Rabu, 25 April 2012

Luka, part 21


Part 21



Sudah beberapa pekan aku tinggal bersama Jeremy, selama ini sih baik baik saja dan gak ada keributan yang berarti. Cuma disini aku agk dimanjain sama dia dan kalau pagi aku diseret buat olah raga. Selebihnya menyenangkan tinggal sama dia.



Beberapa hari ini dia sibuk banget, di rumah Cuma sebentar, aku juga hanya bisa ketemu dia malam dan pagi, jam setengah 8 dia pasti sudah gak ada di rumah. Aku juga kan kerja dan kaayaknya dia pulang malam juga. Aku putuskan memakai motor untuk ke kampus atau kerja dan dia mengijinkan. Akhirnya bisa (diijinkan tepatnya) naik motorku. Walaupun butut tapi bagiku lebih bebas.



Hari ini aku gak kerja, pulang jam 4 sore. Sudah sampai di rumah, rumah masih kosong (gak juga ada mang hadi), setelah beres semua (mandi makan dsb) aku segera membuka komputerku. Aku mau mengetik makalah yang tadi diberikan, tapi terlebih dulu browsing cari bahannya dulu.



Tiba tiba teleponku berbunyi, langsung kuangkat



“Hallo Sayang” kataku

“Sudah dirumah belum?”

“Sudah kok, ini lagi ngerjain tugas bikin makalah”

“Sudah makan?”

“Sudah sayang, juga sudah mandi. Kamu pulang jam berapa?”

“Aku pulang jam 8 malam, hari ini mulai agak lega”

“Memang sibuk apa sih sayang”

“Mengurusi kepindahan pemilikan bisnis mama yang seharusnya kupegang dan dipegang orang lain yang gak berhak. Juga mengecek apa ada hal menyimpang selama dikerjakan olehnya”

“Wow, aku kangen” kataku

“I will come back soon honey”

“Aku tunggu ya” kataku



Akhirnya aku tutp telepon dan aku segera browsing. Lalu setelah dapat segera kukerjakan, memakan waktu juga tapi selesai. Segera aku simpan di flashdisk dan aku mau ke rental komputer buat nge print makalahku tadi. Sebelum keluar tiba tiba Sony sudah masuk, aku gak mendengar kapan dia masuk, keasikan kali. Dia sudah mengambil minuman (sirup kayaknya, warnanya merah).



“Ron, sudah selesai belum?”

“Sudah ni, aku mau print dulu”

“Bantuin aku dong?”

“Apa? Kalau bantuin bikin makalahmu ogah aku, aku gak dapat nilai juga”

“Kan dapat traktiran”

“Ogahhhhhhhhhhhhhhhhh banget” jawabku

“bantuin ya ron, editin ni, tadi aku udah bikin tapi kayaknya masih kacau dan gak pas”

“hufft, sini sini”



Langsung sony tersenyum dan menyerahkan flashdisk kingstone 16GB miliknya. Gila tu anak, ngapain juga pakai flashdisk segede itu, buat koleksi bokep kali, aku aja Cuma pakai yang 128 mega saja, dikasih temen sih sebenarnya. Mau beli sayang duitnya.



Setelah aku colokkan ke kompi kemudian aku buka, astaganaga, nia anak ngeropotin banget, acakadul bentuknya gak rapi sama sekali. Emang sudah diketik sampai selesai, tapi harus diedit dan dibenerin font halaman dsb. Bikin sebel deh.



“Son, kamu malas banget sih?” kataku

“hahahahhaha” jawabnya

“Traktir seminggu ya” kataku

“Oke bos”



Dan aku segera asik mengotak ati makalah Sony, sebenarnya sudah bagus dan sempurna, aaku juga heran anak ini keren banget makalah yang dibikinnya. Cuma ya gak jelas aja bentuknya, setelah sejam aku selesaikan mengedit makalahnya sekarang tinggal disimpan dan diprint.



“Son aku keluar dulu ya mau ngeprint makalahku”

“Di print di tempatku aja Ron, besok aku kasih”

“Ogah ah, aku mau sekalian cari kertas kuarto, buat mencatat kuliahku besok”

“Aku antar ya”

“Gak usah, Kak Jeremy sebentar lagi mau pulang, nanti kalau gak ada orang bisa berabe.”

“Kan ada mang Hadi”

“nanti pasti dia nyariin aku, sudah ah, bilang saja aku ngeprint dulu ya. aku pergi dulu” kataku



Aku segera keluar dan mengambil motorku dan melajukan ke rental komputer langgananku. Segera aku menyerahkan flashdiskku dan aku segera menunggu selesai. Lumayanlah dan cukup murah kok jadi gak menguras kantong, ada 30 halaman dan habis 9rb saja. Setelah semua selesai aku ingin segera pulang, tapi aku segera ke toko buku untuk beli kertas. Ternyata disana lagi ada acara musik, tontonan gratis lah aku segera menikmati aluna musik. Cukup lama juga, waktu sudah jam setengah 11, aku juga gak nyangka. Kuambil HP ku dan ternyata banyak SMS dan misscall dari Jeremy dan apesnya batere HP ngedrop (atau habis, lupa dicarger kali heheheheh).



