Part 20
Selama jam kuliah aku tegang, terus terang aku
ingin bicara padanya sekaligus aku ingin terus diam terhadapnya (aneh memang
perasaan ini). Setelah kelar dan dosen keluar Sony kemudian ngomong sesuatu
“Ron, kita bicara ya, jangan diem dieman gini”
“Aku……”
“Maafin aku ya?” dan akupun mengangguk
“Ya udah kekantin aja yuk sekalian makan”
katanya tersenyum dan merangkulku
Aku memandang wajahnya, aku tersenyum padanya,
ada bekas lebam di wajahnya. Aku gak tahu kenapa sudah gak marah lagi, hanya
dengan sebuah rangkulan kecil menguap sudah amarah yang ada dihatiku (jangan
jangan jtuh cinta tu huhuhu). Aku senang memiliki sahabat seperti dia, aku
memang gak marah kok, cuma kecewa saja pada sikapnya kemaren dan begitu
mendengar permintaan maaf darinya hilang sudah semua rasa marah didada.
“Mukamu kenapa Son?” tanyaku
“Gak apa apa, kecelakaan saja kok”
“Kak Jeremy ya yang melakukannya kan? Jadi
benar apa yang dikatakan Andre”
“Gak usah dibicarakan, biasa salah paham
antara saudara”
“Kamu gak marahan kan sama dia?” tanyaku
“Enggaklah, kami baik baik saja kok”
“Syukur deh”
Setelah dikantin aku pesan bakso dan es jeruk,
gak tahu Sony pesan apa, tiba tiba HP berbunyi
“hallo” kataku
“Hallo Honey, lagi dimana?”
“Lagi di kantin sama Sony”
“Sudah baikan sama dia?”
“Iya, aku gak marah kok sama dia sebenarnya,
aku hanya marah sama Cyntia”
“Aku kesana ya, lalu aku antar pulang”
“Aku tunggu ya disini”
Tiba tiba Sony sudah ada disampingku (bukan
hantu lo dia), ada sepiring nasi goreng disana.
“Telpon siapa Ron?”
“Kak Jeremy, diam au kesini. Gak keberatan
kan?”
“Ya gak lah, biasa biasa saja kok, koko sudah
dimana?”
“Bentar lagi katanya, ehhhhh tu dia” kataku
yang dari kejauhan muncul sosok Jeremy
“Hallo Son, hallo Ron lagi makan ya, mau dong”
“Pesan aja ko kalau mau”
“Aku barengan Roni aja” katanya dan dia
mengambil garpuku dan mencomot sebuah bakso dari mangkokku dan memasukkan ke
mulutnya
“kakak jangan aneh aneh ah, masak semangkok
berdua, mana kenyang”
“Ya pesan lagi dong” katanya tersenyum
“Terserah deh” kataku pasrah
Dasar gini kalau punya pacar stress, atau
romantis kali ya. Tapi kagaklah, laper kali bukan romantis, atau jangan jangan
ngirit, kan semangkok bisa buat berdua.
“Ko, habis ini mau kemana?”
“Up to Roni, mau kemana Ron hari ini?”
“Gak kemana kak, aku harus kerja nanti sore”
“Kita jalan jalan aja yuk Ron” kata Jeremy
“Ke pantai aja yuk kankfoto foto”
“OK honey”
“Ih, ya udah ayo jalan sayang”
“Ini berdua main sayang sayangan didepanku,
lalu aku sayang sayangan ma siapa?” kata Sony
“Tu sama nenek lampir” kataku
Aku melihat Cyntia datang dari kejauhan, sebel
ah. Aku langsung mengajak Jeremy pergi.
“Ikut dong” kata Sony
“Males, urusin dulu tu iblis” kataku ketus
“Ikut ya, biarin aja tu cewek deh” kata Sony
“Ayo kak, cepetan” kataku dan kutarik Jeremy
Dan akhirnya kami berdua pergi dan
meninggalkan Sony sendirian, terserah deh mau diapain ma tu iblis. Kami segera
menuju ke mobilnya.
“Sayang, masih lapar” kataku
“Gak jadi ke pantai ni”
“Panas ah, nanti kulitku item dan sayang gak
cinta lagi ma aku”
“hahahahhahaha” hanya itu jawabannya dan kita
masuk ke mobilnya
“Honey, kalau masih lapar ada satu tempat
buatmu”
“Dimana?”
