Rabu, 25 April 2012

Luka, part 20


Part 20



Selama jam kuliah aku tegang, terus terang aku ingin bicara padanya sekaligus aku ingin terus diam terhadapnya (aneh memang perasaan ini). Setelah kelar dan dosen keluar Sony kemudian ngomong sesuatu



“Ron, kita bicara ya, jangan diem dieman gini”

“Aku……”

“Maafin aku ya?” dan akupun mengangguk

“Ya udah kekantin aja yuk sekalian makan” katanya tersenyum dan merangkulku



Aku memandang wajahnya, aku tersenyum padanya, ada bekas lebam di wajahnya. Aku gak tahu kenapa sudah gak marah lagi, hanya dengan sebuah rangkulan kecil menguap sudah amarah yang ada dihatiku (jangan jangan jtuh cinta tu huhuhu). Aku senang memiliki sahabat seperti dia, aku memang gak marah kok, cuma kecewa saja pada sikapnya kemaren dan begitu mendengar permintaan maaf darinya hilang sudah semua rasa marah didada.



“Mukamu kenapa Son?” tanyaku

“Gak apa apa, kecelakaan saja kok”

“Kak Jeremy ya yang melakukannya kan? Jadi benar apa yang dikatakan Andre”

“Gak usah dibicarakan, biasa salah paham antara saudara”

“Kamu gak marahan kan sama dia?” tanyaku

“Enggaklah, kami baik baik saja kok”

“Syukur deh”



Setelah dikantin aku pesan bakso dan es jeruk, gak tahu Sony pesan apa, tiba tiba HP berbunyi



“hallo” kataku

“Hallo Honey, lagi dimana?”

“Lagi di kantin sama Sony”

“Sudah baikan sama dia?”

“Iya, aku gak marah kok sama dia sebenarnya, aku hanya marah sama Cyntia”

“Aku kesana ya, lalu aku antar pulang”

“Aku tunggu ya disini”



Tiba tiba Sony sudah ada disampingku (bukan hantu lo dia), ada sepiring nasi goreng disana.



“Telpon siapa Ron?”

“Kak Jeremy, diam au kesini. Gak keberatan kan?”

“Ya gak lah, biasa biasa saja kok, koko sudah dimana?”

“Bentar lagi katanya, ehhhhh tu dia” kataku yang dari kejauhan muncul sosok Jeremy

“Hallo Son, hallo Ron lagi makan ya, mau dong”

“Pesan aja ko kalau mau”

“Aku barengan Roni aja” katanya dan dia mengambil garpuku dan mencomot sebuah bakso dari mangkokku dan memasukkan ke mulutnya

“kakak jangan aneh aneh ah, masak semangkok berdua, mana kenyang”

“Ya pesan lagi dong” katanya tersenyum

“Terserah deh” kataku pasrah



Dasar gini kalau punya pacar stress, atau romantis kali ya. Tapi kagaklah, laper kali bukan romantis, atau jangan jangan ngirit, kan semangkok bisa buat berdua.



“Ko, habis ini mau kemana?”

“Up to Roni, mau kemana Ron hari ini?”

“Gak kemana kak, aku harus kerja nanti sore”

“Kita jalan jalan aja yuk Ron” kata Jeremy

“Ke pantai aja yuk kankfoto foto”

“OK honey”

“Ih, ya udah ayo jalan sayang”

“Ini berdua main sayang sayangan didepanku, lalu aku sayang sayangan ma siapa?” kata Sony

“Tu sama nenek lampir” kataku



Aku melihat Cyntia datang dari kejauhan, sebel ah. Aku langsung mengajak Jeremy pergi.



“Ikut dong” kata Sony

“Males, urusin dulu tu iblis” kataku ketus

“Ikut ya, biarin aja tu cewek deh” kata Sony

“Ayo kak, cepetan” kataku dan kutarik Jeremy



Dan akhirnya kami berdua pergi dan meninggalkan Sony sendirian, terserah deh mau diapain ma tu iblis. Kami segera menuju ke mobilnya.



“Sayang, masih lapar” kataku

“Gak jadi ke pantai ni”

“Panas ah, nanti kulitku item dan sayang gak cinta lagi ma aku”

“hahahahhahaha” hanya itu jawabannya dan kita masuk ke mobilnya

“Honey, kalau masih lapar ada satu tempat buatmu”

“Dimana?”

“Ada deh”

“main rahasia rahasiaan deh”

“Gak kok honey, you will see soon. No secret for you”

“Gak sabar ni”



Gak beberapa lama kemudian kami sudah sampai di sebuah restoran masakan cina. Kami berdua masuk



“Disini gak ada babi babian kan sayang” tanyaku

“Aman, tenang saja honey” dan aku lega mendengar jawabannya



Aku dipesenin ayam gak tau bumbu apa, manis asam gitu rasanya ditambah nasi. Jeremy gak ikut makan, Cuma gangguin aku makan. Seneng banget gangguin makan orang sih.



“Honey, tunggu sebentar ya, aku ada perlu”

“Mau kemana? Lalu yang bayar siapa? Aku gak ada uang”

“Tenang saja honey, sudah dibayar kok semua. Pesan lagi saja kalau mau. Aku mau menemui manager disini”

“Terserah deh” kataku dan melanjutkan makan



Ternyata managernya seorang perempuan cantik, kutatap sekilas dan mereka berbicara serius. Jangan jangan mereka ada hubungan ni, Oh no….. Sudah ah, kalau ada hubungan aku juga gak bisa apa apa kan? Pasrah saja deh sama yang diatas.



Setelah selesai makan aku masih harus menunggunya, gak tahu tu ngapain sama perempuan, bikin panas saja hati ini. Setelah menunggu cukup lama (seabad ada kali, huhuhuhu boong Cuma setengah jam an kok) dia keluar dan perempuan itu senyum senyum, uh, jangan jangan sudah dipuasin dia (gak relaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa).



Aku diam saja dan pasang muka cemberut dan Jeremy kayaknya sudah menyadari akan hal itu.



“Kenapa honey?”

“Ngapain saja sama wanita itu?”

“Gak ngapa ngapain kok”

“Bohong”kataku

“Cemburu ya?”

“Iya jelas dong, ngapain juga lama lama dan dia senyum senyum” kataku



Dia malah memeluku han mencium pipiku. Malu ah, kan masih dijalan (diparkiran sih tepatnya, gak banyak orang juga). Kami masuk mobil dan dia melajukan mobilnya untuk pulang



“Gak ada apa apa honey, kita cuma ngomongin bisnis kok. Resto itu dulu peninggalan mama, jadi sekarang aku mau tahu semuanya karena sekarang aku yang handle. Jangan berpikir macam macam ya?”

“O begonooooooooooooooooooooooooooooo” jawabku yang disambutnya dengan ketawa lepasnya



-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam, kami bertiga sedang menikmati camilan. Ada Sony yang datang menemani kami. Aku juga baru balik dari warung (kerja maksudnya, bukan belanja di warung). Tadi dijemput Jeremy. Aku sudah mandi dan kami bertiga ngobrol.



“Gimana tadi Son dengan mak lampir itu”

“Gak usah dibahas ya, aku tadi kabur, ni aku kesini karena dia ada dirumah sama mama”

“Usir aja Son” kata Jeremy



Jeremy tiba tiba berdiri dan duduk disampingku, lalu manarikku dan aku berada dalam pelukannya, kepalaku bersandar didadanya. Malu sih sebenarnya sama Sony tapi dia santai santai aja kayaknya.



“Kayak anjing aja ko diusir”

“Not really much different”

“Koko kejam deh”

“Gak juga, memang mereka pantas kok digituin”

“Oh ya ko, koko apa gak keterlaluan sama mama?”

“Emang aku ngapain”

“Kasian mama ko”

“Biarin saja, emang aku pikirin?”

“Ngomongin apaan sih kalian”

“Bukan masalahmu honey”

“Apaan sih?”Kataku jengkel

“Itu Son koko” dan sebelum selesei Sony ngomong sudan diinterupsi

“Diem Son, jangan menambah masalah Roni” katanya dan Sony pun diam. Suasana jadi tegang

“Kok jadi tegang sih, maaf deh kalau gitu. Aku gak nanya lagi deh” kataku pura pura cemberut

“Ada yang ngambek. Son, gelitikin dia yuk”Kata Jeremy

“Ayo ko”Kata Sony Riang



Suasana kembali mencair dan akrab tapi aku yang jadi korbannya. Geliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii



Aku sedang mau tidur dipelukan Jeremy, tapi kepikiran juga ada apa ya sebenarnya, semoga aku gak kena imbasnya deh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent News

About

Categories

About

salam kenal dengan saya sigit, ayo kita saling belajar bersama. have fun to see my blog
Photobucket

Recent News

Photobucket