Minggu, 22 April 2012

Luka, part 13


Part 13



Langsung kupukul orang brengsek yang nyengir dihadapanku, ngapain ni orang beranai beraninya datang dan masuk tanpa permisi. Sudah begitu dia sudah membuatku kesal belakangan ini. Gondok banget padanya, mukanya memang ganteng tapi pingin aku remas remas saking gemesnya. Dasar cowok gak ada hati.



“Wait honey, kok kamu kejam gini sama pacar sendiri” katanya. Ya dia Jeremy gila yang sudah beberapa minggu ini gak ada kabar beritanya, dah bermesum ria sama pacarnya yang lain kali selama gak ada kabarnya. Gak tahu dari mana juntrungannya tiba tiba sudah datang dan tanpa permisi sudah masuk ke kamarku.



“Apa maumu” kataku ketus

Sambil mengelus pipinya yang tadi kena tonjok dia bilang “Aku mau menemui my honey”

“Siapa tu” kataku

“Ya dirimu sayang, siapa lagi?”

“Mungkin ada yang lain kali, beberapa minggu ni gak ada kabarnya”

“I’m busy honey, aku harus mengurus kepindahanku ke Indonesia, sekarang kita bisa berduaan terus”

“What?” kataku terkejut (ceritanya ikut2an pake bahasa inggris walau kacau)

“Aku akan berada disisimu selamanya”

“Liar” kataku

“Nope darling, aku akan berada disisimu selamanya” katanya yang kemudian memelukku



Aku sebenarnya tidak marah cuma sedikit kecewa, tapi melihat dia dihadapanku luluh dan hilang sudah kekesalanku yang kemaren (mungkin memang bodoh kali ya). Langsung kupeluk dia dan kucium bibirnya. Akhirnya hilang sudah kekecewaanku padanya dan hanya kebahagiaan yang aku rasakan saat ini.



Kami berdua akhirny menjatuhkan diri di kasurku, aku berada dalam pelukannya. Rasanya nyaman sekali.



“Memang mengurus kepindahan apa sih sayang kok sampai gak ada kabar”

“Banyak sayang, terutama mengurus surat surat, kemudian nego dengan papa agar bisa mengurus semua kerjaan yang ada disini. Juga mau ngelanjutin usaha mama juga yang aku tinggalkan dulu. Semua sudah beres sih, jadi sekarang aku bisa menemuimu”

“Wah berarti banyak uang nih kamu, aku jadi gak pede”

“jangan berpikiran seperti itu, percintaan kan pake hati sayang bukan pake uang”

“But manusia membutuhkan uang sayang dan aku dalam posisi lebih rendah darimu”

“Kamu keberatan?” tanyanya

“Sebagian besar orang kan seperti itu, akan menganggap aku memanfaatkanku”

“So, apa hubungannya?”

“banyak sayang, kan nanti aku akan dicerca cowok matre dan pastinya kamu gak mau dong memiliki cowok matre”

“Hmmmmm, emang kamu matre ya?”

“Tergantung dari siapa yang melihat dan terus terang aku memang butuh uang, tapi aku juga gak mau membebani orang lain dengan masalahku jadi sebisanya aku tangani sendiri”

“Aku gak keberatan membantumu kok”

“Gimana ya, takutnya aku nanti menjadi terlena dan malah bergantung terlalu besar padamu. Ini bisa menjadikan hubungan menjadi tidak sehat sayang”

“Aku akan membantu jika kamu minta, tapi kamu juga jangan menolak bantuanku ya, please!”

“Hmmmm, I don’t know” kataku

“Just believe in me honey, kita lihat kedepannya”

“Aku takut menjadi cowok matre sayang”

“Gak sayang, kalau keterlaluan aku juga akan mengingatkanmu, itu juga kewajibanku kok. Trust me”

“OK deh, up to you”

”Percaya padaku sayang, aku gak akan keberatan kalau memang kamu butuh bantuan dan aku gak peduli apa kata orang, aku bukan mereka dan mereka tidak memberiku uang, so mengapa aku harus peduli pada mereka kalau Cuma menyalahkan dan mencerca. Aku hanya peduli jika mereka memberikan hal positif, diluar itu aku gak peduli”

“makasih sayang, I love you”

“Oh ya sayang, gimana hubunganmu dengan Sony”

“I don’t know”

“Kamu masih marah?”

“Kecewa tepatnya, kenapa dia yang membunuh bapak”

“Apakah benar membunuh honey”

“Yeah, like that. Dia yang menyebabkan bapakku meninggal, jadi dialah yang membunuh”

“Membunuh memiliki arti kesengajaan sayang, apakah kamu tahu dengan benar dan pasti bahwa dia sengaja membunuh?”

“Aku gak tahu”

“Honey, boleh gak aku tanya, tapi kamu jawab jangan dengan amarah ya”

“What?” kataku

“Jangan pakai emosi karena emosi dan amarah akan menutupi hati nuranimu. Aku tahu kamu orang baik makanya aku akan selalu disisimu sayang”

“Iya sayang” kataku

“Apakah yang kamu rasakan pada Sony?”

“Aku kecewa sayang”

“OK, Tapi kalau kamu singkirkan rasa kecewamu itu, apa sebenarnya yang kamu rasakan”

“Aku gak tahu”

“Masak sama perasaan sendiri kamu tidak tahu. Kamu melihat dia gimana”

“Aku gak tahu, aku gak berbicara padanya sudah berhari hari, kalau aku dikelas dan melihat dia aku melihat kesedihan diwajahnya”

“Lalu kamu senang dan gembira kan melihat dia seperti itu?”

“Enggaklah, kenapa emangnya?”

“Berarti sedikit kepedihanmu sudah terbalas, sekarang dia sedih dan menderita”

“Aku gak mau dia menderita, aku hanya kecewa padanya saja”

“Oh ya, kamu tahu gak kapan kejadian bapak meninggal?”

“Sudah lama, ketika aku masih SMP”

“Honey bisa berpikir jernih kan? Apakah annak SMP sampai bisa melakukan hal itu?”

“Gak tahu sayang, aku gak tahu”

“Please deh, aku minta sayang dewasa sekarang, dia gak mungkin gak sengaja membunuh, kalau sampai kejadian pasti tidak sengaja atau dia sedang ada sesuatu, anak SMP gak mungkin sayang pakai mobil”

“Iya juga sih, aku pernah cerita ke kamu kan kejadiannya. Aku juga ragu sebenarnya”

“Anggap saja dia benar melakukannya, memang kesalahan yang besar, tapi menurutmu dia baik gak?”

“Baik sekali padaku, dia sangat membantuku, aku kangen bersama dia lagi”

“Wait, I’m jealos now” katanya sambil ketawa



Aku tahu dia cuma bercanda. Dari ketawanya dia gak sungguh sungguh cemburu. Aku cium pipinya dan dibalas mencium keningku.



“Aku anggap dia sahabatku sayang, sahabat terbaikku”

“OK, dari hatimu apakah kamu memaafkannya?”

“Iya sayang, aku dari dulu sebenarnya memaafkannya, tapi egoku mungkin masih terus menyalahkannya sehingga aku seperti ini”

“Tuhan melakukan semuanya pasti ada maksudnya sayang, kita jangan melihat dari sisi buruknya sehingga kamu bisa menerimanya”:

“Maksudmu sayang?”

“Look at yourself now. Kamu tahu gak kamu begitu cemerlang sekarang, sekarang kamu bisa membantu orang tua yang pada kebanyakan orang seusiamu masih bersenang senang dan meminta pada orang tuanya”

“Karena terpaksa sayang”

“Really, aku tanya ketika kau bisa memberikan sesuatu pada your mom, gimana perasaanmu”

“Bahagia sayang, bahagia yang tidak terkira”

“Itu menjadikanmu lebih dari orang lain sekarang”

“Iya juga, sebenarnya kalau dilihat dari sisi positif aku harus akui aku menjadi mandiri sekarang”

“Benar sayang, walaupun ada kejadian buruk pasti akan ada hal hal baik yang ada dibaliknya, jangan melihat hal buruk itu tapi hal yang baik. Dibalik kejadian terburukpun pasti ada sisi baiknya sehingga kita bisa ingat Tuhan dan bersyukur kepada Nya”

“Iya sayang, terimakasih sudah membuka mataku”

“OK”

“Kamu mau tidur disini gak sayang”

“Aku mau pulang, tapi bentar aku ambil sesuatu di mobil, aku bawa sesuatu untukmu”



Kumudian dia keluar dan beberapa saat kemudian dia balik lagi. Dia membawa bungkusan dan diserahkan padaku. Dia kemudian pamit dan bilang besok mau ajak keluar. Untung besok libur kerjanya jadi bisa lebih puas, tapi aku kuliah sampai sore. Apes deh. Jadi aku minta dia jemput aku di kos saja.



Setelah dia pergi ternyata banyak makanan, asik ni lumayan dapat makanan. Tapi ngantuk ni dan kulihat ternyata sudah jam 3 pagi. Tidur tidur besok kuliah



----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Malam itu Jeremy benar benar ganteng, pokoknya gak ada duanya. Pakaiannya benar benar wow. Aku terpana akan penampilannya. Benar benar mirip artis di tivi tivi gitu. Terus terang aku gak pede keluar bersamanya, pasti nanti oang orang akan bilang seperti tuan dan pembantunya (gak usah nanya siapa yang jadi pembantunya, aku jawabannya).



Aku sudah mandi dan berganti dengan pakaian terbaikku (walau mungkin masih buruk baginya). Aku sedang duduk di kasur dan dan Jeremy disampingku. Aku sandarkan kepalaku di pundaknya.



“Sudah siap keluar my honey”

“Sudah sayang”

“Gimana kuliahmu hari ini, menyenagkan kan? Atau ada kejadian yang luar biasa”

“Biasa aja sayang, ya begitu deh melelahkan”

“Sudah maaf maafan ni sama Sony”

“Belum, aku gengsi”

“Dasar, gengsi aja dipelihara”

“Gak tahu deh, hehehhehe”



Tiba tiba ada yang mengetuk pintuku, aku segera membuka dan ternyata wajah dan sosok Sony terpapar disana



“Mau apa kamu kemari pembunuh” kataku ketus

“Maafin aku Ron”

“Emang semudah itu?”

“Please Ron, aku mohon”

“Enak aja, kembalikan nyawa bapak”

“Ya udah, ambil aja nyawaku Ron, aku gak keberatan”



Tiba tiba ada suara dibelakangku.



“Ron, jangan jadi anak kecil. Ingat yang kita omongin kemaren. Dan kamu Son, kamu kenapa memaksa kesini, akan ada waktunya kan kalian baikan”

“Maaf ko, aku gak tahan lagi, biarlah nyawaku jadi penggantinya” kata Sony



Dan sebuah pukulan keras menerpa wajah Sony. Aku terkejut dan aku secara refleks langsung memeluk dia.



“Jangan kasar pada dia, dia sabahatku satu satunya, kalau mau pukul, pukul aku saja” kataku

“Aku cuma memukul adikku yang gak tahu diri dan menghargai nyawanya sendiri. Kalian berdua ayo masuk dan kita bicara didalam.” Kata Jeremy tegas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent News

About

Categories

About

salam kenal dengan saya sigit, ayo kita saling belajar bersama. have fun to see my blog
Photobucket

Recent News

Photobucket