Aku ingin segera pulang tapi ternyata hujan deras, aku gak bawa jas hujan, segera aku minta plastik tebal dan aku bungkus kertas yang aku beli dan print ku tadi, aku harus segera balik, gak apa hujan hujanan daripada dia ngamuk ngamuk gak jelas. Dan benar sampai di rumah dia sudah mau ngomel ngomel, tapi melihatku kehujanan dan kedinginan dia malah ketakutan.



“Honey, mandi dulu sana dengan air hangat” katanya

“Iya sayang, maaf ya tadi ada acara musik di toko buku”

“Sudah nanti saja ceritanya, langsung mandi dulu”



Aku segera mandi dengan air hangat, kamar mandinya ada yang bisa air hangat jadi aku gak perlu masak dulu. Semua pakaianku basah sampai ke dalam dalamnya, dan tubuhku kayaknya membiru sampai aku mandi. Setelah selesai aku keluar dan memakai kaos yang agak tebal dan celana treaning.



“Look at you, makanya kalau ada apa apa kasih kabar”

“Maaf sayang, habisnya hp aku silent tadi, jadi gak tahu ada panggilan”

“Sini” katanya

“Apa?” kataku



Dia gak ngomong apa apa dan hanya memelukku dan mencium kepalaku.



“Aku khawatir sayang, aku kira kamu kenapa napa”

“maaf ya” kataku

“Gak apa apa honey”

“Oh ya, Sony kemana? Tadi kan ada dia”

“Sudah tidur, yaudah ayok kita istirahat”

“Iya, tapi bentar aku ambil dulu kertas yang aku beli tadi”



Aku segera mengambil kertas dan aku buka, selamat, masih kering semua dan gak ada kekurangaan apapun. Setelah itu aku segera mengikuti Jeremy masuk ke kamar



-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Aku sedang menonton acara tv, ada film kartun lucu. Asik juga nonton disini bisa nonton film kartun yang banyak (dasar kuper, tv langganan cui). Aku ditemani setoples keripik singkong. Hari ini libur jadi aku bisa nonton sepuasnya sampai sore, nanti malam tinggal kerja saja. Jeremy juga hari ini gak keluar, jadi acaranya ya mesra mesraan dirumah saja.

Sony juga ada disini, lagi ngobrol sama Jeremy didalam, tahu deh ngomongin apa, aku sering gak nyambung dengan yang diomongin mereka, kadang mereka ngomong dengan bahasa planet jupiter juga atau planet mars. Dan kalau aku tanya palingan ketawa saja dan bilangnya bukan masalah serius. Dasar jahat, kalau bukan masalah serius ngapain juga pakai bahasa planet.

Aku mendengar bel, dan aku ingin membukakan pintu, tapi mand Hadi sudah membukakan pintu. Masuklah tante Tasya. Mang Hadi langsung masuk dan kedalam (ke ruangan Sony kayaknya dau menmanggil Sony atau Jeremy). Tante Tasya lalu masuk ke ruang tengah tempat aku menonton TV, aku yang ingin bersopan santun sama dia menyapanya

“Siang tante gimana kabarnya”
“Kamu Ron, masih hidup kamu” katanya ketus
“Alhamdullilah baik baik saja tante”
“Pasti ini semua gara gara kamu ya, kamu tu memang bener bener nyusahin ya jadi orang, sudah dibaik baikn malah ngelunjak”
“Maaf tante, aku gak ngerti maksud tante”
“pasti kamu yang mempengaruhi Jeremy, kalau dendam sama tante jangan gini caranya”

Daripada aku lebih sakit hati, aku mending masuk aja ke kamar nenangin diri. Tapi sebelum aku masuk Sony dan Jeremy sudah muncul.

“Ada apa ini” Kata Jeremy, mukanya memerah dan aku melihat kemarahan diwajahnya
“Gak ada apa apa kak, aku masuk ke kamar” Kataku dan aku langsung ke kamar
“Tunggu Ron” teriak jeremy tapi aku tetep gak peduli. Dikamar langsung aku hela nafas dan merebahkan tubuhku, aku pejamkan mataku. Bebrapa saat kemudian yang kurasakan ada seseorang diatasku

“Maaf ya Ron”
“Bukan salahmu kok sayang”
“Aku tetap minta maaf”
“Ya udah temuin sana mamamu” kataku
“OK sayang aku temui dia, kamu boleh ikut kalau mau”
“Aku tunggu disini saja”

Jeremy kemudian keluar. Aku tunggu dikamar dan aku terkejut ketika ada teriakan tante Tasya yang histeris di ruang tengah dan aku dengar ada suara sesuatu yang pecah




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent News

About

Categories

About

salam kenal dengan saya sigit, ayo kita saling belajar bersama. have fun to see my blog
Photobucket

Recent News

Photobucket