Kamis, 19 April 2012

Cowok Ulat Bulu


Cowok Ulat Bulu



“Ngapain lo dekat dekat gue, najis besar lo tu ya, minggat sana jauh jauh dari gue, minimal satu kilo sana” kataku pada Dio



Sudah empat hari ini aku jauhi tu cowok tengil, dasar cowok kupret jahil (jahat lebih tepatnya dan gak punya perasaan), tega benar dia kemaren ngerjain aku. Aku dikerjain sampai satu kelas mungkin satu sekolahan kali tahu bahwa aku punya sedikit hal yang memalukan. Dasar cowok sinting, gak akan kumaafkan kamu sampai kapankun. Geram aku padanya.



Kususuri jalanan menuju rumahku yang berjarak kira kira setengah kilo dari sekolah. Aku memilih jalan kaki kalau pulang balik ke sekolah, tapi kadang naik angkot juga kalau lagi buru buru atau lagi M alias malas, kadang kan kita kita bangunnya juga bisa telat alias kesiangan, namanya juga cowok, pastilah sesekali (sering malahan kayaknya) telat kalau datang kesekolah.



Siang ini panas banget cuacanya, panas matahari menyengat kulit putihku membikin sedikit berwarna kemerah merahan, aku juga heran walau pulang pergi jalan kaki aku tetap dianugerahi kulit yang putih. Tuhan memang adil kok, jadi aku gak perlu pake krim pemutih baik itu fairness, whitening atau bleaching tapi kulit tetap mulus dan putih.



Aku lihat warung es cincau Pak Brewok buka dan aku aku langsung menuju kesana, lumayanlah siang siang panas gini menikmati es cincau yang diracik dengan air gula merah dan santan plus irisan nangka yang membikin makin mantap. Sambil menikmati es cincau aku duduk dan melihat jalanan yang ramai oleh hiruk pikuk oleh motor dan mobil.



Selagi aku menikmati tiba tiba bahuku ditepuk seseorang, eh ternyata si Dio tengil yang nepuk. Bukannya dah dibilang buat jauh jauh, ni dia malah dekat dekat mulu.



“Ngapain lo, jauh jauh sana dari gue” kataku bengis

“Masih marah ni?”

“gak usah nanya, pergi pergi, hush hush hush”

“aJngan marah mulu awet tua lo, aku bayarin deh cincaunya” katanya sambil memesan es cincau juga

“Emang sekarang gue udah malula, dasar sarap lo, dan yang pasti ogah ya gue dibayarin, gue masih mapu buat bayar sendiri” kataku ketus



Langsung cincau aku habiskan dan aku bayar lalu aku balik segera dan buru buru. Ngalamat apaan ngelihat muka curutnya, aku langsung ngacir. Untung rumahku tinggal seratusan meter dan aku lari. Sampai rumah aku langsung masuk dan langsung menuju ke kamar. Setelah berganti pakaian aku segera cari makan, sepi ni di rumah gak ada orang, ya beginilah namanya kalau hidup sendirian, mama dan papa punya bisnis di luar kota dan aku sendirian disini di rumah kecil ini, aku memang gak mau dibikinin yang lebih gede nanti ribet ngurusnya, sebenarnya ini cuma rumah singgah doang, papa dan mama sudah bikin rumah baru di kota yang sekarang mereka berbisnis tapi aku ogah pindah, aku udah kelas 3 smu, males nanti penyesuaian segala.



Jadilah diriku sendirian yang ngurus semuanya, walaupun sibuk belajar tapi masih sempatlah buat ngurusin ni rumah. Udah ah gak usah ngomongin yang gak penting, aku mau makan dulu, kayaknya nasi yang tadi pagi masih ada dan lauknya juga masih ada. Aku segera menikmatinya, setelah ini masih ada kegiatan lain seperti les dsb, tapi aku sudahin sampai jam 5 sore, memangnya orang kerjanya belajar mulu? apa gak ada hal lain apa?



Selagi asik menikmati makanan berupa nasi dan ayam goreng serta sayur tumis buncis tiba tiba ada yang mengetuk pintu rumah, siapa lagi ni siang siang kesini?



Aku segera keluar dan kubuka pintu dan tiba tiba dengan santai dan muka gak berdosa, nyelonong masuk dengan sukses di Dio kupret ke dalam rumah.



“mau apa lo masuk? Kayaknya kagak ada yang nyuruh lo masuk?”

“Jangan kejam gitu dong”

“Emang gue pikirin, lo juga emang mikir ngerjain gue sampai kayak gitu, sampai sekarang gue diledek se sekolahan, dasar sarap lo”

“Jangan marah marah gitu dong, kan lucu dipanggil ‘cowok ulat bulu’ “

“Lucu dari Afrika?”

“Hongkong kali?”

“Suka suka gue mau Afrika, hongkong atau zimbabwe ya terserah gue, mulut mulut gue ngapain lo protes”

“Maafin deh, mau ngambek sampai kapan sih?”

“Sampai kapanpun, lo cowok brengsek”



Sebenarnya sih kejadiannya empat hari yang lalu, aku waktu itu ke sekolah dijemput oleh Dio pakai motornya yang katanya motor cowok machow, ninja gitu lo. Nah pas waktu di sebelah parkiran kan ada pohonnya yang rindang gitu (entah pohon apa yakagak ngerti)  dan ada ulat bulu gebe banget menjijikkan banget di salah satu daunnya. Langsung deh merinding dangdut, eh merinding disko melihatnya. Memang dari kecil (kagak tahu juga sih mungkin dari bayi kali) aku takut mungkin lebih tepatnya dikatakan phobia dengan yang namanya ulat bulu, segala macam ulat bulu, baik yang bener bener berbulu ataupun enggak, melihat berjalan atau menggeliat liat gitu bikin empat empot jantung.



Kembali ke cerita, si Dio kupret ni tahu banget kalau aku takut banget sama ni satu mahluk, dan dia mulai deh isengnya, dia ambil tu daun yang ada ulatnya dan ditunjukkan padaku. Langsung deh ketakutan dan sukses ngacir ke kelas. Aku kira sudah aman tapi ternyata dia dengan bengis membawa tu ulat ke dalam kelas, nah langsung deh aku ketakutan dan mau ngacir dan parahnya di depan kelas dia teriak dan minta temen temen pegangi aku, dan aku sukses dipegangi oleh mario, ahmad, sapta dan zain. Aku gak bisa berberak, apalagi itu di depan kelas yang otomatis ramai dong jadi tontonan, aku teriak teriak gak jelas gitu deh. Parahnya si kampret dio malah deketin tu makhluk menijikkan ke hidungku, dan akhirnya pagi itu sukses pingsan dengan telak dan lebih parahnya ketika sadar aku baru tahu bahwa aku ngompol.



Hancur deh reputasi gue, Lufer si cowok sempurna, pinter ganteng dan gak ada cacatnya dan sekarang berganti menjadi “Cowok ulat bulu”. Aku dendam dan gak akan memaafkan mereka semua terutama si Dio kupret.



Kembali ke rumah, si Dio sekarang lagi ikut ikutan merampok makanan, biasalah dia gak akan bisa di usir, ndableg kayak kebo, otaknya bebal kayak curut, dia akan melakukan apa yang dia suka, baik itu merugikan orang atau kagak. Dah berkali kali aku usir biar enyah dari hadapanku tapi dia mana mau. Dengan santai dia makan dengan lahapnya.



“Lo kapan minggat dari sini sih?” kataku

“Jangan gitu dong, laper neh”

“Emang sini restoran?”

“Kan mirip miriplah, dan yang penting gratis. Enak lagi makanannya”

“Gundulmu ah, pergi sana gue mau les”

“bareng aja yuk? kan tempat lesnya  sama”

“Bareng sama lo, gak level kali”

“jangan gitu ah atau temen temen satu les tahu kamu tu “cowok ulat bulu” “

“Lo berani bilang gue mutilasi ya, gue potong potong jadi dua puluh”

“Dipotong potong? Emang daging kali?

“Cerewet deh lo, pergi sana gue mau berangkat”

“Iya iya”

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------





“Fer, aku nanti nginep di tempat kamu ya” kata Dio



Ni baru abis selesai les, ni anak kupret tiba tiba bilang mau nginep. Enak aja dia mau nginep di tempat gue, emang gue cowok apaan sampai dia mau nginep di tempaat gue segala. Langsung aku tolaklah, emang perbuatan nista dia sudah kumaafkan? Gak akan lah ya



“Ngapain lo mau nginep di tempat gue, sapa juga yang ngijinin? Ogah lah ya, gak ada tempat buat makluk kayak lo”

“Jangan gitu dong pokoknya aku nanti datang jam 9 an ya”

“Ogah ah, lo datang juga gak akan gue bukain pintu, noh sana tidur diluar kalau mau”

“Pokoknya aku datang ya” katanya dengan senyum manis keahlian dia



Biasanya kalau dia sudah senyum manis gitu pasti aku akan terlena dan tergoda dan memenuhi segala permintaan makhluk satu ini, terus terang dia memang memiliki pesona yang luar biasa, semua cewek di sekolah takluk sama dia dan cowok cowok pada benci dia kalau dia sedang tebar pesona (atau mungkin juga malah terpesona kali dan muna). Tapi kalau ingat kejadian itu pokoknya aku gak akan maafin dia.



“lo mau senyum atau nyering kayak kuda sedang beranak juga gak akan ngaruh buat gue, enyah deh lo, gue mau pulang. Tu angkot sudah datang”

“Aku antar aja ya”

“Diantar sama lo, jijik deh” kataku dan aku segera ngacir

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Malam ini sukses hujan dengan deras menghunjam dari jam 7 malam, asik ni dingin dingin dingin gini buat memanjakan diri buat molor alias tidur. Akhirnya dari jam 8 malam aku tidur.



Tapi kayaknya samar samar aku denger ada yang ngetuk ngetuk pintu gitu tapi gak aku respon, kayaknya cuma minpi doang deh atau salah denger. Mana ada juga yaang malam malam gini datang kemari, ujan ujan lagi. Aku segera melanjutkan tidurku dengan damai.



Pagi pagi jam 5 aku sudah bangun dan aku mau keluar mau beli sayur di warung bu kasih yang memang biasa pagi pagi gini sudah sedia sayur buat diborong oleh ibu ibu kompleks buat dimasak, kalau telat bisa bisa cuma dapat sisa sia ni, makanya aku pagi pagi gini kesana. Sebenarnya masih ada sih sedikit sayur tapi aku mau sedia juga buat nanti siang.



Sewaktu aku membuka pintu aku dikejutkan oleh pemandangan yang mengejutkan, si Dio ada di depan pintu dengan posisi melingkar kayak anak kucing, tubuhnya basah. Kayaknya dari semalaman ni anak disini, langsung aku segera menghampiri dan aku pegang dia dan ternyata tubuhnya panas.



“Sayang lo ngapain didepan sini” kataku panik



Yup, Dio memang pacarku, sudah hampir setahun kami pacaran. Cocoklah kita berdua, sama sama populer gitu, aku pintar dia enggak (pintar juga sih sebenarnya), aku ganteng dia gak (sebenarnya lebih ganteng dari aku), aku baik dia jahil (kalau ini benar) dan yang pasti aku lebih putih hehehehe.



Langsung aku bawa masuk ke dalam kamar, aku ambil handuk kan aku mandiin dia, aku benar benar takut. Dia hanya pasrah saja aku perlakukan kayak gitu. Setelah itu aku langsung ganti pakaiannya dengan baju bersih dan celana trining yang tebal dan hangat. Segera aku seduh air jahe untuk dia dan menghangatkan badannya. Setelah itu aku meminumkannya. Aku minta dia istirahat dan dia akhirnya tertidur di kamarku.



Kuputuskan aku gak ke sekolah, nanti deh bikin surat ijinnya, telpon aja si Zain bahwa aku lagi sakit dan Dio juga, dia kan ketua kelas jadi pamit aja sama dia.



Aku langkahkan kakiku ke warung bu Kasih dan untungnya masih ada sayur untuk bikin sop, baso , ayam dan sosis. Aku harus bikin sop ayam agar Dio segera pulih. Setelah sampai rumah aku segera memasak semuanya. Setelah selesai aku ke kamar dan kulihat Dio sudah terbangun, ternyata dia baru tidur sebentar.



“Sayang, gimana udah baikan kan?”

“Iya, makasih ya”

“Ngapain sih lo sampai nongkrong di depan rumah, kayak anak pramuka aja. Dan lagi tu ngelungker kayak kucing”

“Eh bungkusan yang kubawa mana ya?”

“tu ada didepan”



Dio langsung bangun dan ke luar, aku ikuti dia dan dia ambil bungkusan yang ada di ruang tamu



“Untung gak rusak” katanya

“Rusak gimana?”

“Semalam kan ujan, aku takut basah ni barang”

“Lo tu ya, badan gak diperhatiin malah barang busuk gitu lo lindungi, jadi sakit kan?”

“Ini kan buat kaamu sayang, ini hadiah permintaan maafku”

“Udah deh, gue dah maafin, makan dulu ya. Aku ambilin sop ayam buatmu sayang, lalu minum obat”

“Iya, tapi temani ya”

“Iya”



Setelah Dio makan dan  obat juga sudah sukses masuk ke lambungnya kami berdua duduk di depan TV, sambil nonton acara musik yang dipresenteri oleh olg,a Dio memelukku, aku letakkan kepalaku dipangkuannya.



“Dibuka sayang” katanya

“Iya”



Dan aku buka ternyata isinya ada sebuah cincin, coklat dan sebua boneka”



“ini paan sayang”

“Selamat hari jadi setahun ya sayang”

“beneran ni”

“beneran dong” katanya dan dia mencium keningku



Aku senang banget, rasanya ada disurga hahahahah. Aku ambil cincinnya an aku pake, bagus banget ni pasti mahal. Lalu coklatnya juga enak ni. Dan ada juga boneka, lumayanlah buat ganjel  kepala waktu tidur. Aku ambil bonekanya dan aku terkejut, langsung aku lempar ke Dio kupret.



“Ulattttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt” kataku langsung ngacir ke kamar



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Fin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent News

About

Categories

About

salam kenal dengan saya sigit, ayo kita saling belajar bersama. have fun to see my blog
Photobucket

Recent News

Photobucket