Part 10
“Ron, besok udah siap belum, ada kuis lo”
“Sudahlah, nanti tinggal baca baca lagi,
gampang kok”
“Wah yang sudah persiapan ni, ajarin dong?”
“Gak salah tu, bukannya kamu kalau kuis selalu
dapat nilai tertinggi”
“Kebetulan aja kali”
“Kebetulan tu kalau kejadiannya sekali dua
kali aja, ini kejadiannya tiap kali ada kuis, pasti adda yang aneh”
“Aneh gimana” katanya bingung
“Son, kamu jangan jangan dikasih contekan ya,
mau dong contekannya”
“Contekan dari mana, kamu jangan ngawur deh”
“Mau dong Son, kamu kan sahabat aku, kasih
tahu ya?”
“Ealah, gak ada yang namanya berbuat curang, tapi
harus berusaha dengan kemampuan sendiri tahu”
“Eh, sombong ah, atau jangan jangan kamu pakai
dukun ya”
“Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa”
“Iya dukun, sehingga yang ngoreksi nilai kamu
matanya sliwer dan dapat nilai sempurna mulu”
Sony ketawa ngakak mendengan omonganku, memang
kalau dipikir aneh juga, aku gak pernah lihat dia belajar tapi nilai dia selalu
yang terbaik. Atau otaknya sudah diprogram seperti komputer kali, atau dia
jangan jangan robot.
“Son, jangan jangan kamu robot ya?”
“Robot apaan Ron” Sony makin ketawa ngakak
“Beneran deh, lihat dong dimana chargernya,
biasanya kan robot pake batere, kalau habis kan dicharger”
“Kamu aja yang nyarger aja gimana Ron”
“Haaaa”
“Ayo, mau gak”
“Maksudmu”
“Masak gak tahu sih” Katanya mengedipkan mata
Mukaku tiba tiba menjadi merah, malu dan bener
bener salah tingkah. Ni anak bercanda atau beneran ya? (ngarep dot com)
“Gak tahu ah, emang apaan”
“Cie cie, masak gak tahu sih”
“Gak tahu” kataku cemberut
“Lutunya” sambil mencubit pipiku
“Jangan cubit cubit ah, bukan muhrimnya”
“Ternyata ngarep ni ya jadi muhrimnya”
“Apaan sih” mukaku jadi makin panas dan merah.
Sony kalau bercanda memang sering kelewatan.
Untung ada bunyi bel yang menghentikan malu
yang aku rasakan. Sony kedepan dan beberapa saat kemudian beberapa orang masuk.
Aku terkejut dan kaget, rasanya aku pengen langsung pergi dari tempat itu
langsung. Yang datang adalah temen temen Sony yang beberapa diantaranya
menganiaya diriku kemaren. Mereka kemudian masuk dan duduk.
Aku langsung beranjak dari dudukku dan pamit
pada Sony
“Son, aku pulang dulu ya”
“Sebentar Ron, ada yang harus dibicarakan,
jangan pulang dulu dong”
“Gak ada kok yang perlu dibicarakan, aku
pulang sekarang, aku ada sedikit keperluan”
“Jangan gitu dong” Sony langsung merangkulku
dan kami duduk, mau gak mau aku terpaksa ikut duduk karena aku dirangkul dia.
“Kamu masih marah Ron” kata Sony
“Enggak” kataku
“Kamu masih belum memaafkan mereka?”
“Gak ada yang salah kok, jadi gak perlu ada
yang dimaafin”
“Please ya Ron, kami minta maaf” kta salah
seorang, aku gak ingt namanya (aku juga gak peduli namanya siapa)
“Iya, aku maafin kok, udah selesai kan, aku
mau pulang”
“Kamu gak mau tahu alasan mereka melakukan itu
padamu?” Kata Sony
“Gak perlu”
“Jangan marah gitu Son. Ya udah kamu jangan
pulang dulu deh, kamu ke kamarku aja ya”
“Pulang aja ya Son”
“Kekamarku aja sana, main internet aja sana,
sapa tahu pacarmu ol”
“Ogah ah, nanti historynya kamu baca”
“Udah kalau begitu. Sekali lagi kamu maafin
mereka kan” dan kujawab dengan anggukan
“Ya udah, kamu kemar aja nanti aku temui, main
game aja kalau gitu”
“Iya”
Kutinggalkan mereka, terus terang aku
memaafkan mereka, tapi aku masih ada rasa takut dan ngeri pada mereka dan aku
ingin lepas dan jauh dari mereka. Gak tau kenapa perasaan itu muncul walaupun
Sony ada disitu. Aku langsung masuk ke kamar dan aku langsung nonton TV aja,
lumayan ada TV parabola (mungkin, pokoknya ada acara luar negerinya), kutonton
acara discovery chanel, ada acara binatang binatang yang seru abis.
Aku gak tau berapa lama aku nontong yang aku
tahu tiba tiba Sony sudah masuk dalam kamar
“Ngapain Ron? Gak jadi ngegame?”
“Gak, ni nonton acara dunia hewan, seru Son”
“Kayak anak kecil aja”
“Biarin, keren binatangnya”
“Oh ya Ron, yang tadi kamu gak marah kan,
sebenarnya mereka kesini mau minta maaf dan menjelaskan kesalahpahaman,
sebenarnya mereka melakukan itu karena termakan kata kata Cyntia, dia bilang
kamu memanfaatkan aku. Tahunya kita lagi bertengkar kemaren dan mereka ngira
kamu manfaatin aku dan aku marah padamu. Kejadian deh semuanya. Maaf ya”
“Iya gak apa apa kok, yang penting aku sudah
sembuh”
“Udah sore ni, aku antar ke tempat kerjamu
langsung aja ya, mandi dulu sana, pakai baju disitu aja”
“Gak enak aku”
“Cerewet deh, cepetan mandi. Atau minta
dimandiin”
Aku langsung ngacir ke kamar mandi, takut ah
kalau dimandiin sama Sony, takut diapa apain.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Siang itu aku lagi jalan mau pulang ke kos
sendirian. Tiba tiba aku dikejutkan oleh sebuah mobil yang tiba tiba berhenti
didepanku. Ternyata sosok Cyntia turun dan langsung berkacak pinggang
didepanku.
“Hei lo dasar laki laki pengeretan, tertawa lo
sekarang”
“Aku gak tahu maksudmu”
“Senang lo sekarang Sony membelamu”
“Maksudmu?”
“Eh lo gak usah pura pura, makin baik kan dia
sekarang padamu?”
“Dia kan memang baik dari dulu”
“Gara gara lo, gue sebagai cewek tercantik se
kampus ini yang menjadi cinta sejatinya rela dia buang, apa lo gak nyadar
kenapa?”
“Aku gak ngerti maksudmu”
“Dasar lo emang goblok, gak salah sih, orang
miskin ya goblok kayak elo ini”
“Aku gak peduli kata kata busukmu, apa maumu”
kataku yamg mulai marah dan jengkel
“Eh sudah berani ya, hei lo sampah, dengerin
ya. Sony baik padamu bukan karena dia bener bener baik padamu, tapi karena ada
sesuatu, yang sebenarnya sih gak usah dipikirin juga sih”
“Maksudmu”
“Sony tu merasa bersalah karena dia yang
menyebabkan bapakmu mati, dia yang menabrak sampai mampus to orang”
Aku terkejut, itu tidak mungkin.
“gak mungkin itu”
“Gak percaya ya terserah, yang penting lo
harus tahu seharusnya lo tu gak mungkin dibaik baikin sama Sony, lo gak
selevel”
“Aku gak percaya”
“Sekarang lepasin dia dan minggat dari
hidupnya”
“Aku gak percaya”
“Silahkan tanya saja sendiri, aku sudah
selesai yang mau aku kataakan. Dasar sampah, Bapakmu juga tu sudah mati masih
nyusahin orang saja, dasar keluarga sampah” katanya sambil kembali ke mobilnya
dan ngacir.
Aku yang terkejut (syock mungkin istilahnya
langsung kembali ke kos). Aku duduk di tempat tidur, nanar dan termangu disana
antara percaya dan gak percaya apa yang diomonginnya. Aku kemudian sms ke Sony
<Son, apa benar kata cyntia kamu yang
membunuh bapak, katakan gak benar son?>
Dan gak ada semenit kemudian terdengar suara
panggilan di HP ku
“Hallo” kataku
“Hallo Ron, gimana kamu sekarang, kamu lagi
dimana?”
“Aku gak dimana mana, sekarang aku hanya ingin
tahu bahwa semuanya itu gak benar, gak benar kan Son? Bohong kan yang
dikaatakan wanita jahanam itu?”
“Maaf Ron, tapi semua yang dikatakaannya itu
benar, aku minta maaf ya Son”
Aku syock dan gak tahu lagi harus bagaimana
“Ron, maafin aku ya? Aku hanya butuh maafmu
dan aku tetap diterima dan tetap menjadi temanmu, aku hanya butuh itu darimu”
“Apa yang harus aku lakukan pada orang yang
membunuh bapakku? Kamu tahu kan apa yang terjadi setelah itu? Semua penderitaan
yang harus aku alami?”
“Maaf Ron”
“Sekarang maumu apa Son?”
“Aku tetep mau jadi sahabat kamu Ron”
“Benarkah, atau kamu berteman denganku ada
maksud lain?”
“Apa maksudmu?”
“Kamu belum puas cuma membunuh bapakku saja,
kamu juga ingin membunuhku juga?”
“Aku gak punya maksud demikian, please Ron
jangan berburuk sangka seperti itu”
“Terserah kamu Son, kalau kamu mau bunuh aku
juga gak apa apa kok”
“Ron………….”
“Sudahlah, kita gak usah kenal lagi mulai
sekarang, kalau kamu mau melakukan apapun terhadap diriku lakuin saja. Biar
kamu puas” kataku dan kututup sambungan telepon.
Aku marah dan sangat kecewa padanya, jadi
selama ini dia mendekatiku hanya karena dia membunuh bapakku, dasar manusia gak
tahu diri, manusia jahat. Gak puas kayaknya dia hanya membunuh bapakku, mau
bunuh aku juga kayaknya.
Semua yang dilakukan padaku hanya kepura
puraan saja, jijik aku terhadap dirinya. Aku bingung, marah, kesal dan stress.
Aku beberapa saat hanya terdiam di kamar. Jam 5an aku malas kerja, langsung aku
ambil motor dan aku segera menuju ke pantai, sampai disana aku duduk di pasir
dan melihat gelombang laut yang saling kejar kejaran, kutatap dan semoga bisa
menenangkan hatiku yang terguncang
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hari sudah gelap ketika ada seseorang yang
duduk disampingku, aku tidak perhatikan dia, pandanganku tetap kearah lautan
yang ada didepanku, gelap dan gelap, hanya sedikit cahaya bulan dan bintang
yang menerangi dan ombak yang terlihat dalam keremangan begitu indah dimataku.
“Kenapa dik disini duduk duduk sendiri, bapak
perhatiin dari tadi sore gak bergerak dan Cuma memandangi lautan saja”
Kutolehkan dan kudapatkan sosok separuh baya,
wajahnya sangat tenang dan gak tau kenaapa wajahnya bisa menentramkan hati
“Gak kenapa napa pak, sedang ingin memandang
laut saja, indah pak”
“Sesuatu yang indah belum tentu indah juga
kalau kita lihat dari sudat pandang lain, demikian juga sebaliknya sesuatu yang
tidak indah atau buruk bisa jadi kalau dipandang dari sudut lain bisa terlihat
indah”
“Maksud bapak?”
“Maksudku sesuatu bisa terlihat lain jika kita
pandang dari sudut yaang berbeda”
“Aku gak ngerti pak”
“Gak perlu paham juga kok, nanti juga akan
tahu sendiri” katanya
Bingung ni apa yang dikatakan bapak ini, aku
benar benar gak paham.
“Kalau ada masalah bisa diceritai ke bapak”
katanya
“Hmmmm, ya gitu deh pak” kataku ragu ragu
“Kamu gak percaya pada bapak?”
“Gak tahu juga pak”
“Mungkin dengan sedikit bercerita akan
membuatmu sedikit lega dan menjadi lebih enak” katanya
Kutatap dan aku hanya melihat ketenangan dan
keteduhan diwajahnya, akhirnya aku ceritakan semua dari awal sampai akhir
padanya. Aku gak tahu kenapaa aku bisa lancar bercerita pada orang asing
seperti dia yang namanya aja aku gak kenal. Setelah semuanya selseai aku cerita
ada sedikit kelegaan dalam hatiku.
“Berat ya, tapi pasti semua ada maksud dan
tujuannya yang diatas menggariskan seperti itu, jangan kamu hanya berpikir
menderita karena semua akan berakhir pada kebuntuan yang akan menjauhkan kamu
dari Nya, tapi coba kamu berpikir dari sisi lain dan kamu akan melihat cahaya
disana”
“aku gak ngerti pak”
“Jalani saja dan nanti kamu akan tahu sendiri.
Oh ya, pulang dulu sudah larut lo” katanya
Kuambil HP dan kulihat waktu ternyata sudah
jam 2 pagi. Aku kaget, masak sudah jam 2 pagi? Kukira masih jam 9 an. Aku
langsung pengen pulang dan ketika kupalingkan ke samping ke arah bapak bapak
yang tadi ngobrol denganku tadi ternyata dia sudah gak ada. Kuputar tatapanku
tapi tetap gak kutemukan dia, agak merinding sih tapi mungkin dia orangnya
sudah balik kali (hehehhe, daripada takut).
Aku langsung menuju motorku dan pulang, ditepi
pantai (dipinggir jalan) ada warung makan (warung tenda lebih tepatnya) yang
masih buka. Aku masuk dan segera memesan wedang jahe dan mengambil gorengan dan
nasi bungkus. Lapar perutku pengen diisi. Ada beberapa bapak bapak yang juga
makan disitu
“Dek, kamu tadi yang duduk duduk dipantai ya”
“Iya kok bapak tahu?”
“Itu dari motormu”
“Owww, iya pak lagi pengen lihat laut” kataku
“Tapi sendirian gitu gak capek dek?”
“Tadi aku ngobrol sama bapak bapak kok pak,
keterusan ngobrolnya sampai pagi?”
“Ha……, tapi aku lihat tadi sendirian lo”
“Masak sih pak, salah lihat kali pak”
“Mungkin juga ya dik” dan dari kata katanya
ada yang beubah
Aku biarin aja, yang penting aku sedikit lega
dan setelah aku bayar semuanya aku pulang. Sampai kos sudah jam 3 pagi, aku
langsung tidur dan terlelap sampai pagi
Tidurku diinterupsi oleh suara deringan di HP,
aku terbangun dan langsung aku pencet tombol di HP
“Hallo” kataku penasaran pada siapa yang
menelpon, aku gak kenal nomornya
“Sayank, Gimana kabarnya, aku kangen lo”
“Ini siapa ya?” kataku bingung karena gak tahu
siapa dia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar