jeremy”

“Ow begitu, ngapain ya mereka kesana lagi”

“Entahlah”  jawabku

“Tapi kenapa ya Ron kok koko benci banget sama mama?, walaupun marah seharusnya gak seperti itu juga. Sudah lama tapi tetep marah gitu. Aku gak habis pikir deh”

“Hmmmm gak tahu juga aku” kataku berbohong. Aku gak enak banget dan aku punya kelemahan kalau bohong pasti ketahuan. Apalagi Sony sudah mengenalku, pasti dia langsung tahu kalau aku nyembunyiin sesuatu.

“Ronnnnnnnnnnnn”

“Iya”

“kamu pasti tahu sesuatu”

“Apaan sih? Tahu nomor togel yang akan keluar, mana aku tahu” kataku mencoba mengalihkan pehatian

“Jangan macam macam, aku tahu kamu berbohong”

“Enggak kok, oh ya tante Tasya itu bukan mama kandungmu ya, dia punya anak gak sih Son?” Kataku mengalihkan pembicaraan lagi

“Ada satu, masih SD kelas satu kayaknya, dimanja banget anaknya”

“Namanya juga anak satu satunya”

“Kamu dulu akrab banget ya Son sama mamamu yang asli”

“Iya, aku kangen sama mama, aku sayang banget sama mama” katanya sendu

“maaf ya Son ngingetin mamamu” kataku

“Gak apa apa, sayang sekali umurnya gak panjang, mama sakit demam panas, kayaknya DBD parah lalu meninggal. Telat diobati” katanya

“Bukannya kena serangan jantung?”



Ups, aku kelepasaan ngomong. Aku langsung bungkam mulutku dengan dua tanganku. Sony dengan mata tajamnya memandangku.



“Apa yang kamu bilang! Dari mana kamu tahu itu? Ayo katakan” Dia sudah memegang bahuku, sakit banget pegangannya

“Gak Son, aku cuma nebak nebak saja”

“Dari mana kamu tahu, dan aku tahu kamu berbohong, aku tahu siapa kamu Ron dan aku kenal kamu. Katakan sekarang”

“Maaf, aku sudah berjanji gak akan bilang pada siapapun, maaf”

“Koko yang bilang kan?”

“Maaf Son”

“katakan sekarang Ron”

“Ron, jangan sekarang, please. Jangan ganggu Alan yang lagi bahagia. Biarkan dulu Alan bersenang senang dan jangan diganggu dengan ini, nanti malam aku akan bilang semuanya”

“Janji ya”

“Iya” kataku



Dasar bodoh kamu Ron, punya mulut gak bisa dijaga, begitu kata hatiku. Aku benar benar ketakutan, aku sudah melanggar janji yang aku berikan pada Jeremy, aku takut dia kecewa dan marah padaku. Aku kemudian mendekati Alan dan Jeremy, lalu aku bilang sesuatu ke Alan.



“Dik kamu bisa sama kak Sony bentar gak, tolong beliin air minum buat mas dong, aku juga pengen ngomong sama kak Jeremy”

“Iya mas” kata Alan



Kemudian Alan dan Sony pergi. Setelah itu aku dengan takut takut ngomong sama Jeremy tentang masalah tadi.



“Sayang, maaf ya”

“Apa honey”

“Maafin aku dulu”

“Apaan sih”

“Aku tadi kelepasan ngomong bilang mamamu meminggal sakit jantung sama Sony”



Dia terdiam, aku benar benar ketakutan, tubuhku serasa lumpuh, aku limbung dan tubuhku akan ambruk ke tanah, tapi Jeremy memegangku dan memelukku sehingga aku bisa bertopang padanya. Aku memeluknya erat dan menangis dalam pelukannya.



“Maafkan aku”

“Gak apa apa Honey, mungkin saatnya Sony tahu apa yang sebenarnya terjadi. Nanti aku yang akan bilang sendiri sama Sony.”

“Maafkan aku ya”

“Ini malah lebih baik kok, aku juga bingung mencari waktu buat bilang pada dia”

“Maafkan aku sayang”

“Iya gak apa apa, aku yang seharusnya berterimakasih padamu honey”

“Sayang masih menerimaku kan”

“My silly boy. I love you forever honey”

“Makasih sayang, I love you too”



Aku lega, akhirnya dia tidah marah dan membenciku. Aku tersenyum padanya, aku sangat mencintainya, aku gak tahu gimana jika kehilangan dia atau dia membenciku. Sony dan Alan sudah balik. Jeremy kembali bercanda ria dengan Alan. Naik perahu angsa mereka sekarang sambil tertawa tawa riang.



“Son”

“Iya Ron”

“nanti Jeremy yang akan bilang semuanya padamu, aku tadi sudah ngomong ke dia”

“Rahasia besar ya Ron, aku juga sudah melihat ada yang tidak beres, tapi aku gak tahu apa itu”

“Biarlah dia yang ngomong ke kamu”

“makasih ya Ron” katanya tiba tiba memelukku

“Iya, tapi apaan ni pake peluk peluk segala, nanti Jeremy cemburu lo”

“Biarin saja, mumpung gak ada dia” heheheheh

“hahahahhahah, ya udah aku peluk juga ah” kataku memeluknya juga sambil ketawa



Gak ada lima detik, HP ku berbunyi, panggilan dari Jeremy

“Ngapain kalian peluk pelukan”

“tanya Sony langsung aja sayang” kataku

“Ni Son, bilang sama dia ngapain kita tadi peluk pelukan” kataku



Dan kuserahkan HP ku padanya, mereka ngobrol dan kali ini pakai bahasa planet (gak tahu bahasa jepang atau cina atau korea) seperti biasa. Setelah ngobrol lima menitan diserahkan kembali HP nya padaku, sambungan sudah terputus.



“Ngomong apaan Son sama kakak”

“Ada deh, rahasia”

“Gitu ya” kataku cemberut

“bukan apa apa kok Roni ganteng, eh, makan yuk Ron. Lapar ni, cari bakso yuk”



Aku langsung mengiyakan dan senyumku tersungging dibibir.



---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Hari ini benar benar menyenangkan, aku sangat senang terutama ketika Alan tersenyum bahagia, rasanya hatiku benar benar ikut bahagia. Kami sudah balik, Sony ada di rumah sedang ngobrol sama Jeremy, Mang Hadi nemenin Alan karena aku mau berangkat kerja. Aku pamitan sama adikku dan minta dia jangan nakal.



Aku juga menemui Jeremy dan Sony yang ada di ruang tengah (Alan dan mang Hadi di kebun belakang).

“Maaf Sayang, Son ganggu ya, aku mau pamit. Aku mau berangkat kerja dulu”

“Iya honey, aku antar atau gimana”

“Pakai motor aja deh”

“Yasudah, hati hati ya”

“Pamit ya Son”

“Iya Ron, hati hati ya”

“Jangan emosi ya Ron, tahan emosi sedikit” kataku

“Iya”



Aku segera berangkat kerja dan memohon semoga semuanya baik baik saja

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Malam ini lumayan lancar kerjaan, gak ada kejadian yang berarti. Aku pulang jam sebelas malam. Setelah sampai di rumah aku melihat Jeremy di ruang tengah dengan Alan tidur dipangkuannya.



“Sudah pulang honey”

“Iya sayang” kataku mencium pipinya

“Bau aseppppppppppp” katanya

“hehehhehehe. Iya aku mau mandi dulu. Sayang, Alan ditidurkan dikamar saja sayang”

“Iya”



Kami kemudian berdua masuk amar, aku mau mandi dan Jeremy menidurkan Alan di kamar. Setelah mandi aku menemui dia yang lagi asik nonton sepak bola. Hufft olahraga aneh.



Aku langsung meletakkan kepalaku di pangkuannya, aku ambil bantal dan kualaskan dikepalaku.



“Sayang, tadi gimana Sony”

“Sudah beres kok, dia sudah tahu segalanya”

“Dia marah gak”

“Sudah kuduga dia ngamuk ngamuk dan mau balas dendam, untung aku bisa redam emosinya. Gak ada gunanya marah marah sama perempuan itu atau papa, semuanya sudah terjadi dan gak bisa diubah”

“Lalu gimana kelanjutannya?”

“nanti kamu juga tahu kok”

“honey, aku ingin satu hal, kamu bisa gak kabulin?”

“Apa? Aku usahain deh sebisaku”

“Lusa ada pertemuan keluarga di Hotel XXX, aku ingin kamu datang kesana. Ajak Alan aja sekalian”

“Buat apa sayang?”

“Ada hal penting, semua keluargaku berkumpul saat itu”

“mau ngapain?”

“Sudah janji kan, banyak makanan kok disana”

“Iya deh, aku datang” kataku pasrah



Aku gak tahu apa yang akan terjadi lusa, semoga hal hal yang baik dan bukan hal yang buruk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent News

About

Categories

About

salam kenal dengan saya sigit, ayo kita saling belajar bersama. have fun to see my blog
Photobucket

Recent News

Photobucket