“Ada deh”
“main rahasia rahasiaan deh”
“Gak kok honey, you will see soon. No secret
for you”
“Gak sabar ni”
Gak beberapa lama kemudian kami sudah sampai
di sebuah restoran masakan cina. Kami berdua masuk
“Disini gak ada babi babian kan sayang”
tanyaku
“Aman, tenang saja honey” dan aku lega
mendengar jawabannya
Aku dipesenin ayam gak tau bumbu apa, manis
asam gitu rasanya ditambah nasi. Jeremy gak ikut makan, Cuma gangguin aku
makan. Seneng banget gangguin makan orang sih.
“Honey, tunggu sebentar ya, aku ada perlu”
“Mau kemana? Lalu yang bayar siapa? Aku gak
ada uang”
“Tenang saja honey, sudah dibayar kok semua.
Pesan lagi saja kalau mau. Aku mau menemui manager disini”
“Terserah deh” kataku dan melanjutkan makan
Ternyata managernya seorang perempuan cantik,
kutatap sekilas dan mereka berbicara serius. Jangan jangan mereka ada hubungan
ni, Oh no….. Sudah ah, kalau ada hubungan aku juga gak bisa apa apa kan? Pasrah
saja deh sama yang diatas.
Setelah selesai makan aku masih harus
menunggunya, gak tahu tu ngapain sama perempuan, bikin panas saja hati ini.
Setelah menunggu cukup lama (seabad ada kali, huhuhuhu boong Cuma setengah jam
an kok) dia keluar dan perempuan itu senyum senyum, uh, jangan jangan sudah
dipuasin dia (gak relaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa).
Aku diam saja dan pasang muka cemberut dan
Jeremy kayaknya sudah menyadari akan hal itu.
“Kenapa honey?”
“Ngapain saja sama wanita itu?”
“Gak ngapa ngapain kok”
“Bohong”kataku
“Cemburu ya?”
“Iya jelas dong, ngapain juga lama lama dan
dia senyum senyum” kataku
Dia malah memeluku han mencium pipiku. Malu
ah, kan masih dijalan (diparkiran sih tepatnya, gak banyak orang juga). Kami
masuk mobil dan dia melajukan mobilnya untuk pulang
“Gak ada apa apa honey, kita cuma ngomongin
bisnis kok. Resto itu dulu peninggalan mama, jadi sekarang aku mau tahu
semuanya karena sekarang aku yang handle. Jangan berpikir macam macam ya?”
“O begonooooooooooooooooooooooooooooo” jawabku
yang disambutnya dengan ketawa lepasnya
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas
malam, kami bertiga sedang menikmati camilan. Ada Sony yang datang menemani
kami. Aku juga baru balik dari warung (kerja maksudnya, bukan belanja di
warung). Tadi dijemput Jeremy. Aku sudah mandi dan kami bertiga ngobrol.
“Gimana tadi Son dengan mak lampir itu”
“Gak usah dibahas ya, aku tadi kabur, ni aku
kesini karena dia ada dirumah sama mama”
“Usir aja Son” kata Jeremy
Jeremy tiba tiba berdiri dan duduk
disampingku, lalu manarikku dan aku berada dalam pelukannya, kepalaku bersandar
didadanya. Malu sih sebenarnya sama Sony tapi dia santai santai aja kayaknya.
“Kayak anjing aja ko diusir”
“Not really much different”
“Koko kejam deh”
“Gak juga, memang mereka pantas kok digituin”
“Oh ya ko, koko apa gak keterlaluan sama mama?”
“Emang aku ngapain”
“Kasian mama ko”
“Biarin saja, emang aku pikirin?”
“Ngomongin apaan sih kalian”
“Bukan masalahmu honey”
“Apaan sih?”Kataku jengkel
“Itu Son koko” dan sebelum selesei Sony
ngomong sudan diinterupsi
“Diem Son, jangan menambah masalah Roni”
katanya dan Sony pun diam. Suasana jadi tegang
“Kok jadi tegang sih, maaf deh kalau gitu. Aku
gak nanya lagi deh” kataku pura pura cemberut
“Ada yang ngambek. Son, gelitikin dia yuk”Kata
Jeremy
“Ayo ko”Kata Sony Riang
Suasana kembali mencair dan akrab tapi aku
yang jadi korbannya. Geliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
Aku sedang mau tidur dipelukan Jeremy, tapi
kepikiran juga ada apa ya sebenarnya, semoga aku gak kena imbasnya deh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar