Sabtu, 21 April 2012

Luka, Part 10


Part 10



“Ron, besok udah siap belum, ada kuis lo”

“Sudahlah, nanti tinggal baca baca lagi, gampang kok”

“Wah yang sudah persiapan ni, ajarin dong?”

“Gak salah tu, bukannya kamu kalau kuis selalu dapat nilai tertinggi”

“Kebetulan aja kali”

“Kebetulan tu kalau kejadiannya sekali dua kali aja, ini kejadiannya tiap kali ada kuis, pasti adda yang aneh”

“Aneh gimana” katanya bingung

“Son, kamu jangan jangan dikasih contekan ya, mau dong contekannya”

“Contekan dari mana, kamu jangan ngawur deh”

“Mau dong Son, kamu kan sahabat aku, kasih tahu ya?”

“Ealah, gak ada yang namanya berbuat curang, tapi harus berusaha dengan kemampuan sendiri tahu”

“Eh, sombong ah, atau jangan jangan kamu pakai dukun ya”

“Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa”

“Iya dukun, sehingga yang ngoreksi nilai kamu matanya sliwer dan dapat nilai sempurna mulu”



Sony ketawa ngakak mendengan omonganku, memang kalau dipikir aneh juga, aku gak pernah lihat dia belajar tapi nilai dia selalu yang terbaik. Atau otaknya sudah diprogram seperti komputer kali, atau dia jangan jangan robot.



“Son, jangan jangan kamu robot ya?”

“Robot apaan Ron” Sony makin ketawa ngakak

“Beneran deh, lihat dong dimana chargernya, biasanya kan robot pake batere, kalau habis kan dicharger”

“Kamu aja yang nyarger aja gimana Ron”

“Haaaa”

“Ayo, mau gak”

“Maksudmu”

“Masak gak tahu sih” Katanya mengedipkan mata



Mukaku tiba tiba menjadi merah, malu dan bener bener salah tingkah. Ni anak bercanda atau beneran ya? (ngarep dot com)



“Gak tahu ah, emang apaan”

“Cie cie, masak gak tahu sih”

“Gak tahu” kataku cemberut

“Lutunya” sambil mencubit pipiku

“Jangan cubit cubit ah, bukan muhrimnya”

“Ternyata ngarep ni ya jadi muhrimnya”

“Apaan sih” mukaku jadi makin panas dan merah. Sony kalau bercanda memang sering kelewatan.



Untung ada bunyi bel yang menghentikan malu yang aku rasakan. Sony kedepan dan beberapa saat kemudian beberapa orang masuk. Aku terkejut dan kaget, rasanya aku pengen langsung pergi dari tempat itu langsung. Yang datang adalah temen temen Sony yang beberapa diantaranya menganiaya diriku kemaren. Mereka kemudian masuk dan duduk.



Aku langsung beranjak dari dudukku dan pamit pada Sony



“Son, aku pulang dulu ya”

“Sebentar Ron, ada yang harus dibicarakan, jangan pulang dulu dong”

“Gak ada kok yang perlu dibicarakan, aku pulang sekarang, aku ada sedikit keperluan”

“Jangan gitu dong” Sony langsung merangkulku dan kami duduk, mau gak mau aku terpaksa ikut duduk karena aku dirangkul dia.

“Kamu masih marah Ron” kata Sony

“Enggak” kataku

“Kamu masih belum memaafkan mereka?”

“Gak ada yang salah kok, jadi gak perlu ada yang dimaafin”

“Please ya Ron, kami minta maaf” kta salah seorang, aku gak ingt namanya (aku juga gak peduli namanya siapa)

“Iya, aku maafin kok, udah selesai kan, aku mau pulang”

“Kamu gak mau tahu alasan mereka melakukan itu padamu?” Kata Sony

“Gak perlu”

“Jangan marah gitu Son. Ya udah kamu jangan pulang dulu deh, kamu ke kamarku aja ya”

“Pulang aja ya Son”

“Kekamarku aja sana, main internet aja sana, sapa tahu pacarmu ol”

“Ogah ah, nanti historynya kamu baca”

“Udah kalau begitu. Sekali lagi kamu maafin mereka kan” dan kujawab dengan anggukan

“Ya udah, kamu kemar aja nanti aku temui, main game aja kalau gitu”

“Iya”



Kutinggalkan mereka, terus terang aku memaafkan mereka, tapi aku masih ada rasa takut dan ngeri pada mereka dan aku ingin lepas dan jauh dari mereka. Gak tau kenapa perasaan itu muncul walaupun Sony ada disitu. Aku langsung masuk ke kamar dan aku langsung nonton TV aja, lumayan ada TV parabola (mungkin, pokoknya ada acara luar negerinya), kutonton acara discovery chanel, ada acara binatang binatang yang seru abis.



Aku gak tau berapa lama aku nontong yang aku tahu tiba tiba Sony sudah masuk dalam kamar



“Ngapain Ron? Gak jadi ngegame?”

“Gak, ni nonton acara dunia hewan, seru Son”

“Kayak anak kecil aja”

“Biarin, keren binatangnya”

“Oh ya Ron, yang tadi kamu gak marah kan, sebenarnya mereka kesini mau minta maaf dan menjelaskan kesalahpahaman, sebenarnya mereka melakukan itu karena termakan kata kata Cyntia, dia bilang kamu memanfaatkan aku. Tahunya kita lagi bertengkar kemaren dan mereka ngira kamu manfaatin aku dan aku marah padamu. Kejadian deh semuanya. Maaf ya”

“Iya gak apa apa kok, yang penting aku sudah sembuh”

“Udah sore ni, aku antar ke tempat kerjamu langsung aja ya, mandi dulu sana, pakai baju disitu aja”

“Gak enak aku”

“Cerewet deh, cepetan mandi. Atau minta dimandiin”



Aku langsung ngacir ke kamar mandi, takut ah kalau dimandiin sama Sony, takut diapa apain.



-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Siang itu aku lagi jalan mau pulang ke kos sendirian. Tiba tiba aku dikejutkan oleh sebuah mobil yang tiba tiba berhenti didepanku. Ternyata sosok Cyntia turun dan langsung berkacak pinggang didepanku.



“Hei lo dasar laki laki pengeretan, tertawa lo sekarang”

“Aku gak tahu maksudmu”

“Senang lo sekarang Sony membelamu”

“Maksudmu?”

“Eh lo gak usah pura pura, makin baik kan dia sekarang padamu?”

“Dia kan memang baik dari dulu”

“Gara gara lo, gue sebagai cewek tercantik se kampus ini yang menjadi cinta sejatinya rela dia buang, apa lo gak nyadar kenapa?”

“Aku gak ngerti maksudmu”

“Dasar lo emang goblok, gak salah sih, orang miskin ya goblok kayak elo ini”

“Aku gak peduli kata kata busukmu, apa maumu” kataku yamg mulai marah dan jengkel

“Eh sudah berani ya, hei lo sampah, dengerin ya. Sony baik padamu bukan karena dia bener bener baik padamu, tapi karena ada sesuatu, yang sebenarnya sih gak usah dipikirin juga sih”

“Maksudmu”

“Sony tu merasa bersalah karena dia yang menyebabkan bapakmu mati, dia yang menabrak sampai mampus to orang”



Aku terkejut, itu tidak mungkin.



“gak mungkin itu”

“Gak percaya ya terserah, yang penting lo harus tahu seharusnya lo tu gak mungkin dibaik baikin sama Sony, lo gak selevel”

“Aku gak percaya”

“Sekarang lepasin dia dan minggat dari hidupnya”

“Aku gak percaya”

“Silahkan tanya saja sendiri, aku sudah selesai yang mau aku kataakan. Dasar sampah, Bapakmu juga tu sudah mati masih nyusahin orang saja, dasar keluarga sampah” katanya sambil kembali ke mobilnya dan ngacir.



Aku yang terkejut (syock mungkin istilahnya langsung kembali ke kos). Aku duduk di tempat tidur, nanar dan termangu disana antara percaya dan gak percaya apa yang diomonginnya. Aku kemudian sms ke Sony

<Son, apa benar kata cyntia kamu yang membunuh bapak, katakan gak benar son?>



Dan gak ada semenit kemudian terdengar suara panggilan di HP ku


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

“Hallo” kataku

“Hallo Ron, gimana kamu sekarang, kamu lagi dimana?”

“Aku gak dimana mana, sekarang aku hanya ingin tahu bahwa semuanya itu gak benar, gak benar kan Son? Bohong kan yang dikaatakan wanita jahanam itu?”

“Maaf Ron, tapi semua yang dikatakaannya itu benar, aku minta maaf ya Son”



Aku syock dan gak tahu lagi harus bagaimana



“Ron, maafin aku ya? Aku hanya butuh maafmu dan aku tetap diterima dan tetap menjadi temanmu, aku hanya butuh itu darimu”

“Apa yang harus aku lakukan pada orang yang membunuh bapakku? Kamu tahu kan apa yang terjadi setelah itu? Semua penderitaan yang harus aku alami?”

“Maaf Ron”

“Sekarang maumu apa Son?”

“Aku tetep mau jadi sahabat kamu Ron”

“Benarkah, atau kamu berteman denganku ada maksud lain?”

“Apa maksudmu?”

“Kamu belum puas cuma membunuh bapakku saja, kamu juga ingin membunuhku juga?”

“Aku gak punya maksud demikian, please Ron jangan berburuk sangka seperti itu”

“Terserah kamu Son, kalau kamu mau bunuh aku juga gak apa apa kok”

“Ron………….”

“Sudahlah, kita gak usah kenal lagi mulai sekarang, kalau kamu mau melakukan apapun terhadap diriku lakuin saja. Biar kamu puas” kataku dan kututup sambungan telepon.



Aku marah dan sangat kecewa padanya, jadi selama ini dia mendekatiku hanya karena dia membunuh bapakku, dasar manusia gak tahu diri, manusia jahat. Gak puas kayaknya dia hanya membunuh bapakku, mau bunuh aku juga kayaknya.



Semua yang dilakukan padaku hanya kepura puraan saja, jijik aku terhadap dirinya. Aku bingung, marah, kesal dan stress. Aku beberapa saat hanya terdiam di kamar. Jam 5an aku malas kerja, langsung aku ambil motor dan aku segera menuju ke pantai, sampai disana aku duduk di pasir dan melihat gelombang laut yang saling kejar kejaran, kutatap dan semoga bisa menenangkan hatiku yang terguncang



-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Hari sudah gelap ketika ada seseorang yang duduk disampingku, aku tidak perhatikan dia, pandanganku tetap kearah lautan yang ada didepanku, gelap dan gelap, hanya sedikit cahaya bulan dan bintang yang menerangi dan ombak yang terlihat dalam keremangan begitu indah dimataku.



“Kenapa dik disini duduk duduk sendiri, bapak perhatiin dari tadi sore gak bergerak dan Cuma memandangi lautan saja”



Kutolehkan dan kudapatkan sosok separuh baya, wajahnya sangat tenang dan gak tau kenaapa wajahnya bisa menentramkan hati



“Gak kenapa napa pak, sedang ingin memandang laut saja, indah pak”

“Sesuatu yang indah belum tentu indah juga kalau kita lihat dari sudat pandang lain, demikian juga sebaliknya sesuatu yang tidak indah atau buruk bisa jadi kalau dipandang dari sudut lain bisa terlihat indah”

“Maksud bapak?”

“Maksudku sesuatu bisa terlihat lain jika kita pandang dari sudut yaang berbeda”

“Aku gak ngerti pak”

“Gak perlu paham juga kok, nanti juga akan tahu sendiri” katanya



Bingung ni apa yang dikatakan bapak ini, aku benar benar gak paham.



“Kalau ada masalah bisa diceritai ke bapak” katanya

“Hmmmm, ya gitu deh pak” kataku ragu ragu

“Kamu gak percaya pada bapak?”

“Gak tahu juga pak”

“Mungkin dengan sedikit bercerita akan membuatmu sedikit lega dan menjadi lebih enak” katanya



Kutatap dan aku hanya melihat ketenangan dan keteduhan diwajahnya, akhirnya aku ceritakan semua dari awal sampai akhir padanya. Aku gak tahu kenapaa aku bisa lancar bercerita pada orang asing seperti dia yang namanya aja aku gak kenal. Setelah semuanya selseai aku cerita ada sedikit kelegaan dalam hatiku.



“Berat ya, tapi pasti semua ada maksud dan tujuannya yang diatas menggariskan seperti itu, jangan kamu hanya berpikir menderita karena semua akan berakhir pada kebuntuan yang akan menjauhkan kamu dari Nya, tapi coba kamu berpikir dari sisi lain dan kamu akan melihat cahaya disana”

“aku gak ngerti pak”

“Jalani saja dan nanti kamu akan tahu sendiri. Oh ya, pulang dulu sudah larut lo” katanya



Kuambil HP dan kulihat waktu ternyata sudah jam 2 pagi. Aku kaget, masak sudah jam 2 pagi? Kukira masih jam 9 an. Aku langsung pengen pulang dan ketika kupalingkan ke samping ke arah bapak bapak yang tadi ngobrol denganku tadi ternyata dia sudah gak ada. Kuputar tatapanku tapi tetap gak kutemukan dia, agak merinding sih tapi mungkin dia orangnya sudah balik kali (hehehhe, daripada takut).



Aku langsung menuju motorku dan pulang, ditepi pantai (dipinggir jalan) ada warung makan (warung tenda lebih tepatnya) yang masih buka. Aku masuk dan segera memesan wedang jahe dan mengambil gorengan dan nasi bungkus. Lapar perutku pengen diisi. Ada beberapa bapak bapak yang juga makan disitu



“Dek, kamu tadi yang duduk duduk dipantai ya”

“Iya kok bapak tahu?”

“Itu dari motormu”

“Owww, iya pak lagi pengen lihat laut” kataku

“Tapi sendirian gitu gak capek dek?”

“Tadi aku ngobrol sama bapak bapak kok pak, keterusan ngobrolnya sampai pagi?”

“Ha……, tapi aku lihat tadi sendirian lo”

“Masak sih pak, salah lihat kali pak”

“Mungkin juga ya dik” dan dari kata katanya ada yang beubah



Aku biarin aja, yang penting aku sedikit lega dan setelah aku bayar semuanya aku pulang. Sampai kos sudah jam 3 pagi, aku langsung tidur dan terlelap sampai pagi



Tidurku diinterupsi oleh suara deringan di HP, aku terbangun dan langsung aku pencet tombol di HP



“Hallo” kataku penasaran pada siapa yang menelpon, aku gak kenal nomornya

“Sayank, Gimana kabarnya, aku kangen lo”

“Ini siapa ya?” kataku bingung karena gak tahu siapa dia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent News

About

Categories

About

salam kenal dengan saya sigit, ayo kita saling belajar bersama. have fun to see my blog
Photobucket

Recent News

Photobucket