Minggu, 22 April 2012

Luka, part 12


Part 12



Walaupun awalnya ku ragu tapi akhirnya kejadian juga pergumulan itu (waduw istilahnya) dan ternyata rasanya luar biasa dan gak bisa diceritakan (praktek aja sendiri kalau mau tahu).



Kami berdua sekarang sedang ngobrol di sebuah mall yang cukup besar sambil menikati teh manis dan Jeremy sayang sedang menikmati jus jeruk.



“Sayang, kamu menyesal ya?” katanya

“Sedikit”

“Why? Bukannya itu wajar dilakukan sepasang kekasih?”

“Tapi terlalu dini kayaknya, kita juga baru bertemu sekali ini saja dan langsung melakukan itu”

“We love each other right? Jadi wajar kan melakukan hal itu”

“I don’t know” kataku

“Sayang, kita lakukan sekarang atau nanti sama saja kan? Akhirnya kita melakukannya juga”

“Iya juga sih”

“Sayang, aku melakukan ini untuk mengungkapkan kasih sayangku padamu”

“Aku takutnya kamu akan pergi setelah melakukan ini”

“What do you mean darling?

“Biasanya kalau gay pacaran dan sudah melakukan itu kemudian hubungannya menjadi pudar dan makin lama makin menghilang rasa sayangnya. Finally hubungannya rusak dan putus”

“Mengapa kamu berpikiran seperti itu?”

“Karena memang seperti itu yang terjadi”

“Jangan bilang semua seperti itu sayang”

“Mostly, kebanyakan seperti itu”

“Emang kamu sudah mengalaminya sendiri sayang”

“Belum juga sih, aku kan belum pernah pacaran. Hanya denganmu saja ini, but I read a lot of in the internet. Banyaklah kasus seperti itu”

“We will see darling, aku gak akan seperti itu”

“Moga moga aja deh, tapi aku juga gak terlalu berharap kok”

“What do you mean?”

“Aku mencintaimu, tapi aku realistis saja bahwa aku gak boleh berharap terlalu besar pada hubungan ini, karena aku sadar bahwa kemungkinan tidak bersama lagi juga besar”

“Apakah kamu meragukan diriku”

“Mungkin, karena kalau terlalu berharap nanti kalau jatuh pasti sakitnya luar biasa”

“Apakah kamu berpikiran seperti ini pada semua hal”

“Iya, aku harus sadar diri siapa diriku, jadi gak boleh berharap terlalu besar pada apapun. Jalani saja dan biarkan semua terjadi”

“Kenapa kamu gak pernah optimis pada sesuatu?”

“Gak tahu juga, mungkin pengalaman yang menjadikanku seperti ini, jangan pernah memiliki keinginan yang terlalu besar karena kalau tidak terlaksana atau gagal maka sakit dan kecawanya akan bisa disembuhkan dengan lebih cepat. Itu pendapatku saja”

“Optimis dong sayang pada sesuatu”

“Iya, tapi lebih baik prepare buat hal terburuk”

“Udah sayang, percaya deh sama aku, aku akan mencintaimu selamanya”

“Gombal ah” kataku tertawa

“Gitu dong senyum, kalau senyum gitu kan manis wajahnya”

“Merayu ya? Masih mau dilanjutkan yang di hotel tadi? Masih kurang?” kataku

“What a challenge, ok, let’s do it”

“hahahahhahaha, ogah ah, masih capaek” kataku

“hahahhaha, bercanda sayang”

“Sayang, kamu disini berapa lama?” tanyaku

“Gak tahu juga, tergantung urusan disini sudah selesai atau belum”

“Ow, jadi aku benar kan”

“Benar apaan?”

“Aku harus siap kehilanganmu lagi”

“Don’t say like that, aku gak akan pergi selamanya”

“Kita lihat saja nanti, biar waktu yang menjawabnya”

“Trust me darling” katanya

“Iya aku percaya”

“Makasih ya” katanya



Obrolan dilanjutkan dengan obrolan ngalor ngidul dana ketawa ketawa, jam 11 malam aku diantar sampai Kos, dan setelah aku memeluk dan mendapat satu ciuman kita berpisah.



Seperti yang kuduga akan terjadi hal yang teburuk, setelah kejadian itu dia tidak menghubungiku lagi, hampir 2 minggu kami berpisah dan dia cuma beberapa kali ngobrol lewat YM dan itupun cuma say hello dan katanya dia lagi sibuk. Itupun aku dulu yang nyapa, dia kebanyakan statnya di invisible. Aku jadi kepikiran mungkin dia memiliki pacar yang lain sehingga sudah tidak mau denganku lagi dan juga dia sudah mendapatkan sesuatu dari diriku jadi diriku sudah gak ada harganya lagi.



Dalam dua minggu ini hubunganku dengan Sony masih tetap dingin, dia beberapa kali SMS tapi tidak aku pernah baca, pernah menelponku tapi aku gak angkat, aku biarin saja. Aku gak tahu kenapa aku marah besar padanya, apakah dendam atau memang egoisku semata, aku dalam posisi bingung. Tapi selama ini tidak ada kejadian apa apa yang menyakitiku. Ada sih, beberapa kali perempuan geblek alias Cyntia menghinaku, tapi biarlah gak kutanggapi, mungkin orang orang kaya memang belagu kali, hanya ada maunya kalau berhubungan dengan orang lain. Pendapat pribadi aja sih, tapi begitulah pendapatku saat ini.



Aku baru pulang dari tempat kerja, waktu sudah menunjukkan pukul setengah 12. Aku sudah sapai dikamar dan mau tidur ketika kudengar ketukan di pintu kamar kosku. Aku gak curiga apa apa dan kubuka pintunya dan ada orang yang langsung masuk ke dalam kamarku dan aku kaget setengah mati. Aku hanya melihat seringai dia dalam kejutku


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent News

About

Categories

About

salam kenal dengan saya sigit, ayo kita saling belajar bersama. have fun to see my blog
Photobucket

Recent News

Photobucket